CSR Corner Corporate Action

Tiga Wanita Tangguh Berbagi Cerita di Hari Kartini

kartini ydba

Wanita tidak identik dengan makhluk lemah dan tak berdaya. Ini dibuktikan oleh tiga wanita wirausaha yang merupakan UMKM binaan YDBA (Yayasan Dharma Bhakti Astra). Ketiga wanita tersebut, yaitu Ir. Henny Pemilik PT Cipta Daya Mandiri Insani Bandung, Iin Susanti Witono Pemilik Bengkel Sinar Barito Semarang dan Daryati Pendiri Koperasi Swadaya Mandiri Pasar Minggu. Mereka menyampaikan cerita menariknya jatuh bangun membangun bisnis dan koperasi hingga maju dan besar.

Untuk menyambut peringatan Hari Kartini, YDBA menyelenggarapan Seminar Hari Kartini dengan tema Kartini Kekinian : Wanita Penggerak Bisnis. Seminar yang diselenggarakan YDBA untuk kedua kalinya ini, bertujuan untuk berbagi pengalaman dalam mengembangkan bisnis.

Seminar berlangsung di Gedung Auditorium Lantai 3 PT Astra International Tbk, ketiga wanita tangguh penggerak bisnis ini berbagi pengalaman mengenai langkah memulai bisnis, strategi menghadapi berbagai tantangan dalam bisnis serta kunci sukses dalam mengembangkan bisnis. Seminar dihadiri oleh 250 orang dari berbagai kalangan.

Ir. Henny, wanita pebisnis manufaktur, yang merupakan lulusan Teknik Metalurgi Universitas Ahmad Yani, Bandung ini memulai bisnis setelah berbagai ide yang diusulkannya ditolak oleh pimpinan tempat ia bekerja. Dengan bekal ilmu saat kuliah, dia mulai merintis bisnisnya dengan mendirikan CV Tribuana Teknik yang melayani pembuatan komponen berbahan plastik, karet dan logam. Walaupun sempat menemui hambatan karena adanya opini bahwa kualitas karet di Bandung rendah, namun tidak membuat Henny menyerah begitu saja.

Ia berusaha menghilangkan opini tersebut dengan memproduksi hasil karyanya dengan kualitas yang siap bersaing di pasar impor ataupun ekspor. Dalam menjalankan bisnisnya, Henny juga memprioritaskan untuk meningkatkan kompetensi SDM di perusahaannya.

Bagi Henny, SDM merupakan aset perusahaan. Henny tak ragu membagi ilmunya kepada sang karyawan. Bahkan, tidak lelah Henny mengajak karyawannya untuk menjadi berwirausaha. Kini, hampir seluruh karyawannya memiliki usaha masing-masing. Kebaikan yang diberikan Henny kepada karyawan diyakini Henny sebagai kewajibannya. Menurut Henny apabila ia berbuat baik kepada orang lain, kebaikan akan hadir dalam kehidupannya.

Selanjutnya, . Henny berhasil mengembangkan CV Tribuana Teknik menjadi PT Cipta Daya Mandiri Insani. Bahkan, kini ia bersama sang suami mendirikan perusahaan yang dikhususkan untuk menangani berbagai pelatihan. Perusahan tersebut, yaitu PT Sinar Usaha Insani yang berdiri pada tahun 2013.

Berbeda dengan cerita Iin Susanti Witono, wanita cantik nan modis ini justru memiliki bisnis yang “laki-laki” sekali. Dia memiliki beberapa bengkel mobil di Semarang. Iin sukses mengembangkan bisnis bengkel yang awalnya dari usaha aksesoris mobil pada tahun 1996. Dibantu suaminya, ia berhasil mengembangkan bisnis tersebut justru saat Indonesia dilanda krisis pada 1998.

Saat itu suaminya juga keluar dari bank tempatnya bekerja. Dengan bekal pengetahuan perbankan yang dimiliki sang suami, Iin dan suami mengembangkan bisnis mereka dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan standar keramahan layaknya seperti di industri perbankan.

Dengan semangat membuka 1 bengkel baru setiap 4 tahun, Iin dan suami bahu-membahu mengembangkan bengkel mereka. Melalui pengembangan sistem yang tertata dengan baik dan kerja sama strategis yang dijalin dengan beberapa supplier ternama, Bengkel Sinar Barito yang dimiliknya terus berkembang. Kini, dalam kurun waktu 16 tahun, Bengkel Sinar Barito berhasil mengembangkan usahanya di Semarang dengan membuka 5 bengkel di daerah Barito, Soekarno-Hatta, Banyumanik, Perintis Kemerdekaan dan Majapahit.

Cerita Daryati, wanita penggerak koperasi beda lagi. Wanita sederhana ini adalah pedagang pasar di Pasar Minggu. Wanita sederhana ini hanya punya keinginan membuat para pedagang yang juga teman-temannya itu terlepas dari jerat rentenir. Ia lalu mencari tahu dan didapatlah informasi bahwa YDBA bisa membimbing dia mewujudkan mendirikan koperasi itu.

Berawal menjadi koordinator sebuah arisan untuk pedagang Pasar Minggu, ia pun berinisiatif untuk mendirikan koperasi untuk membantu perekonomian para pedagang tersebut. Dengan bekal pengetahuan ketika mengenyam pendidikan di Institut Manajemen Koperasi dan dukungan dari pengurus YDBA, Mohammad Iqbal, ia mulai merintis Koperasi Swadaya Mandiri di Pasar Minggu.

Wanita yang terus memegang teguh kejujuran dalam setiap aktivitasnya ini, merintis koperasinya dengan meyakinkan para pedagang bahwa koperasi yang didirikannya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para pedagang. Beberapa penolakan maupun pandangan sebelah mata sempat didapatkannya di awal pendirian koperasi. Namun, berkat usaha keras dan kejujurannya, para pedagang pun mulai mempercayakan uang mereka untuk disimpan di Koperasi Swadaya Mandiri.

Walaupun sempat mengundurkan diri dari koperasi karena kondisi kesehatannya yang menurun, kondisi koperasi yang memburuk sepeninggalnya membuat Daryati kembali untuk berkontribusi mengembangkan koperasi. Kini, dengan semangat menghilangkan praktik lintah darat yang sangat dibencinya, Daryati terus berusaha untuk mengembangkan Koperasi Swadaya Mandiri demi kesejahteraan 500 pedagang pasar yang menjadi anggotanya.

Pada saat seminar, ramai yang hadir menanyakan bagaimana ketiga wanita hebat itu kiat-kiat membangun bisnis agar tetap sustain. Ketua Pengurus YDBA, Henry C. Widjaja yang hadir dalam seminar tersebut menyampaikan, “Seminar yang kami adakan untuk kedua kali ini merupakan salah satu langkah YDBA untuk memberikan semangat kepada para pebisnis wanita Indonesia untuk menjadi wirausaha sejati”, ucapnya. Henry juga menambahkan bahwa wanita Indonesia dapat berkarya tanpa harus menghilangkan kewajibannya sebagai orang tua. “Wanita merupakan aset bagi negara, peranan wanita dalam mendidik seorang anak akan menentukan generasi bangsa. Namun, wanita juga berhak untuk berkarya,” ujar Henry. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved