CSR Corner

Tahun 2030, Target Emisi Gas Rumah Kaca Berkurang 29 Persen

Berbagai upaya untuk mendukung pengurangan emisi rumah kaca sebenarnya sudah dilakukan seperti audit komplain terhadap lingkungan yang dilakukan para perusahaan, kota hijau dan energi terbarukan, mengurangi lahan gambut serta lainnya. Pemerintah Indonesia diakui memiliki komitmen besar dalam mewujudkan pembangunan berkesinambungan yang ramah lingkungan tersebut. “Terkait sampah plastik, kini sudah mulai ada plastik ramah lingkungan,” tambahnya.

Karenanya, ia berharap melalui IUMRS-ICA 2018 ini bisa menciptakan material ramah lingkungan dan mengolah bahan-bahan bekas lebih ke ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. “Kami harapkan ke depannya banyak material yang ramah lingkungan dipergunakan. Jika tidak bumi akan berat untuk menanggung meteri yang dibuang. Contoh produk elektronik dan gadget,” terangnya.

President MRS-INA (Material Research Society Indonesia), Prof. Dr. Evvy Kartini mengatakan, perhimpunan masyarakat penelitian material internasional yang hadir berasal dari 20 negara yang terdiri dari ahli energi, kesehatan lingkungan, aplikasi nuklir dan lainnya. Banyak hal dibahas, utamanya terkait dengan perkembangan material sains di dunia. Dunia, khususnya Indonesia dapat memanfaatkan komponen material sains untuk mendukung terwujudnya program pembangunan berkelanjutan.

“Material sains yang kini sedang menjadi tren seperti energi electric vehicle berbasis energi baru terbarukan, dan materi lithium battery,” papar Evvy. Peneliti BATAN ini pun mengungkapkan pihaknya kini juga sedang berdiskusi teknologi masa depan adalah industri 4.0 di mana basisnya itu semua menggunakan material seperti vensor, device maupun robot. Karena di negara lain pun baru beberapa negara yang mempunyai itu, seperti China. “Kami juga mendiskusikan apakah mungkin di Indonesia ada solarod, di mana infinity energy, energinya dari matahari kemudian kita simpan ada di solarod, kemudian electric vehicle itu bisa sambil jalan sambil di charging,” ia menerangkan.

Sementara itu, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Djarot S. Wisnubroto menegaskan banyak hal akan dibahas dalam konferensi ke-19 ini. Pihaknya pun akan membawa pengembangan beberapa teknologi baru berbasis aplikasi nuklir. Salah satunya smart magnet yang bisa diaplikasikan kedalam Kapal Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved