CSR Corner Corporate Action

Tebar 1.000 Alat Bantu Low Vision di Hari Penglihatan Sedunia

Tebar 1.000 Alat Bantu Low Vision di Hari Penglihatan Sedunia

Hari Penglihatan Seduni menggelar program “Tebar 1000 Alat Bantu Low Vision”. Low Vision atau yang kerap disingkat menjadi Lovi merupakan gangguan penglihatan berupa penurunan tajam penglihatan atau lantang pandang permanen setelah mendapat pengobatan maksimal maupun menggunakan alat optik standar. Saat ini memang belum banyak masyarakat yang mengetahui apa itu Lovi. Padahal berdasarkan data WHO, jumlah penderita Lovi di dunia lebih banyak empat kali lipat dari pada penderita buta total. Sebanyak 245 juta jiwa penderita Lovi tersebar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia.

Hal tersebut mendorong Syamsi Dhuha Foundation (SDF), sebuah LSM nirlaba yang peduli kepada Low Vision untuk mengadakan suatu acara yang mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap penderita Lovi. Bertepatan dengan Hari Penglihatan World Sight Day – WSD) – Minggu, 11 Oktober 2015 – Syamsi Dhuha Foundation (SDF), luncurkan program ‘Tebar 1000 Alat Bantu Lovi’ yg akan berlangsung hingga 10 Oktober 2016′.

Wujud kepedulian SDF terhadap penyandang Low Vision (Lovi) bukanlah baru dilakukan di tahun ini. Sejak 10 tahun terakhir, SDF sudah gencar melakukan berbagai program pelatihan, edukasi, sosialisasi, pendampingan dan penelitian bagi para penyandang disabilitas netra. Dan di tahun ini, SDF ingin menunjukkan kepdulian lebih kepada penyandang Lovi dengan memberikan 1000 alat bantu Lovi. Hal ini dimaksudkan agar para penyandang Lovi dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan dapat meningkatkan produktivitas mereka.

image002

“Selama ini ketersediaan alat bantu Lovi masih sangat terbatas, baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Banyak yg tak menyadari bahwa jumlah penyandang Lovi di seluruh dunia (246 juta orang) jauh lebih besar dari jumlah penyandang Totally Blind/TB (39 juta orang)”, papar Dian Syarief, penyandang Lovi yg juga merupakan Ketua SDF. Dengan mengusung tema “Melihat dengan Hati” pada acara WSD tahun ini, SDF juga akan meluncurkan audiobook ‘pengembalian terhebat’ yang berisi kompilasi kisah dan tertimoni dari 10 sahabat Lovi dan TB yang berkecimpung di SDF.

Perhatian kepada penyandang Lovi tidak hanya datang dari sesama penyandang Lovi, namun juga dari kalangan dokter. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Ine Renata, Sp.M (K), dokter pemerhati Lovi dari RSM Cicendo menjelaskan, “Dengan adanya keterbatasan kemampuan penglihatan, maka fungsinya perlu dialihkan ke pendengaran. Karena itu dibutuhkan alat bantu yg bersuara seperti : komputer bicara, handphone bicara, jam bicara atau alat bantu yg sifatnya adalah perbesaran, seperti : kaca pembesar (magnifier/loupe). Seorang penyandang Lovi harus berkonsultasi dengan ahli mata untuk diperiksa kondisi penglihatannya dan pemilihan alat bantu yg tepat dan sesuai dengan kondisi matanya. Sayangnya memang alat bantu Lovi masih harus diimpor karena belum ada produsen lokal”.

Puncak peringatan WSD 2015 ini juga dihadiri oleh Dekan FK UNPAD, dr. Arief Kartasasmita, Sp.M(K), M.Kes., MM., PhD, mengatakan : ”Siapapun berhak untuk dapatkan perawatan kesehatan yg layak. Layanan kesehatan harus dapat jangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yg rentan terkena masalah kesehatan mata. Hal lain yg perlu diingat, kesehatan mata termasuk pelayanan rehabilitasi yg harus diutamakan, termasuk bantuan dan dukungan bagi para penyandang Lovi ini. Karena itu inisiatif dan keberadaan program ‘Tebar 1000 Alat Bantu Lovi’ ini perlu didukung oleh semua pihak”, saat membuka acara puncak peringatan WSD 2015. acara ini juga diramaikan dengan adanya konsultasi mata komprehensif bersama para dokter spesialis mata, konsultan Informasi Teknologi (IT), profesional rehabilitasi Lovi dan Psikolog, serta ada pula relawan yang mengajarkan seni melipat kertas (Origami) dan mendongeng bagi para penyandang Lovi cilik.

Acara ini juga sarat makna ketika Arvan Pradiansyah yang merupakan penulis buku ‘7 Laws of Happiness’ berbagi resep untuk meraih kebahagiaan. Menurutnya, untuk bisa memperoleh kebahagiaan seseorang harus bisa belajar untuk memiliki kemampuan bersabar, bersyukur, menyederhanakan berbagai hal dalam kehidupannya, berbagi kasih sayang, senang berbagi, mudah memaafkan dan berserah diri kepada Tuhan. Selain itu ada pula persembahan lagu tematik dari para sahabat Lovi dan TB, ada juga kolaborasi para pemain biola jalanan (Street Vionlinst) dengan alumni ITB ’83 (Ladies Power).

Ada juga Taufik Faturahman dan Ardinal Purbowo yang mewakili sahabat Lovi dari para pengisi audio book “pengalaman terhebat” yang menuturkan pengalaman mereka ketika berproses untuk bisa membangun semangat dan meraih kebahagiaan dengan cara terus belajar dan berkarya yang juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved