CSR Corner Corporate Action

Tupperware Women For Mangrove untuk Kelestarian Lingkungan

Tupperware Women For Mangrove untuk Kelestarian Lingkungan

Masalah air bersih bukan hanya menjadi masalah di Jakarta ataupun di kota-kota besar lainnya di Indonesia, tapi sudah menjadi masalah dunia. Sumber air tawar yang tercemar limbah, polusi, sampah dan juga intrusi air laut menjadi sebagian dari penyebab masalah tersebut.

Tupperware Indonesia menyadari persoalan krisis air bersih sebagai isu global yang perlu mendapat perhatian khusus. Pada dekade 1980-an Indonesia masih termasuk negara yang memiliki ketahanan air yang baik. Namun kini, Indonesia telah memasuki era perebutan air bersih sebagai sumber kehidupan yang mengharuskan adanya usaha sinergis antara berbagai pihak untuk menjaga ketahanan air di Indonesia. Ketersedian air bersih semakin berkurang dari hari ke hari dan minimnya air yang layak konsumsi perlahan-lahan akan mempengaruhi kesehatan manusia.

Tupperware

Terkait masalah tersebut dan memperingati Hari Air Dunia yang jatuh pada tanggal 23 Maret mendorong Tupperware Indonesia, sebagai pelaku industri selalu memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan dan masyarakat. Tahun 2013, Tupperware bekerja sama dengan WWF Indonesia mendedikasikan 10.000 pohon mangrove untuk ditanam di Muara Gembong, Bekasi Jawa Barat dan Lam Ujung, Aceh Besar. Selain itu pada tahun yang sama Tupperware Indonesia melakukan penanaman 1.600 mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Tahun 2014 ini dengan aksi nyata pula, bersama-sama dengan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP) yang dipimpin oleh Erna Witoelar dan WWF (World Wildlife Fund) menyelenggarakan “Tupperware Women For Mangrove – Fun Walk 2014” dan “Penanaman Mangrove di Pantai Muara Gembong Bekasi”.

Selain mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan sekali pakai, ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bersih di Jakarta, antara lain penanaman tumbuhan bakau. Tanaman bakau adalah tanaman unik yang memiliki banyak manfaat untuk lingkungan hidup. Selain melindungi pantai dan tebing sungai dari erosi dan abrasi, bakau berfungsi sebagai penahan dan pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran. Berdasarkan data Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, pada tahun 1999 luas wilayah hutan bakau di Indonesia masih berkisar 8,6 juta hektar. Namun hingga 2005, mengalami penurunan hingga 5,58 juta hektar atau sekitar 64 persen. Saat ini diprediksi hutan bakau yang masih tersisa tinggal 3,6 juta hektar.

Hal ini diamini oleh Murniwati Harahap, aktivis pemulihan hutan bakau yang juga merupakan salah satu wanita SheCAN!, “Selama 13 tahun terakhir, saya melihat bagaimana pembangunan kota Jakarta yang semakin agresif menyebabkan erosi dan abrasi di Pantai Utara Jakarta. Berangkat dari keprihatinan inilah saya mendedikasikan diri untuk mengupayakan pelestarian hutan di kawasan Pantai Utara Jakarta.”

Komitmen Tupperware Indonesia untuk penanaman bakau dalam rangka World Water Day 2014 patut menjadi contoh bagi pelaku bisnis lain dalam menjaga kelestarian alam dan ketersediaan air bersih di kota-kota besar di Indonesia, khususnya Jakarta. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved