CSR Corner

Tim Abdimas Ubaya Bantu Pendampingan Program Smoking Cessation

Tim Abdimas Ubaya Bantu Pendampingan Program Smoking Cessation
Salah satu kegiatan Tim Abdimas Ubaya (Foto: ist)

Rokok merupakan salah satu faktor penyebab gangguan kesehatan terbesar di dunia, karena menyebabkan kematian lebih dari 6 orang setiap tahunnya. Pemerintah sudah berupaya membatasi jumlah perokok salah satunya dengan aturan pembatasan iklan rokok pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 tahun 2012 pasal 39, namun masih jumlah perokok masih tetap banyak.

Kini, banyak perokok beralih menggunakan rokok elektrik (e-cigarette) yang meningkat pesat perkembangannya. Prevelensi mantan perokok di Amerika Serikat sebagai pengguna rokok elektrik di Amerika Serikat meningkat dari 2% pada tahun 2010 menjadi lebih dari 30% pada tahun 2012, dan kenaikan serupa terjadi di Inggris.

Pengguna rokok elektrik melaporkan membeli rokok elektrik untuk membantu berhenti merokok, mengurangi konsumsi rokok, dan terus ingin ‘merokok’, tetapi dengan risiko bahaya kesehatan berkurang. Rokok elektrik terbukti memiliki potensi membantu perokok untuk berhenti atau mengurangi merokok. Survei lain juga menunjukkan bahwa banyak perokok mencoba rokok elektrik karena beralasan karena rokok elektrik dapat memberikan nikotin ke dalam aliran darah dan mengurangi penggunaan tembakau, dan 13 minggu penggunaan rokok elektrik menyebabkan peningkatan untuk pantang merokok pada 6 bulan awal penggunaan.

Tim pengabdian masyarakat (Abdimas) Universitas Surabaya (Ubaya) yang terdiri dari Dr. Amelia Lorensia, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt., DR dr. Rivan Virlando Suryadinata, M.Kes., dan I Gede Ari Sumartha, S.Farm., M.Farm., Apt. H berfokus pada program smoking cessation (berhenti merokok) pada perokok vapor. Tujuan program ini tidak hanya memberikan pengetahuan, namun juga membantu para mitra untuk berperilaku hidup sehat dengan berhenti merokok.

Diskusi secara langsung mengalami kendala karena di tengah pandemi COVID-19 yang harus menerapkan protokol kesehatan. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah konseling secara individual secara online dan dibantu menggunakan video untuk mempermudah pemahaman. Kegiatan ini memiliki tingkat kesulitan sendiri karena dilakukan secara online, dengan mengunakan video call atau Zoom dalam setiap sesi pertemuannya. Kegiatan dilkukan pada bulan Juli – Agustus 2021.

“Pendekatan ini dilakukan karena penggalian setiap responden dilakukan secara mendalam dan untuk menjaga informasi yang bersifat privasi sehingga wawancara dilakukan secara personal,” jelas Dr. Amelia dalam keterangan resminya (21/11/2021).

Kegiatan ini menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dan persepsi mengenai bahaya rokok bagi kesehatan dan motivasi yang kuat dalam melaksanakan smoking cessation. Mitra dalam kegiatan ini adalah masyarakat kelompok perokok vapor di salah satu komunitas di Surabaya. Responden adalah perokok dewasa yang bersedia terlibat dalam program ini sampai selesai. Pemantauan efektifitas program dilihat dari penurunan intensitas merokok dan penyuluhan smoking cessation.

Hasil kegiatan membahas pengetahuan tentang kandungan rokok, dan semua responden mengetahui nikotin sebagai kandungan rokok walaupun tidak mengetahui secara detail efeknya. Dalam domain bahaya merokok, sebagian besar peserta mengetahui efek merokok pada paru-paru tetapi tidak pada organ lain.

Sedangkan upaya yang dapat dilakukan dalam program berhenti merokok, banyak responden yang belum mengetahui terapi obat, dan beranggapan bahwa berhenti merokok dapat dilakukan dengan berhenti merokok secara mandiri atau menghindari lingkungan. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan terkait berhenti merokok dapat memberikan pertimbangan untuk pilihan terapi yang disesuaikan dengan kondisi individu.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved