PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) telah menyelesaikan renovasi 14 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebagai bagian dari program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Program ini sejatinya merupakan tugas khusus dari Kemenkeu yang bekerja sama Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

Empat belas rumah ini berlokasi di Purwokinanti, Yogyakarta. Permukiman di kawasan di tepi Kali Code ini sebelumnya dianggap kumuh dan tidak layak huni. SMF menggandeng Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) untuk melakukan survei dan sosialisasi.

“Sejak Agustus 2018, SMF dan BKM telah melakukan survei untuk memilih daerah kumuh di Yogyakarta. Pada Desember 2018, pilot project pun dimulai dari Kelurahan Purwokinanti dengan memilih 14 rumah,” jelas Imam Sudiro, Koordinator Pimpinan Kolektif BKM.

Adapun kriteria kekumuhan adalah kondisi bangunan gedung, kondisi jalan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan persampahan, dan kondisi proteksi kebakaran.

Biaya untuk renovasi masing-masing rumah bervariasi tergantung tingkat kerusakan dan luas lahan. Kisarannya mulai dari Rp 30 juta hingga Rp 100 juta. Meski menggunakan dana hibah Bina Lingkungan, nantinya masyarakat yang rumahnya direnovasi diminta mengembalikan 35% dari keseluruhan dana renovasi. Jumlah cicilan dan tenor pun ditentukan sesuai kesepakatan agar tidak membebankan pemilik rumah. Dana ini kemudian akan digunakan untuk membiayai renovasi batch selanjutnya.

Setelah Yogyakarta, SMF berencana memperluas cakupan Kotaku ke 32 kota/kabupaten. Beberapa diantaranya Semarang, Pontianak, Bukittinggi, dan Makassar.

Program Kotaku merupakan salah satu dari 4 program yang dibebankan khusus oleh Kemenkeu kepada SMF. Program lainnya yakni Penurunan Beban Fiskal direalisasikan melalui pemberian dukungan pada Program KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Pembiayaan Homestay di Destinasi Wisata, dan Pembiayaan Rumah Pasca Bencana.

www.swa.co.id