CSR Corner Corporate Action

Peduli Pendidikan Olahraga Anak, British Council-UNICEF Gelar International Inspiration

Peduli Pendidikan Olahraga Anak, British Council-UNICEF Gelar International Inspiration

British Council bekerja sama dengan UNICEF dan UK Sport membentuk International Inspiration, sebuah program pengembangan pendidikan olah raga yang menyasar anak-anak dari berbagai kalangan pada 22-23 Oktober 2013. Asal muasal program ini tercipta saat Inggris mengajukan proposal untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2012, pihaknya bermaksud menggunakan olah raga sebagai ladang inspirasi generasi muda untuk meningkatan kualitas hidupnya.

Akhirnya, setelah resmi menjadi tuan rumah, program ini mulus tercatat sebagai salah satu bagian dari Olimpiade London 2012. Hasilnya pun mencengangkan, sebanyak 12 juta anak muda dari 20 negara berhasil dihimpun dan menyemarakkan acara.

IMG_3787

Salah satu negara yang mengimplementasikan program ini adalah Indonesia. Selain bekerja sama dengan UNICEF, British Council juga bermitra dengan instansi dalam negeri seperti Kementerian Sosial, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, serta Kementerian Pendidikan. Ada 3 fokus kegiatan yang dititikberatkan. Pertama, pendidikan jasmani yang inklusif, pembangunan kemitraan antara 10 SD dan 10 SMP di Indonesia dengan 10 SD dan SMP di Inggris, serta penggunaan olah raga dan permainan untuk kebutuhan perubahan perilaku, utamanya bagi kalangan prasejahtera seperti anak jalanan.

“Kira-kira sekitar 300-an sekolah di 5 kota di Indonesia (Jakarta, Subang, Pasuruan, Surabaya, dan Bone) yang telah bekerja sama dengan kami dalam program ini,” terang Mark Crossey, Director Programme British Council Indonesia. Lantas bagaimana menyortir sekolah yang relevan untuk mengimplementasikan program ini? Mark Lucet, Deputi Head Representative UNICEF menyatakan bahwa untuk menyiasatinya harus ada kerja sama dengan pemerintah daerah mengingat banyak sekolah di Indonesia yang masih terdesentralisasi.

“Ada lebih dari 500 ribu anak di 5 kabupaten kota di Indonesia yang sudah menerima manfaat dari program ini. Untuk itulah kami selalu bekerja sama dengan pemerintah daerah baik itu Bappeda, Dinas Pendidikan, maupun Dinas Pemuda dan Olah Raga, serta menyesuaikan sistim pendidikan di daerah tersebut. Kami juga harus memastikan bahwa program dapat berjalan secara inklusif,” terang Mark.

Adapun agenda di hari kedua konferensi akan digunakan untuk penandatanganan kerja sama British Council dan UNICEF dengan Kementerian Sosial terutama untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas pekerja sosial. Mia Anissa, Senior Programmes Manager British Council Indonesia menyebutkan bahwa selain untuk sharing, konferensi juga digunakan sebagai wadah untuk membicarakan bagaimana program dapat berjalan secara berkesinambungan ke depannya.

“Intinya program ini adalah menggunakan olah raga sebagai media untuk meraih anak-anak dengan berbagai latar belakang dan kebutuhan sehingga terciptalah student center learning. Jadi semua proses pembelajaran dimulai dari siswa dilihat dari kebutuhan dan kemampuannya. Pendidikan yang inklusif itu adalah spirit dari program ini. Itu sebabnya yang bergabung dalam program ini tidak hanya sekolah atau siswa, tapi juga pekerja sosial dan anak-anak dari sektor nonformal,” pungkasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved