CSR Corner

Kalbe Farma Edukasi Penyakit Ginjal

Pesera seminar sedang mengantre untuk konsultasi kesehatan seperti tensi dan gula darah.

Memperingati Hari Ginjal Sedunia, PT Kalbe Farma TBK (Kalbe) melalui Kalbe Ethical Customer Care (KECC) dan Indonesia Kidney Care Club (IKCC) menyelenggarakan edukasi kesehatan dengan mengangkat tema “Cegah Gagal Ginjal dan Nutrisi Tepat untuk Pasien Ginjal” bekerjasama dengan RS St. Carolus Salemba.

Renie Fisca Linarta, Customer Relation Manager PT Kalbe Farma Tbk, menyampaikan, sekitar 350 ratus orang yang terdiri dari pasien ginjal, diabetes/hipertensi, keluarga pasien, dan pemerhati ginjal hadir dalam acara ini untuk mengikuti rangkaian kegiatan diantaranya edukasi kesehatan mengenai penyakit ginjal kronis (PGK) dan konsultasi kesehatan seperti tensi dan gula darah.

“Bagi pasien, mereka bisa bertemu dengan sesama pasien sehingga bisa saling sharing dan menguatkan. Tentunya dengan narasumber dokter spesialis ginjal pun mereka diharapkan dapat menjaga kualitas hidupnya melalui pengobatan yang dianjurkan dokter. Untuk orang sehat, tentunya dengan mereka tahu apa itu ginjal, bagaimana menjaga kesehatan ginjal, mereka bisa melakukan deteksi dini,” ujarnya pada SWAOnline di Jakarta, Sabtu (07/03).

Setiap tahunnya, Hari Ginjal Sedunia diperingati pada hari Kamis kedua di bulan Maret. Pada tahun ini jatuh pada 12 Maret 2020. Menurut Suhardjono, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, mengatakan, Hari Ginjal Sedunia diperingati untuk menyadarkan masyarakat mengenai bahaya penyakit ginjal.

“Ginjal itu organ yang istimewa, karena jika sudah rusak tidak bisa pulih. Untuk itu lebih baik mencegah sejak dini,” katanya.

Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menunjukkan, di Indonesia prevalensi penyakit ginjal kronis mencapai angka 3,8 permil. Angka tersebut meningkat dari 2,0 permil di 2013 yang berarti ada 3.800 orang yang mengidap penyakit ginjal kronis dari satu juta orang.

Prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia sebesar 0,2% dan prevalensi tertinggi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, serta 60% penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani terapi dialisis. Pada 2016, penyakit ginjal kronis merupakan penyakit katastropik kedua terbesar setelah penyakit jantung yang menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp 2,6 triliun.

“Penyakit ginjal dapat ditimbulkan oleh diabetes atau hipertensi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit ginjal adalah dengan mengendalikan kedua penyakit tersebut. Sebab, jika kadar gula darah dan tekanan darah tidak terkontrol, maka lama-kelamaan ginjal akan rusak,” ujar Suhardjono.

Jika mengalami gejala-gejala penyakit ginjal atau memiliki riwayat penyakit ginjal, kata dia, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan secara rutin. Sebab, lebih dini penyakit ginjal ditemukan dan mendapat penanganan sejak awal, maka pelung untuk sembuh pun juh lebih besar.

Saat ini, Kalbe melalui anak usahanya PT Kalbe Genexine Biologics tengah mengembangkan obat bioteknologi paten Efopoetin alfa (EPO-HyFc). Obat ini nantinya digunakan untuk terapi anemia pasien ginjal kronis.

Pengembangan obat Efopoetin alfa saat ini sudah memasuki fase uji klinis tahap 3, untuk menguji apakah obat telah memiliki efektifitas dan keamanan untuk digunakan manusia.

Uji klinik fase 3 secara global dengan produk yang diproduksi di Indonesia melalui PT Kalbio Global Medika (KGM) akan melibatkan 386 subyek dari 50 institusi yang terdapat di 6 negara yakni Indonesia, Australia, Taiwan, Filipina, Thailand, dan Malaysia. Obat Efepoetin alfa sendiri telah selesai melakukan uji pre klinis, uji klinis fase 1, dan fase 2 dengan hasil yang telah diakui secara Internasional.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved