CSR Corner

UKM Harus Optimis, Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Baik dari Yunani

20150708_143721

Banyak upaya dilakukan untuk menjaga bisnis tetap bertahan, bahkan jika mungkin tetap tumbuh disaat sulit. Melakukan transformasi bisnis, saat kondisi ekonomi yang sedang melambat adalah suatu keharusan. Inilah yang didorong oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) kepada UKM binaannya dengan melihat lagi bagaimana sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia, potensinya serta melihat ke dalam bisnis mereka agar bisa melewati kondisi ini dengan baik.

Hal ini dilakukan YDBA dengan mengadakan seminar dengan tema “Membangun Optimise Bisnis”. Seminar dengan narasumber: Josua Pardede, ekonom dari PT Bank Permata Tbk dan Erlan Krisnaring Cahyo, Presdir PT Fuji Technica Indonesia dihadiri oleh sekitar 250 UKM mitra binaan YDBA untuk membangun optimisme mereka dalam menjalankan bisnis.

Josua menyampaikan bahwa kondisi Yunani tidak bisa disamakan dengan Indonesia saat ini. Yunani tidak banyak memiliki sector bisnis kecil menengah yang dalam pengalaman Indonesia, kala krisis 1998, UKM lah yang mampu bertahan. Ia menyebut jatuh tempo hutang Yunani hingga 1,7 miliar dolar, efeknya bank central mereka membatasi kegiatan perbankan, bahkan masyarakat sudah dibatasi pengambilan uangnya di ATM hanya 60 Euro per hari. Ini tidak terjadi di Indonesia.

Bahkan Josua optimis terlebih setelah diluncurkannya kebijakan baru dari BI, bahwa bank wajib mengucurkan kredit untuk UKM minimal 5 persen, bahkan prosentasenya naik secara bertahap hingga mencapai 20 persen pada tahun 2018 nanti. Ini pula yang membuat Josua yakin UKM Indonesia bisa menjadi salah satu penyelamat kelesuan kondisi ekonomi saat ini.

Tentu saja perlambatan ekonomi saat ini yang dirasakan, akan banyak berdampak ada dunia usaha. “Korporasi paling terasa, tapi UKM saya yakin lebih stabil,” tuturnya.

Sedang dari sisi internal, Erlan mengajak mitra UKM lain untuk bebenah diri. “Kala ekonomi sedang melambat, justru saatnya kita tranformasi, bebenah proses kerja, manajemen bisnis dan sebagainya,” katanya. Inilah yang dilakukan di dalam bisnis yang dikelolanya. Dalam setiap kondisi sulit ia yakini ada peluang untuk membuat bisnis lebih besar setelah bisa melewatinya. Yang penting menurutnya, kita tidak boleh diam saja, harus paham potensi pasar yang digeluti saat ini, serta bagaimana internal bisnisnya. “Sehingga ketika kondisi ekonomi sudah membaik, perusahaan kita lebih siap untuk berlari lebih cepat,” tuturnya.

F.X Sri Martono, Ketua Pengurus YDBA berharap melalui seminar ini, UKM dapat menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi kondisi perekonomian di semester kedua. “Selain itu, pembahasan mengenai efisiensi produksi diharapkan dapat memberikan gambaran betapa pentingnya efisiensi produksi di setiap perusahaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Andri Rahmadi, salah satu UKM yang hadir dalam seminar ini, berharap bisa menerapkan apa yang diterimanya dalam seminar ini. “Seminar ini menambah keyakinan diri saya dalam pengembangan bisnis di saat kondisi makro ekonomi tanah air yang sedang mengalami penurunan, saya berharap sepulang seminar ini, akan ada ide-ide baru yang bisa membuat bisnis kami bertahan dan terus berkembang,” pungkasnya.

Selama 35 tahun YDBA aktif melakukan pembinaan kepada 8848 UKM, salah satunya melalui seminar-seminar, bimbingan manajemen, workshop dan sebagainya. Setidaknya ada 60.049 orang bekerja di UKM-UKM ini, maka itu penting bagi yayasan yang digagas oleh William Soeryajaya (alm.) ini untuk menjaga mitra UKM binaannya untuk bisa melewati kondisi apapun dalam bisnis mereka.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved