CSR Corner

Wahana Visi Indonesia Arahkan CSR Sorot Pendidikan

Oleh Admin
Wahana Visi Indonesia Arahkan CSR Sorot Pendidikan

Anies Baswedan

Pendidikan adalah kunci pertumbuhan dan perkembangan masyarakat suatu negara. Sementara ada sekitar 77 juta anak di Indonesia tidak sekolah karena masalah keuangan dan keterbatasan akses serta fasilitas pendidikan. Masalah sepelik ini tentu tidak bisa mengandalkan turun tangan pemerintah semata. Berangkat dari masalah inilah Wahana Visi Indonesia mengundang sejumlah korporasi dalam Social Change Forum – Turning Partnership Into Energy. Dalam forum tersebut merekaberdiskusi mengenai peningkatan kualitas pendidikan anak-anak serta kuantitas para guru di Indonesia.

“Sekitar 21% sekolah di wilayah perkotaan dan 31% sekolah di pedesaan masih kekurangan guru. Yang menyedihkan, di daerah terpencil sekitar 66% sekolah kekurangan guru,” papar Dr. Anies Baswedan, Pendiri dan Presiden Indonesia Mengajar di hadapan pengelola bank, perusahaan retail, consumer product dan BUMN. Dikatakan pula bahwa untukmelihat kekayaan bangsa bukan dari sumber alam saja tapi juga manusia. Menurut Anies, hal ini dikarenakan pengembangan aset utama manusia adalah pendidikan dan mengundang semua bergerak dan terlibat.

Terobosan yang dilakukan oleh Indonesia Mengajar, adalah mengerahkan mahasiswa atau professional muda menjadi ‘pengajar muda’ di wilayah yang sangat terpencil dan tidak ada gurunya. Proses seleksi dilakukan selama 4 bulan dan masa pelatihan 7 bulan secara intensif, demi memperkaya mereka dengan kemampuan pedagogis. “Kemudian para pengajar muda ini ditugaskan mengajar di SD dan tinggal bersama masyarakat selama 1 tahun sampai 5 tahun,” lanjut Anies. Setelah itu para pengajar muda bisa menjadi ambassador di ruangan lingkup pekerjaanya untuk tugas yang sama.

Pembicara lain dalam Social Change Forum, yakni Y.W Junardy, Presiden Indonesia Global Compact Network dan juga Presiden Komisaris Rajawali Corpora, menanggapi masalah pendidikan anak di Indonesia lewat pendekatan pengembangan diri anak sebagai panutan dan menjadi agen perubahan di tengah-tengah komunitasnya. Caranya dengan melatih anak-anak dalam bidang fotografi sederhana, kemudian mengajak mereka mengekplorasi kemampuanya dengan memotret berbagai moment kehidupan dari sudut pandang anak-anak.

“Lewat gambaran kehidupan yang direkam lewat foto, memungkinkan anak-anak memenuhi hak-haknya agar mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” Jelas Junardy. Program ini dinamai “Tjahaya, Curhat Buat Sahabat”, yang melibatkan 500 anak dan telah menghasilkan lebih 500 buah foto dan kisah kehidupan hasil kreatifitas anak-anak. Karya mereka sudah dijadikan Kalender 2012 yang dicetak sebanyak 1,250 buah.

Dalam kesempatan yang sama, Drs. Syamsuddin H. Chalid, M.Pd., Ketua DPW Muhammadiyah Sulawesi Tengah, berbagi pengalaman di bidang pendidikan anak-anak dengan memaparkan konsep Pendidikan Harmoni, sebagai bentuk pendidikan karakter yang kontekstual. Menurut Syamsuddin, pengembangan dan penerapan konsep Pendidikan Harmoni di Sulawesi Tengah sebagai pengembangan pendidikan damai (Peace Education). Upaya ini dilakukan bersama-sama antara Muhammadiyah dengan Wahana Visi Indonesia, Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Yayasan Al Khairat, Disdik dan akademisi sejak tahun 2009.

“Tujuan Pendidikan Harmoni untuk mengembangkan potensi anak didik di sekolah formal agar tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan usia perkembangannya serta bangga dengan budaya dan wilayah dimana anak itu berada. Bukan saja aspek kognitif namun psikomotorik dan afektif yang mencakup nilai-nilai: harmoni diri, harmoni sesama dan harmoni alam,” tambah Syamsuddin.

Penjelasan penanganan pendidikan anak-anak oleh para pakar dibidangnya, tidak lain sebagai upaya memberikan gambaran jelas dan konrit kepada pihak korporasi, agar kontribusi mereka dalam program CSR-nya bisa lebih berdampak nyata dan menciptakan permanent finger print.

“Wahana Visi Indonesia berkeinginan mengajak sebanyak mungkin korporasi dengan program CSR, ikut mengambil peran strategis dalam proses pendidikan yang berbasis karakter dan wilayah dimana anak itu berada,” kata Emilia K. Sitompul, General Manager Wahana Visi Indonesia, yang memprakarsai secara rutin Social Change Forum ini untuk kalangan perusahaan.

“Wahana Visi Indonesia sebagai mitra terpercaya World Vision Indonesia, menjadikan anak-anak sebagai fokus dalam program-programnya,” tambah Emil saat memaparkan pencapaian program Wahana Visi Indonesia dihadapan para CEO dan penanggung-jawab CSR. Diharapkan dengan adanya kerjasama yang sinergi antara Wahana Visi Indonesia dengan korporasi yang melakukan CSR, peningkatan pendidikan anak-anak Indonesia bisa menjadi lebih baik dan berkesinambungan. (Tika Widyaningtyas/EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved