CSR Corner Corporate Action

Unilever Memperkenalkan Bank Sampah sebagai Solusi Persampahan Kota

Unilever Memperkenalkan Bank Sampah sebagai Solusi Persampahan Kota

Sampah memang telah menjadi momok untuk kota-kota besar, khususnya di Indonesia. Menyikapi hal tersebut, PT Unilever indonesia Tbk memperkenalkan Bank Sampah, yaitu sistem yang berorientasi pada manusia, sistem yang terstandarisasi, dan pengembangan berkelanjutan.

20140618_121222

Bank Sampah merupakan pengelolaan sampah kering secara kolektif yang mendorong masyarakat untuk berperan aktif di dalamnya. Sistem ini akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar dan pihak yang membutuhkannya, sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah.

Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia, mengatakan, “Sejalan dengan kesuksesan bisnis Unilever, kami juga merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu mengurangi dampak sampah per-pemakaian konsumen,” ujarnya saat ditemui pada acara Peluncuran Buku Panduan Sistem Bank Sampah, di Jakarta (18/6).

“Kalau kita ingin terus melakukan operasi usaha di Indonesia, tentu kita tidak akan pernah lepas dengan masalah yg ada di sekitar kita,” jelas Sinta.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Rusman Sagala, Kepala Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan BPLHD DKI Jakarta. Ia mengungkapkan, bahwa kota yang dulu bernama Batavia ini telah masuk ke dalam kelompok kota metro, yang artinya adalah sampah yang dihasilkan per-individu diikuti oleh pengelompokan kota tadi. Pengelompokan kota tersebut dinilai berdasarkan dengan jumlah dari penduduknya.

Kementerian Lingkungan Hidup mencatat, pada tahun 2012 rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan 0,5 sampai dengan 0,8 kilogram sampah per-orang per-hari. Artinya, jika penduduk Indonesia sedikitnya berjumlah 245 juta jiwa, maka ada sekitar 196 ribu ton sampah yang dibuang oleh seluruh penduduk Indonesia salam sehari.

Menurut Dini Trisyanti, Deputi Pengembangan Kapasitas dan Pendampingan Teknis InSWA, permasalahan sampah bukan hanya yang terlihat di depan mata, tetapi sudah sampai ke udara dan air. “Saya mengibaratkan masalah sampah sudah seperti bom waktu,” katanya.

Sebagai informasi, Unilever Indonesia mengembangkan sistem bank sampah sejak tahun 2008. Hingga kini telah membentuk 712 bank sampah yang tersebat di 10 kota di Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved