CSR Corner

Upaya PAMA-YDBA agar UMKM Perikanan Naik Kelas

Kolaborasi PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) telah terjalin lama. Tujuan kerja sama keduanya adalah untuk mendorong UMKM di sekitar daerah operasi PAMA naik kelas. Salah satu fokus binaan mereka adalah UMKM Perikanan.

Bentuk dukungan PAMA-YDBA agar UMKM Perikanan terutama di Sangatta Kalimantan Timur, area beroperasinya PAMA yaitu dengan memberikan peralatan kolam bioflok dan rumah cacing sutra. Apresiasi ini merupakan kegiatan “Semangat Berbagi Wujudkan Harapan” YDBA dalam upaya meningkatkan produktivitas bisnis bagi UMKM Perikanan.

PAMA-YDBA melakukan pembinaan UMKM melalui kepanjangan tangan mereka yaitu Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Banua Etam, Menurut Hendra Koordinator LPB Pama Banua Etam, terjadi peningkatan produktivias dari para UMKM Perikanan sejak mereka mendapat pembinaan, pelatihan, pendampingan, fasilitas pemasaran, dan pembiayaan, para UMKM perikanan meningkat produktivitasnya. “UMKM binaan kami memiliki produk utama bibit lele, bibit nila dan lele konsumsi,” imbuhnya.

Ia menyebut bahwa sebelum pembinaan, tingkat kematian benih tinggi karena belum menggunakan pakan alami. “Dengan pengetahuan kelebihan penggunaan cacing sutra, tingkat kematian menurun,” katanya.

Menariknya, para UMKM perikanan binaan LPB ini, meninggalakan cara-cara konvensional sejak dibina LPB Pama Banua Etam dengan menerapkan teknologi tepat guna yaitu dengan kolam Bioflok. “Kalau dulu dengan kolam konvensional jumlah tebar benih per 2 meterpersegi adalah 200 ekor saja, dengan kolam bioflok bisa sampai 1500 ekor. Serta ratio kematian pun menurun, dari 20% menjadi 10%. Produksi pun per 2 meterpersegi meningkat dari 16 kg menjadi 135 kg,” paparnya. Bahkan frekuensi panen pun meningkat.

Mengapresiasi capaian tersebut, PAMA-YDBA menyerahkan bantuan dukungan kolam bioflok. Dalam sambutan acara, Ketua Pengurus YDBA menyampaikan berharap agar peralatan kolam bioflok dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin sehingga produksi ikan semakin optimal serta mendapatkan profit penjualan yang lebih menguntungkan.

Selain itu para UMKM perikanan ini mendapat dukungan berupa rumah produksi cacing sutra. Dukungan ini dimaksudkan agar UMKM Perikanan di Sangatta dapat secara mandiri memproduksi pakan ikan yang dibudidayakan, sehingga ikan air tawar yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi.

Sedangkan Direktur PAMA Ari Sutrisno dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kehadiran PAMA bersama YDBA telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan penggunaan teknologi bioflok, lanjut Ari, UMKM dapat menggabungkan teknologi dan pertanian supaya dapat menunjang produktivitas masyarakat.

“Saya berharap supaya penerapan teknologi bioflok ini dapat memperluas pemasaran ikan di Sangatta, sehingga bisa menjadi sentra perikanan yang dapat dijadikan referensi bagi masyarakat,” tambahnya.

Berkat penerapan teknologi perikanan tepat guna, UMKM sudah bisa menggunakan indukan dan bibit ikan yang bersertifikat sehingga terbukti kualitasnya. Selain itu, dengan penerapan teknik pemijahan semi buatan, jumlah bibit baru juga meningkat minimal dua kali lipat.

Begitu pula dengan mengaplikasikan teknologi bioflok, UMKM pun juga mampu mengukur tingkat kepadatan dan efektivitas kolam dalam budidaya perikanan. Pada akhirnya, produksi ikan selalu berkelanjutan karena masing-masing UMKM sudah memiliki perannya masing-masing, baik dalam pembenihan dan pembesaran ikan. Selain itu, UMKM kini mempunyai bargaining power dalam menentukan harga jualnya karena sudah mampu memasok berbagai produk yang dibutuhkan pasar.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved