CSR Corner

HSBC Indonesia Gandeng Bang Idin Gelar Silaturahmi Sahabat klim

HSBC Indonesia Gandeng Bang Idin Gelar Silaturahmi Sahabat klim

CSR, HSBC, Maya Rizano

Keprihatinan terhadap perubahan iklim menjadi perhatian bagi HSBC Indonesia. salah satu solusi yang mendesak dilakukan HSBC Indonesia melalui pendidikan lingkungan yang berkelanjutan sejak usia dini. Melalui program HSBC Sahabat Iklim, HSBC menggandeng salah satu tokoh lingkungan dari Jakarta yaitu Bang Idin, pejuang konservasi hutan di kawasan Kali Pesanggrahan yang belasan tahun memimpin Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KTLH) Sangga Buana.

Menurut Maya Rizano, Head of Group Communications and Corporate Sustainability HSBC Indonesia, kesamaan visi untuk mengagas lahirnya program HSBC Sahabat Iklim yang membuat kawasan Hutan Kota Pesanggrahan Sangga Buana semakin berkembang dan memberikan multiplier effect terhadap kehidupan sosial dan ekonomi para pemangku kepentingan. Hal ini dibuktikan dengan Hutan Kota Pesanggrahan Sangga Buana seluas 120 hektare yang hingga saat ini semakin diminati ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri untuk berwisata atau melakukan penelitian alam setiap tahunnya, berkembangnya budidaya ikan, peternakan kelinci dan kambing serta wirausaha lainnya.

Selain itu, juga tumbuhnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan partisipasi masyarakat dalam aktivitas pendidikan lingkungan di area Taman Baca HSBC. Diharapkan Taman Baca HSBC dapat dikelola secara mandiri oleh Karang Taruna setempat. Secara bertahap HSBC Indonesia akan melakukan pendampingan, melengkapi modul-modul pelajaran mengenai lingkungan, akhlak, budaya, dan kewirausahaan, serta mendukung penyempurnaan fasilitas agar Taman Baca HSBC di kawasan Hutan Kota Pesanggrahan Sangga Buana dapat berfungsi sebagai sentra pendidikan yang terintegrasi. “Di Taman Baca HSBC, anakk-anak diberi keleluasaan untuk bermain dan berinteraksi langsung dengan alam, mengenal berbagai jenis flora dan fauna, belajar menanam pohon bambu untuk mencegah banjir, dan melihat contoh bagaimana seharusnya lingkungan dipelihara,” kata Bang Idin

Ella Yulaelawati, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang hadir pada Silaturahmi Sahabat Iklim menyambut baik inisiatif HSBC bersama Bang Idin sebagai contoh komitmen yang patut ditiru. Karena Indonesia membutuhkan komitmen dari banyak pihak untuk turut memajukan pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan yang mengenalkan pendidikan lingkungan kepada anak-anak secara inklusif sejak usia dini adalah langkah strategis untuk menciptakan generasi yang lebih berkualitas di masa depan.

Pendidikan lingkungan yang dirintis HSBC Indonesia sejak dua tahun lalu, kata Maya, merupakan program berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek pelestarian alam, pelestarian budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Perilaku ramah lingkungan perlu terus digalakkan mulai usia dini, dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. “Kami bersyukur hal ini sudah membudaya di kalangan karyawan HSBC Indonesia dan keluarga mereka. Menjadi sukarelawan pada aktivitas pendidikan lingkungan seperti Sahabat Iklim telah menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi kami, karena dengan cara ini HSBC bisa berbagi kebaikan dan inspirasi dengan banyak saudara-saudara kita,” imbuh Maya Rizano.

Terbukti, sinergi HSBC Indonesia dengan KTLH Sangga Buana pimpinan Bang Idin juga telah menuai perhatian dan kepedulian pemerintah daerah setempat. Pembangunan infrastruktur di kawasan Kali Pesanggrahan cukup memberikan kemudahan bagi warga untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Selain bersih dari sampah, bantaran Kali Pesanggrahan juga menjadi rimbun dengan berbagai pepohonan seperti Melinjo, Bambu, Karet, dan Rengas. Warga menanam berbagai sayuran dan buah di ladang pinggir kali yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Lebih dari 60 ribu tanaman buah dan pohon langka ditanam. Ada juga 20 ribuan ikan dan beragam jenis burung yang dilepaskan guna meramaikan habitat di sana.

Selain itu, di KTLH Sangga Buana pun membuka pemancingan. Di situ air limbah dijaring dan ditangani sebelum dibuang ke sungai. Satu pemancingan bisa menyerap ikan satu ton dari sungai itu. Kebiasaan Bang Idin dan warga melepaskan bibit ikan ke Kali Pesanggrahan memberi hasil yang menggembirakan. Setiap harinya, jumlah ikan yang bisa dipancing mencapai 30 kg. Bisa dibayangkan nilai ekonomis yang dapat diperoleh peternak ikan, dan dari peternak ikan itu berapa keluarga yang terbangun kehidupannya. “Inilah konservasi alam yang memiliki nilai kehidupan. Bayangkan jika anak-anak sejak dini diberi kesempatan bermain dan belajar di lingkungan alam yang terpelihara. Perilaku hijau yang tumbuh akan membuahkan banyak kebaikan untuk masa depan mereka,” tandas Maya Rizano.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved