Event

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

JAKARTA, 25 MEI 2016 LALU BERTEMPAT DI HOTEL DARMAWANGSA, MERUPAKAN MOMEN YANG PENTING BAGI INDONESIA STRATEGIC MANAGEMEN SOCIETY (ISMS), WADAH BAGI PAKAR DAN PRAKTISI MANAJEMEN STRATEJIK UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN ILMIAH DI BIDANG KEILMUAN MANAJEMEN STRATEJIK MELALUI PENELITIAN, POLICY BRIEF, PUBLIKASI ILMIAH, SEMINAR/LOKA KARYA, KONSULTASI, PELATIHAN, COACHING MANAJEMEN, AUDIT SERTA SERTIFIKASI MANAJEMEN STRATEJIK DAN STRATEGIC MANAGEMENT AWARDS, DENGAN MENGGELAR SEMINAR NASIONAL : “WINNING THE AEC WAR: COMPETING OR COLLABORATING?”

Pembahasan dalam seminar tersebut diharapkan dapat memberi arahan pada pelaku bisnis tentang strategi untuk meningkatkan ekspor ataupun mempertahankan pasar domestiknya dari serbuan impor, misalnya melalui upaya pemangkasan birokrasi perizinan, pembenahan peraturan daerah yang salah kaprah, menekan tingkat suku bunga perbankan yang saat ini paling tinggi di ASEAN, serta upaya pemenuhan dana pembangunan melalui target pajak dan penerbitan surat utang negara.

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Terkait dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA, arah dan kebijakan pemerintah Indonesia dijabarkan kedalam politik luar negeri dan strategi perdagangan luar negeri yang diimplementasi oleh perwakilan Indonesia di mancanegara. Dalam Seminar ini, Bapak Rahmat Pramono, Duta Besar Indonesia untuk ASEAN menjelaskan secara lebih rinci apa yang akan dijalankan dan apa kendala yang masih dihadapi oleh duta besar (termasuk atase perdagangan), sebagai lini terdepan yang memfasilitasi penetrasi pengusaha Indonesia ke pasar ASEAN.

Pembentukan MEA tidak terlepas dari visi pemimpin ASEAN pasca krisis 1997-1998 dalam melakukan konsolidasi untuk memperkuat keamanan, ketahanan politik, social budaya dan ekonomi regional agar mampu bertahan dan tumbuh bersama dalam persaingan global. Di dalam Seminar ini, kerancuan memahami ekonomi global dan konsekuensinya diklarifikasi oleh Profesor Pervez Ghauri—Vice President Academy of International Business dan Direktur S3 University of Birmingham Inggris yang telah mempelajari isu globalisasi selama puluhan tahun dan menerbitkan bebagai buku tentang Globalisation, International Business, International Marketing dan International Negotiation.

Ghauri mengurai globalisasi dari adanya konflik dalam pengelolaan pasar dan ekonomi, yang prosesnya akan berjalan secara gradual dan menimbulkan berbagai masalah yang harus dipecahkan oleh pengambil kebijakan pada tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Ghauri dapat menunjukkan bukti-bukti bahwa transisi kekuatan ekonomi global ke wilayah Cina, terbentuknya Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), dan juga ASEAN adalah suatu keniscayaan yang sebenarnya merupakan perulangan dari keberadaan pusat-pusat kekuatan ekonomi di masa lalu.

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Mengambil pengalaman dari MEE, Ghauri sharing pelajaran apa yang dapat diambil oleh pemerintah dan regulator di negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, agar MEA dapat lebih kokoh dan saling menguntungkan bagi negara-negara anggotanya. Sebagai negara dengan pasar terbesar (di atas 40%) di ASEAN, Indonesia harus segera me-review paket-paket kebijakan ekonomi mana yang lebih pas untuk menjadikan Indonesia lebih menarik bagi investor di banding kawasan ASEAN lainnya dan mampu menarik modal asing (Foreign Direct Investment) secara selektif sesuai kebutuhan pembangunan nasional.

Lebih lanjut, Ghauri memberi acuan bagi para pelaku bisnis dan strategist di Indonesia apa yang sebaiknya dipersiapkan, baik ketika menghadapi persaingan di pasar domestik atau ketika akan memasuki pasar di negara ASEAN lainnya. Ghauri mengurai bagaimana cara pengusaha Indonesia mengurangi risiko akibat kompleksitas berbisnis di mancanegara, yaitu dengan mengatur kepemilikan dan penggunaan bentuk-bentuk kerjasama, misalnya melalui FDI, subkontrak, usaha patungan dan sebagainya.

Peserta seminar diberi sajian yang lebih membumi ketika tiba pada diskusi panel yang melibatkan praktisi menceritakan pengalamannya masing-masing memasuki era MEA. Pembicara pada sesi pertama ini termasuk Hariyadi B. Sukamdani (Ketua Umum APINDO), Arif Rahmat (CEO Triputra Group) dan Noni Purnomo (CEO Blue Bird Group) yang menceritakan strategi menghadapi persaingan, seperti usaha taksi Blue Bird dengan menggunakan aplikasi teknologi, dan lain sebagainya. Tidak kalah menariknya, pada sesi kedua peserta seminar mendengar langsung seluk beluk pengalaman Dwi Soetjipto (Direktur Utama PT Pertamina (Persero)), Eugene K. Galbraith (Deputy CEO Bank BCA), Indra Utoyo (Direktur PT Telkom (Persero) Tbk) dan Boenjamin Setiawan (Founder PT Kalbe Farma Tbk) ketika mereka mulai masuk di pasar-pasar di mancanegara. Boenjamin menegaskan bahwa perusahaan harus banyak melakukan riset dan inovasi untuk menciptakan produk unggulan.

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Perjalanan organisasi ISMS ini ditandai pada tahun 2011 dengan nama Amasti (Asosiasi Manajemen Stratejik) yang dibidani oleh Dr Biakman, Dr Lily Sudhartio, Dr Nofrisel, Dr Evie Iman dan Dr Manerep, dan tepatnya pada 12 Januari 2016, akte pendirian Perkumpulan ini disahkan dengan nama Indonesia Strategic Management Society atau ISMS dengan dinahkodai oleh Sari Wahyuni PhD‎ sebagai Ketua Umum.

Adapun misi ISMS adalah untuk mengembangkan dan memasyarakatkan keilmuan manajemen stratejik guna berkontribusi dalam pembangunan dunia usaha, industri, pemerintah daerah serta pemerintah pusat. ISMS akan berperan aktif dalam percepatan pembelajaran bangsa Indonesia guna mendukung terbentuknya komunitas organisasi pembelajar berbasis pengetahuan (knowledge-based learning organizations), baik di dunia usaha, pemerintahan maupun masyarakat umum.

Selesai Seminar Nasional, yang dikuti banyak praktisi dan akademisi dari berbagai universitas, seperti ITB – Dermawan Wibisono PhD, UGM – Nurul Indarti PhD dan Sari Sitalaksmi PhD, Binus – Dr Boto Simatupang, Unpar – Dr Orpha Jane, UIB – Dr Ferdinand Nainggolan dan terutama dari UI – Prof Martani Husein, Ruslan Prijadi PhD, Budi Soetjipto DBA, Dr Setyo Hari Wijanto, Dr Yasmina N, Dr Anton Wachidin Widjaja, Dr Harris Turino, Dr Lily Sudhartio, Dr Mohammad Hamsal, Dr Nurahma Trisani, dan pada hari yang sama dilanjutkan dengan membentuk formatur baru untuk Kepengurusan ISMS periode 2016 – 2019. ‎Formatur terdiri dari Ketua : Sari Wahyuni Ph.D dan Sekjen : Dr Lily Sudhartio.

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Peluncuran Indonesia Strategic Management Society (ISMS) dan Seminar Nasional: Winning the AEC War Competing or Collaborating

Keanggotaan ISMS terbuka bagi umum, yaitu para profesional yang berdedikasi di bidang keilmuan manajemen stratejik, baik dari kalangan akademisi (dosen dan mahasiswa), praktisi bisnis atau konsultan, dan eksekutif pemerintahan.

Beberapa anggota ISMS dari kalangan praktisi antara lain Dr Mooryati Soedibyo (Founder Mustika Ratu), Dr Dwi Soetjipto (Direktur Utama PT Pertamina), Dr Handry Satriago (Presiden Direktur GE Indonesia), Dr Ardan Adiperdana (Kepala BPKP), Hariyadi B. Sukamdani (Ketua Umum APINDO/ Presiden Direktur Sahid Hotel Group), Oki Ramadhana (Presiden Direktur Morgan Stanley Indonesia), Indra Utoyo (Direktur PT Telkom Tbk), Mira Anggraini (Direktur BPJS Kesehatan) dan Wilsa Theodore (Kalbe Farma).


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved