CSR Corner Corporate Action

WLF & Kemenkes Agresif Kampanye Bahaya Merokok

WLF & Kemenkes Agresif Kampanye Bahaya Merokok
ILM

Hasil kerja sama Kementerian Kesehatan dengan World Lung Foundation (WLF) ini akan ditayangkan di 7 stasiun TV nasional dan stasiun radio selama enam minggu. Kampanye ini juga kaan dipromosikan dan disebarkan melalui YouTube dan media sosial dengan menggunakan hashtag #SuaraTanpaRokok.

Iklan Layanan Mayarakat mengenai bahaya merokok ini merupakan ketiga kalinya yang menceritakan kisah-kisah dari para korban rokok, baik itu perokok aktif maupun perokok pasif. Sebelumnya Kemenkes juga mengeluarkan kampanye anti rokok dengan menampilkan kisah Pak Panjaitan, seorang yang religius dan tetua komunitas yang tidak dapat berbicara setelah operasi pengobatan kanker laring yang mengancam hidupnya, akibat bertahun-tahun mengonsumsi rokok. Kemudian kisah Ibu Ike, seorang ibu dari Surabaya, merupakan korban perokok pasif yang didiagnosa mengidap kanker tenggorokan.

Dalam kampanye kali ini dikisahkan bahwa semasa Robby berjuang melawan penyakitnya, ia sering mengunggah foto-fotonya ke media sosial, sampai pada saat ia dioperasi dan harus kehilangan suara akibat kanker tenggorokan yang dideritanya. Ia sengaja melakukan hal tersebut dengan tujuan agar semua orang mengerti tentang bahaya rokok dan tidak ada lagi korban seperti dirinya.

Direktur Kebijakan, Advokasi, dan Komunikasi World Lung Foundation (WLF), Stephen Hamill, menambahkan, “Lebih dari 56 juta anak dan orang dewasa merokok tembakau, dan sebanyak puluhan juta lebih orang yang terkena bahaya asap rokok setiap tahunnya. Untuk itu, kami mendorong Indonesia untuk mengesahkan Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau oleh WHO dan meluluskan UU lebih lanjut untuk mendukung kesehatan, bukan industri tembakau, untuk kepentingan rakyat Indonesia dan ekonominya.”

Selain memberikan dampak negatif terhadap kesehatan, rokok juga memberikan beban yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Menurut “The Tobacco Atlas”, rokok membunuh 217.400 orang di Indonesia setiap tahunnya dan menyebabkan kematian sebesar 19,8% pria dewasa, dan 8,1% wanita dewasa. Angka tersebut melebihi rata-rata besaran di negara-negara berkembang. Kematian ini disebabkan oleh tingginya angka prevalensi perokok, terutama kaum pria. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved