CSR Corner Corporate Action

Jelang Lebaran, Pasar Murah Wilmar Ada di 10 Lokasi

Jelang Lebaran, Pasar Murah Wilmar Ada di 10 Lokasi

PT Wilmar Nabati Indonesia terus mengadakan pasar murah sepanjang bulan Ramadhan. Kegiatan ini diutamakan kepada daerah yang masyarakatnya berpenghasilan rendah. MP Tumanggor, Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia, menjelaskan kegiatan pasar murah akan terus digelar sampai dua hari jelang Hari Raya Idul Fitri. Selama Ramadhan ini, Pasar Murah Wilmar ditargetkan berlangsung di 10 lokasi. Pasar murah diawali dari Solo berlanjut ke daerah lain yaitu Surabaya, Gresik, Jambi, Bantargebang, Bekasi di Jawa Barat, dan Cilincing, Jakarta Utara.

“Kami pilih lokasi pasar murah di mana masyarakatnya berpenghasilan rendah. Supaya kegiatan ini tepat sasaran,” kata Tumanggor ketika dijumpai dalam kegiatan Pasar Murah Minyak Goreng di Tempat Pelelangan Ikan Cilincing, Jakarta Utara, dalam rilisnya pada pekan lalu. Pasar Murah Minyak Goreng ini menjual produk sabun dan minyak goreng dengan harga terjangkau. Harga minyak goreng Fortune dijual Rp 9 ribu per liter, yang lebih murah dari harga di pasar sekitar Rp 11 ribu per liter. Sabun bermerek illie’s dijual Rp 2.500 per batang lebih rendah dibandingkan harga produknya senilai Rp 3.500 per batang.

Pasar Murah Wilmar di Cilincing, Jakarta Utara. (Foto : Istimewa)

Pasar Murah Wilmar di Cilincing, Jakarta Utara. (Foto : Istimewa)

Masyarakat setempat mengapresiasi Pasar Murah Wilmar. “Dari enam lokasi, minyak goreng yang terjual sebanyak 30 ton. Sedangkan, penjualan sabun berjumlah 2.000 karton,” kata Tumanggor. Menurutnya, Pasar Murah akan digelar pada empat lokasi lain untuk menyalurkan minyak goreng dan sabun. Lokasinya kemungkinan di wilayah Depok, Jawa Barat. “Harapan kami, pasar murah akan meringankan masyarakat di saat Ramadhan. Dengan memperoleh barang berkualitas dengan harga murah,” kata Tumanggor.

Wilmar Nabati Indonesia mengolah sawit mentah dan menghasilkan aneka produk hilir oleofood, oleokimia, biofuel, hingga Biolefin. Ke depan, perusahaan ini juga berambisi mengembangkan produk bahan bakar berupa bio-avtur untuk pesawat udara. Sebelumnya, Wilmar Nabati Indonesia meresmikan pabrik barunya di Gresik, Jawa Timur yang dijadikan sebagai kawasan produksi terintegrasi. Presiden Direktur Wilmar Nabati Indonesia Hendri Sakti menuturkan, pihaknya menggelontorkan investasi hingga US$ 1 miliar untuk membangun fasilitas produksi ini. “Kami juga ingin membangun fasilitas serupa yang juga akan memacu hilirisasi Wilmar Nabati Indonesia. Lokasinya nanti di Kalimantan Timur,” katanya.

Minyak goreng adalah produk turunan dari kelapa sawit. Pemerintah menggalakkan hilirisasi industri kelapa sawit. Para pelaku industri sawit terus menciptakan produk turunan dari minyak sawit. Pada 2014, produksi CPO/ minyak sawit mentah Indonesia sekitar 32 juta ton, dan sebagian besar diolah menjadi minyak goreng sawit, lemak padatan pangan, produk oleokimia, hingga biodiesel sebagai sumber energi terbarukan. Adapun, ekspor minyak goreng, baik curah maupun kemasan pada 2014 mencapai 13,7 juta ton dengan nilai ekspor sekitar US$ 10,6 miliar.

Pemerintah pun telah menetapkan kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit untuk meningkatkan nilai minyak sawit mentah menjadi aneka produk hilir bernilai tambah tinggi. Sekitar lima hingga sepuluh tahun lalu, Indonesia masih mengandalkan ekspor komoditas primer minyak sawit mentah. Program hilirisasi industri akan mengubah mental tradisional menjadi mental produktif berupa peningkatan ekspor produk hilir sawit bernilai tinggi. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengharapkan produk CPO Indonesia diolah menjadi produk yang bernilai tambah, misalnya bisa mengeskpor pasta gigi atau sabun. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved