CSR Corner Editor's Choice Corporate Action

Sukanto Tanoto Rogoh Kocek Rp15 Miliar untuk Pendidikan

Sukanto Tanoto Rogoh Kocek Rp15 Miliar untuk Pendidikan

Tidak sedikit konglomerat di Indonesia yang menjadi filantropi. Tengok saja taipan asal Belawan, Sumatera Utara, Sukanto Tanoto, yang merogoh kocek pribadi setidaknya Rp 15 miliar setiap tahun. Dana sumbangan dari bos besar Royal Golden Eagle Group itu diperuntukkan untuk pendidikan.

Sukanto Tanoto memang dikenal aktif dikegiatan sosial jauh sebelum Tanoto Foundation didirikan. Pria berusia 68 tahun itu acap kali terlibat dalam bantuan pendidikan, pemberdayaan masyarakat hingga peningkatan kualitas hidup. Bersama istrinya, Tinah Bengei Tanoto, didirikanlah yayasan yang fokus di bidang pendidikan pada tahun 2001. “Founder memiliki keyakinan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik. Upaya utama dalam mendapatkan kehidupan lebih baik itu hanya bisa dicapai dengan pendidikan, ” ujar Sihol P. Aritonang, Ketua Pengurus Tanoto Foundation.

Sukanto Tanoto & Istri (istimewa)

Sukanto Tanoto & Istri (istimewa)

Sihol menjelaskan, dana operasional Tanoto Foundation didapat langsung dari dompet pribadi Tanoto dan istri. Dana tersebut tidak diperoleh dari laba atau kas grup atau anak perusahaan. “Setiap anak perusahaan sudah memiliki kegiatan CSR masing-masing. Sementara Tanoto Foundation adalah murni sumbangsih Sukanto Tanoto,” sambungnya.

Kegiatan Tanoto Foundation meliputi program beasiswa di mana sejak tahun 2006, yayasan yang bermarkas di Jakarta ini telah memberikan beasiswa ke 3.500 jiwa. Yayasan ini bermitra dengan 28 perguruan tinggi, salah satu bentuknya adalah mendukung akses dan peningkatan kualitas pendidikan dengan menyediakan infrastruktur agar proses belajar dapat berjalan baik. Sebut saja, perpustakan Tanoto di Prasetiya Mulya Business School, Jakarta.

Selain beasiswa, yayasan ini fokus pada kualitas pendidikan seperti school improvement program (Pelita Pendidikan) di 240 sekolah di daerah pedesaan di Sumatera Utara, Jambi, Riau. “Penerima manfaatnya sudah mencapai 21.000 murid dan 3.500 guru,” katanya.

Pelita Pendidikan dikembangkan melalui berbagai program. Pertama, Pelita Pustaka Lestari, yaitu distribusi buku untuk perpusataakan. Kedua, Pelita Guru Mandiri, yakni peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar. Ketiga, Pelita Sekolah Sehat, berupa renovasi toilet, pembangunan toilet dan sanitasi.

Uang pribadi Tanoto itu juga disumbangkan untuk kegiatan Tanoto Student Research Award, yakni sebuah kompetisi riset untuk himpunan mahasiswa untuk meningkatkan iklim penelitian di antara generasi muda. Kegiatan ini bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Sumatera Utara. Hingga saat ini, yayasan sudah memberikan dana hinah mendukung lebih dari 250 penelitian. “Belum ada program yang baru tahun depan. Karena yang kami cari adalah bukan banyaknya kuantitas atau penerima bantuan, tetapi kualitas bantuan yang kami berikan,” sahutnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved