CSR Corner zkumparan

IRSA 2018 Kembali Digelar Adu 23 Finalis Kota dan Kabupaten

Tanny Megah Lestari, Business Development Division Head Adira Insurance. (foto: Jeihan Kahfi/SWA)

Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2018 kemball digelar untuk keenam kalinya. Penghargaan ini diberikan kepada kota dan kabupaten terbaik dalam hal penerapan tata kelola keselamatan jalan. IRSA merupakan program corporate social responsibility PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) bekerja sama dengan Majalah SWA dengan tujuan melakukan kampanye penurunan angka kecelakaan di Indonesia.

Sebagai perusahaan asuransi kendaraan bermotor, Adira Insurance berupaya mengajak seluruh lapisan masyarakat baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, pihak swasta, dan berbagai pihak lainnya untuk terus peduli terhadap keselamatan jalan.

Tanny Megah Lestari, Business Development Division Head Adira Insurance, mengungkapkan bahwa semangat dari program IRSA adalah untuk memberikan dukungan kepada pemerintah kota dan kabupaten agar terus bekerja keras menerapkan pilar-pilar keselamatan jalan di lingkungan pemerintahannya sehingga tercipta keselamatan jalan yang semakin baik.

“IRSA sejalan dengan Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Program ini menargetkan turunnya angka fatalitas kecelakaan lalu lintas sebesar 50% dari posisi baseline tahun 2010. Diharapkan dengan adanya IRSA menjadi stimulus untuk mempercepat program pemerintah tersebut,” kata Tanny di Jakarta, (30/8/2018).

Di tahun 2018, tercatat sebanyak 137 kota dan kabupaten yang ikut serta dalam IRSA 2018. Dari 137 peserta, terpilih 23 kota dan kabupaten finalis IRSA 2018. 23 finalis terpilih, berdasarkan data-data keselamatan jalan seperti jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah kecelakaan, jumlah fatalitas kecelakaan, dan data pendukung lainnya. Hingga saat ini, tahapan yang sedang berlangsung adalah observasi lapangan dan survei kepuasan pengguna jalan terhadap 23 finalis IRSA 2018, yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengukur kualitas penerapan tata kelola keselamatan jalan.

Tahun ini, IRSA diselenggarakan dengan berbagai pengembangan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan program. Antara lain perubahan metode survei kepuasan pengguna jalan. Survei dilakukan dengan lebih memperdalam aspek kuantitatif dengan tujuan agar data yang dihasilkan semakin valid dan komprehensif.

Selain itu, dengan metode ini responden yang diwawancarai lebih banyak dengan sebaran wilayah lebih luas, sehingga semakin mewakili kepuasan masyarakat pada 23 finalis IRSA 2018. Pengembangan lRSA 2018 juga dilakukan dengan menambahkan atribut observasi seperti penerapan Smart City, pedestrian light crossing, yellow box junction, hingga pengecekan materi keselamatan jalan pada kurikulum sekolah.

Proses sharing session dan penjurian tahun ini akan dilakukan pada September mendatang dan berlangsung di Kota Surabaya. Adapun penilaiannya mengacu pada lima pilar keselamatan jalan yang telah dicanangkan WHO dan diadopsi oleh banyak negara di dunia yakni manajemen keselamatan jalan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, perilaku pengguna jalan yang berkeselamatan dan penanganan pra dan pasca kecelakaan.

“Kota Surabaya kami pilih sebagai tuan rumah penjurian dan sharing session IRSA 2018, karena secara konsisten telah berhasil menjadi Pemenang IRSA 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2015 dan tahun lalu Kota Surabaya berhasil menjadi Pemenang Utama untuk kategori Excellent City yang merupakan kategori tertinggi dalam IRSA. Tidak hanya itu, kami ingin memberikan kesempatan kepada finalis untuk melakukan benchmark terhadap penerapan program-program keselamatan jalan yang telah berhasil dilakukan Kota Surabaya,” papar Tanny.

Pengumuman pemenang tahun ini akan diselenggarakan pada bulan November 2018 sebagai bentuk apresiasi terhadap kota dan kabupaten finalis IRSA 2018 yang telah menerapkan prinsip tata kelola keselamatan jalan yang baik.

Berikut 23 finalis IRSA 2018: Kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi yakni Kota Banjarmasin, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Pekalongan, dan Kota Yogyakarta. Kota dengan tingkat kepadatan penduduk rendah yakni Kota Ambon, Kota Bitung, Kota Bontang, Kota Probolinggo, Kota Samarinda. Kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi Kab. Tangerang, Kab. Jepara, Kab. Cianjur, Kab. Kuningan, dan Kab. Pacitan. Kabupaten dengan tingkat kepadatan penduduk rendah yaitu Kab. Banyuasin, Kab. Bangka, Kab. Barito Kuala, Kab. Kotabaru, dan Kab. Ogan Komering Ilir. Dan kategori Excellent City adalah Kota Balikpapan, Kota Tangerang, dan Kota Semarang.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved