CSR Corner

Nucleus Farma Donasi Suplemen Atasi Stunting Lewat Kemenkes

Edward Basilianus, CEO Nucleus Farma (kanan)

Stunting masih menjadi masalah yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Karena itu, mengatasi stunting menjadi salah satu fokus program pemerintah saat ini. Percepatan penanganan stunting tahun 2020 diperluas ke 260 kabupaten/kota dari yang sebelumnya 160 kabupaten/kota pada 2019.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.

Riset Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 menemukan jumlah balita stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen. Artinya, terdapat 6.3 juta dari populasi 23 juta balita di Indonesia yang mengidap masalah stunting. Jumlah ini melampaui nilai standar maksimal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni sebesar 20 persen, atau seperlima dari jumlah total anak balita dalam suatu negara.

Edward Basilianus SE. MM, CEO Nucleus Farma, menjelaskan, Nucleus Farma sebagai produsen INAmed (Indonesia Natural Medicine) memiliki beberapa hak paten untuk mengatasi stunting. Pertama, Metode Ekstraksi Ikan Gabus (Channa Striata) sebagai sediaan bahan baku farmasi dalam bentuk serbuk, kapsul, sachet dan cairan untuk mencegah stunting dan menjaga ibu hamil dengan nomor paten P0020198169.

Kedua, suplemen kesehatan (Onoiwa MX) antioksidan tinggi yang diformulasikan dari ekstrak Channa Striata, Curcuma Xanthorriza, dan Moringa Oleifera dalam bentuk kemasan sachet cair kental siap inum untuk pengobatan Hipoalbumin, malnutrisi, penyembuhan luka dan mengatasi stunting sejak ibu hamil dengan nomor paten P0020198169.

Ketiga, produksi suplemen Kesehatan dari Hidrolisat protein Ikan Gabus ((Channa Striata) yang diformulasikan dengan herbal ekstrak Moringa Oleifera dan Curcuma Xanthorriza dengan antioksidan dan nutrisi sebagai obat untuk memelihara kesehatan dalam sediaan serbuk siap seduh dengan nomor paten P00202002432.

Keempat, suplemen kesehatan diformulasikan dari ekstrak Moringa Oleifera, Phylantus Niruri, Nigella Sativa, dan Propolis sebagai obat herbal untuk meningkatkan sistem imun, memelihara kesehatan ibu hamil dan mengatasi gejala stunting anak di usia dini dengan nomor paten P00202002076.

Berangkat dari paten yang telah dimiliki dan terdorong untuk membantu mengatasi stunting di Indonesia, Nucleus Farma meluncurkan “Onoiwa” dan “Onoake”. Keduanya merupakan suplemen untuk mencegah stunting pada anak-anak. Onoiwa dibuat dari ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata), temulawak (Curcuma xanthorrizha), dan daun kelor (Moringa oleifera). Sementara Onoake dibuat dari ekstrak daun kelor, Phylanthus Niruri (Meniran), dan Nigela Sativa (jinten hitam).

“Masyarakat tidak perlu repot mencari daun kelor untuk menambah nafsu makan, karena kedua produk tersebut mengandung daun kelor yang bisa menambah nafsu makan pada anak-anak, sehingga bisa mencegah stunting,” kata Edward saat memperkenalkan produk tersebut kepada Dr. dr. Ina Rosalina, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan, di Gedung Kemenkes (13/7/2020)..Dalam kesempatan tersebut, Edward secara simbolis menyerahkan bantuan suplemen Onoiwa dan Onoake kepada Kemenkes. Kedua produk ini bisa digunakan di Dinkes – Dinkes lini terbawah seperti Puskesmas.

Prof. Dr. Syamsudin, M. Biomed. Guru Besar Tetap Farmokologi, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, mengatakan, masalah stunting yang menghambat tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan penggunaan obat atau ramuan tradisional. ”Ada ramuan yang dapat mengatasi stunting, salah satunya ekstrak ikan Gabus (Channa striata) karena memiliki Albumin cukup tinggi, sehingga dapat memenuhi masalah kecukupan gizi,” tutur Prof. Syamsudin.

Menurutnya, ramuan lain yang bisa mengatasi stunting yakni ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrizha ) yang mengandung curcuminoid untuk merangsang nafsu makan, sehingga sangat baik diberikan kepada balita.

Dr. dr. Ina mengakui angka stunting di Indonesia masih tinggi, karena itu saat ini pemerintah sedang gencar mencegah stunting lebih lanjut. Salah satu penyebab stunting tinggi di Indonesia karena masyarakat banyak yang belum paham bagaimana mencegahnya. Stunting bisa dicegah mulai dari konsepsi, yakni pertemuan antara sel telur dan sel sperma.

Lebih jauh Dr. dr. Ina menjelaskan, ada beberapa cara untuk mengatasi stunting, antara lain dengan cara konvensional, memperbaiki kesehatan masyarakat misalnya melalui program “Isi Piringku”, dan cara tradisional. “Cara tradisional dengan menggunakan ramuan yang berasal dari alam dan pemijatan atau urut. Ramuan yang jelas meningkatkan nafsu makan adalah daun Kelor, Temulawak, karena memiliki zat aktif tertentu yang merangsang tubuh, ditambah ikan Gabus yang mengandung protein yang menyehatkan. Tapi ramuan-ramuan tersebut bukan untuk mengobati stunting, tetapi membantu mencegah terjadinya stunting, karena ramuan tersebut merangsang orang untuk nafsu makan,” jelasnya.

Kemenkes mendukung hadirnya produk suplemen untuk mencegah stunting yang dibuat dari bahan-bahan alami dan diproduksi oleh perusahaan Indonesia. “Para dokter bisa meresepkan suplemen – suplemen tersebut untuk mencegah stunting pada anak-anak,” tuturnya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved