Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Duet Adi - Arekha Mengubah Limbah Jamur Jadi Furnitur Sehat

Duet Adi - Arekha Mengubah Limbah Jamur Jadi Furnitur Sehat

Kreatifitas memang selalu identik dengan orang muda. Dua pemuda asal Bandung ini yaitu Adi Reza Nugroho dan Arekha Bentang berhasil mengubah bekas media tanam jamur tiram menjadi sebuah produk yang mereka namakan Mycotech. Produk masa depan itu kelak akan menggantikan batu bata, kayu dan papan dalam pembuatan furnitur, bangunan dan interior. Berikut ini penuturan mereka kepada SWA Online:

mycotech

Bagaimana awalnya bisa menemukan ide untuk membuat produk ini?

Sebenarnya awalnya kami mulai dengan produk yang lain yakni growbox itu, budidaya jamur tiram menjadi souvenir yang unik. Kemudian kami melihat, ternyata setelah jamurnya tumbuh dan dipanen, maka media tanamnya itu jadi limbah dan itu cukup banyak yang dihasilkan.

Kami kemudian mencobanya menjadi bahan material untuk furnitur dan bahan bangunan. Nah, limbah media tanam itu tadi bisa kami juga kombinasi dengan limbah dari sekam padi, serabut kelapa, kulit kacang tanah. Kebetulan lokasi kami dibandung dekat dengan sentra budidaya jamur, nah itu limbah bekas media tanamannya menumpuk sampai jadi bukit dan itu dibiarkan begitu saja.

Nah kemudian setelah kami coba kombinasi dengan bahan material yang macam-macam itu ternyata menghasilkan produk yang karakternya beda-beda. Ada yang mirip seperti sterofoam bisa diapaki untuk packaging, ada yang keras dan padat, bisa dipakai untuk pengganti batu bata, panel rumah, peredam suara, dan isolator untuk meredam suhu. Tetapi target pertama kami karakterisasi dulu. Sekarang kami fokus untuk bahan material yang non struktural, jadi bisa bikin untuk furnitur.

Apa nilai tambah yang dijual dari produk ini?

Environment dan health, jadi selain daur ulang limbah yang artinya berdampak positif bagi lingkungan. Ternyata produk ini juga bisa jadi bahan furnitur yang bebas bahan kimia beracun. Karena furnitur dari papan panel yang banyak beredar di pasar Indonesia itu perekatnya mengandung bahan kimia beracun. Sedangkan perekat panel ini kan dari jaring miselium jamur yang saling mengikat, jadi produk ini bisa jadi bahan untuk furnitur misalnya lemari untuk anak yang bebas bahan kimia beracun.

Bagaimana mekanisme produksinya?

Mekanisme produksi bahan panel ini pun mirip seperti budidaya jamur tiram biasa tetapi yang kami lakukan tidak sampai keluar jamurnya baru sampai pada tahap miselium sudah kami stop, dibekukan dan dibuat jadi awet sehingga siap dipakai. Kami budidanya sudah dalam cetakan. Saat ini kami sudah bekerja sama dengan petani jamur untuk membuat panel ini. Mereka bisa membuatnya sekitar 1.000 buah dalam sehari.

Apakah sudah ada yang tertarik untuk memesan atau menggunakan produk ini?

Kemarin kebetuan kami sudah ketemu teman pengusaha muda juga yang bergerak dibidang desain interior, dan dia tertarik untuk pakai produk kami sebagai bahan desain interior. Kami sekarang masih skala pilot project, jadi masih bekerja sesuai pesanan. Saat ini sudah ada proyek yang akan kami kerjakan yaitu panel untuk interior toilet umum se kota Banyuwangi.

Seperti apa strategi pemasarannya?

Kami masih konsen di lokal Bandung, kami gunakan kesempatan seperti pameran, dan jaringan asosiasi arsitek interior, pengusaha atau desainer furnitur. Kami datangi dan menawarkan secara langsung produk ini. Kedepan kami akan kerjasama dengan arsitek interior atau desainer furnitur, jadi dengan bekerjasama dengan mereka kami berharap bahan ini bisa menjadi produk bernilai tinggi.

Berapa besar modal awal membuat produk ini?

Kami kan tim, jadi modal awal patungan dan dari hasil penjualan growbox itu yang membantu modal awal kami. Sebenarnya modal awal itu kami banyak menghabiskannya untuk riset itu selama hampir dua tahun yah jumlahnya memang cukup banyak sekitar puluhan juta. Tetapi nanti untuk produksi sebetulnya butuh modal yang sangat kecil sekali. Tetapi nanti produk jadinya cocok untuk kalangan menengah ke atas, jadi dengan desain yang bagus bisa dijual dengan harga yang cukup tinggi.

Kenapa menyasar pasar menengah atas?

Karena mereka sudah sadar untuk mempertimbangkan isu kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup ketika akan memakai atau mengkonsumsi suatu produk. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved