CSR Corner

Literasi Keuangan Avrist Fokus Pemberdayaan Perempuan

Literasi Keuangan Avrist Fokus Pemberdayaan Perempuan

Avrist Assurance Indonesia menyadari di tangan perempuan, generasi bangsa ini akan lebih maju lagi. Maka itu tanggung jawab sosial sebagai perusahaan asuransi dalam memberikan literasi asuransi konsisten dilakukan. Tahun ini fokus literasi yang dilakukan pemberdayaan perempuan menjadi pilihan Avrist sebagai tanggung jawab sosial dalam literasi edukasi. Disampaikan Makki Ibrahim Kusuma, Direktur PT Avrist Assurance Indonesia (Avrist) tahun lalu tanggung jawab sosial itu dengan berikan buku tentang asuransi untuk anak SD.

“Usaha mikro di Indonesia 60 persen digerakkan perempuan. Pada saat mendidik dan mengembangkan wanita sebenarnya sedang membangun suatu generasi. Makanya tahun ini tema CSR nya difokuskan untuk perempuan,” imbuh Supardi.

Untuk itu, Avrist menggandeng Amartha, perusahaan fintech yang mendukung, mengembangkan usaha mikro dan menyalurkan dana pinjaman untuk wirausaha yang seluruh anggotanya adalah perempuan. Avrist bersama Amartha melakukan edukasi bukan saja menyalurkan dana para pengusaha mikro itu agar lebih berkembang produk dan pemasaran. Langkah ini juga sejalan dengan misi Avrist menjadi solusi dalam setiap isu sosial di Indonesia yaitu mendukung solusi keuangan inklusi bersama Amartha.

Digandengnya Amartha oleh Avrist menurut Makki, mereka berani masuk ke suatu daerah di mana usaha mikronya belum bankable. Program ini akan fokus di satu wilayah dulu di Jasinga, Bogor. Ada 43 usaha mikro yang didanai dan dikembangkan di sana. Program #CSR ini lebih terukur dibanding tahun lain. Karena akan dievaluasi di akhir tahun bagaimana usaha-usaha mikro yang didukung akan lebih maju dari sebelumnya.

Menurut Makki, program ini juga bagian dari kepedulian karyawan dalam berbagi juga. Misalnya karyawan berbagi pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan produk, bagaimana mereka memenuhi target produk pemesan dan sebagainya. “Kami juga memperkenalkan produk dan pentingnya asuransi. Menyampaikan ke mereka bahwa menjadi agen juga bisa berpenghasilan selain dapat ilmu tentang proteksi diri,” jelasnya.

Menurut Andi Taufan Garuda Putra, CEO dan Pendiri Amartha, tahun lalu pihaknya berhasil menyalurkan dana bantuan pengembangan bisnis hingga Rp 50 miliar ke usaha mikro yang sebagian besar pemiliknya perempuan.

Ibu Endon, salah satu penerima dana dari Amartha menceritakan awalnya terkesan dengan cara anggota Amartha menyampaikan tujuannya. Sebelum mengenal Amartha dia sudah ada usaha kripik kecil-kecilan. Sekarang sudah 2 tahun bersama Amartha dan dapat modal, usahanya makin berkembang sudah bisa jual grosiran dan produk pun berkembang. Selain keripik singkong, sekarang sudah ada keripik belimbing dan keripik pelepah pisang. “Saya juga sudah ada tabungan dan bisa beli motor, dulu sangat pas-pasan,” ungkapnya.

Epi salah satu calon penerima dana pengembangan bisnis dari Amartha dan Avrist berharap bisnis kripiknya bisa lebih berkembang. Karena selama ini mengalami hambatan dalam pemasaran dan permodalan.

Total pembiayaan selama satu tahun kerja sama dengan Avrist untuk pengembangan usaha mikro di Jasinga ini Rp 124 juta. Dikatakan Makki, program ini akan dikembangkan Avrist selama 5 tahun, tiap tahun akan memberikan budget berbeda. “Akses modal dan pendampingan bersama Avrist sama seperti yang kami lakukan selama ini. Selain itu mendukung para ibu dalam pengembangan usaha, kamj juga melakukan cek kesehatan, demi menjaga ketahanan tubuh para ibu ini. Di Jasinga kami sudah sejak 2012, ada pemilik usaha yang sudah lunas dan berkembang terus hingga sekarang,” jelas Taufan. Pinjaman yang diberikan tiap ibu wirausaha minimal Rp 3 juta untuk satu tahun pinjaman.

Ditegaskan Makki tentang pengembalian dana bukan soal utama, tapi yang lebih dipentingkan pihaknya adalah para pemilik usaha mikro lebih berkembang usahanya. Karena dana bagi hasil yang dikembalikan akan diputar lagi untuk digunakan untuk pengembangan usaha mikro lain bersama Amartha.

Hingga saat ini menurut Taufan Amartha berhasil memberikan modal pada 28 ribu usaha mikro. “Kredit macet kami nol persen, ada 1-2 yang bermasalah tapi semua dana yang dipinjamkan kembali lagi kok. Caranya para ibu berkelompok, masing-masing anggota saling menjaga dan mengingatkan pinjamannya,” katanya. Makki berharap dengan program Avrist Warrior Woman, akan lebih banyak perempuan maju yang pada ujungnya akan melahirkan generasi-generasi lebih baik lagi bagi Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved