CSR Corner zkumparan

WanaArtha Realisasikan 1.000 Akte Kelahiran dan 100 Akta Nikah

(Kanan) Yanes Matulatuwa, Presiden Direktur WanaArtha Life ( Foto: Anastasia/SWA)

Di HUT yag ke-44 tahun, WanaArtha Life meluncurkan program integrasi pengembangan ekonomi bisnis dan corporate social responsibility (CSR) dengan pemerintah, lembaga, dan masayarakat, dalam bentuk Public Private Partnership (PPP).

WanaArtha dalam hal ini melakukan investasi yang terintegrasi dengan pendekatan triple bottom line, lewat pembangunan ekonomi pada investasi infrastruktur serta implementasi program sosial di wilayah Banten. “Kami mengembangkan proyek investasi infrastruktur di bidang properti, Maja Raya, sebesar 4,3% atau dengan membangun 11 ribu low income housing ditambah 7 ribu lainnya yang waiting list,” ujar Evelina Pietruschcka, Presiden Komisaris WanaArtha Life. Selain itu, perusahaan asuransi yang telah berdisi sejak 1974 ini juga melakukan investasi di PT Bank Pembangunan Daerah Banten dengan kepemilikan saham sebesar 9%.

Untuk program CSR, WanaArtha juga menerbitkan akta kelahiran, akta nikah, dan program mobil pintar yang diharapkan dapat membantu masyarakat Banten. Melaui program ini WanaArtha merealisasikan akta kelahiran bagi 1.000 anak dengan rentang usia 0 sampai 18 tahun.

Juga, menerbitkan akta nikah untuk 100 pasangan, serta meluncurkan program mobil pintar, yakni sebuah mobil perpustakaan keliling. “Program bantuan social ini merupakan hasil kerja sama WanaArtha dengan Yayasan Pondok Kasih yang telah 30 tahun fokus pada isu humanitarian dengan membantu anak-anak miskin di daerah Banten,” ujarnya menambahkan.

Presiden Direktur Wana Artha Life, Yanes Matulatuwa, mengatakan ,pemerintah juga memang memiliki program Indonesia Sehat dan Kartu Sehat, namun, menurutnya program tersebut tidak akan bisa digunakan jika masayarakat tidak memiliki surat-surat untuk melegitimasi hak sipil mereka. “Untuk mendapatkan pelayanan pemerintah, masayarakat harus memiliki akta nikah dan akta lahir. Kalo tidak memiliki itu, mereka tidak memiliki akses kepada pelayanan. Makanya kami ngin membantu mereka darisana,” ujarnya.

Untuk diketahui, Ditjen dukcapil Kementerian Dalam Negeri merilis jumlah anak yang memiliki akte kelahiran sebanyak 88,26% atau mencapai 68,4 jiwa, menyisakan sekitar 9 juta anak yang belum memiliki akte. Sedangkan di wilayah Banten sendiri, tercatat 78,24% atau masih ada sekitar 21,76% anak-anak yang masih belum memiliki akte. “Banten dipilih karena lokasinya yang dekat dengan Jakarta, ditambah investasi kami juga ada di sana. Seperti kepemilikan saham di Bank Daerah dan pembangunan income low housing di Banten,” kata Yanes.

Sebagai tambahan, pada kuartal I tahun 2018, WanaArtha berhasil membukukan aset sebesar Rp10 triliun dengan pendapatan premi asuransi jiwa mencapai Rp10,4 triliun. Perusahaan juga kini tengah melakukan investasi di bidang energi terbarukan, yakni Jsky Energy.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved