Management Editor's Choice Strategy

Astra Seriusi Properti Pasca Melemahnya Otomotif dan Agribisnis

Astra Seriusi Properti Pasca Melemahnya Otomotif dan Agribisnis

Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk, Prijono Sugiarto, menyatakan pihaknya akan terus mengembangkan sektor properti yang telah dijajaki sejak tahun 2014 lalu sebagai lini bisnis baru Astra yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan Astra lima sampai 10 tahun ke depan.

“Jadi kalau sekarang kami ke properti itu karena melihat pertumbuhan kelas menengah di Indonesia 74 juta jiwa, kata Boston Consulting itu 5 tahun ke depan bisa di atas 150 juta jiwa. Nah, itu kan besar sekal potensi pasarnya. Jaadi mungkin properti adalah sesuatu yang bisa membantu pertumbuhan Astra untuk 5-10 tahun ke depan, “ jelas Prijono di sela-sela RUPST PT Astra International.

astra internasional

Masuk ke sektor baru tersebut, menurt Prijono, pihaknya telah mengalokasikan lebih dari Rp8 triliun dari belanjamodal perusahaan tahun 2014 lalu. Ada dua proyek properti yang sduah berjalan di bawah divisi infrastruktur & logistik, yakni Andamaya Residences, proyek residensial ekslusif yang berlokasi di pusat bisnis Jakarta, yang 60 % sahamnya dimiliki oleh Astra. “Saat ini jumlah booking unitnya sudah diats 80 %,” kata Prijono. Selain itu Astra juga mengembangkan Menara Astra untuk perkantoran dan komersial.

Diaku Prijono, divisi otomotif dan agribisnis yang tahun lalu sempat menjadi bintang dalam hal kontribusi pendapatan, memasuki kuartal I tahun 2015 mengalami masa surut. Laba bersih dari dari divisi otomotif mengalami penurunan sebesar 21 % jika dibandingkan dengan kuartal I tahun 2014.

Secara keseluruhan, lemahnya permintaan selama kuartal pertama disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan. Selain itu, persaingan diskon di pasar mobil yang dipicu oleh kelebihan kapasitas produksi pabrik berdampak negatif terhadap laba bersih bisnis ini. Bisnis komponen otomotif juga berkontribusi rendah karena depresiasi rupiah terhadap dollar AS.

Jika dirinci lebih jauh, penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 14 % menjadi 282 ribu unit. Penjualan mobil Astra mengalami penurunan 21 % menjadi 137 ribu unit, sehingga mengakibatkan penurunan pangsa pasar menjadi 49 % dari 53 % pada kuartal I tahun 2014.

astra

Demikian juga halnya dengan penjualan sepeda motor nasional, pada kuartal I 2015 ini menurun sebesar 19 % menjadi 1,6 juta unit. Sementara itu, penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) turun sebesar 13 % menjadi 1,1 juta unit, tetapi pangsa pasar sepeda motor Honda meningkat menjadi 68%. Kesuraman yang sama juga melanda grup manufaktur komponen otomotif Astra yakni PT Astra Otoparts Tbk.

Pada kuarta I 2015, Astra Otoparts, mengalami penurunan laba bersih 67 % menjadi Rp 87 miliar . Hal tersebut disebabkan oleh volume dan margin manufaktur yang menurun. Selain itu laba bersih divisi agribisnis turun 80 % menjadi Rp 124 miliar dari Rp 625 miliar pada kuartal I tahun 2014.

Cerita yang sedikit berbeda datang dari divisi pertambangan. Di tengah menurunnya harga jual rata-rata batubara sebesar 16 %, anak perusahaan PT United Tractors Tbk (UT) justru mencatat kenaikan volume penjualan batubara 4 % menjadi 1,7 juta ton, sehingga menopang pertumbuhan pendpatan bersih sebesar 2 %. UT sendiri telah menyelesaikan akuisisi 40 % saham PT Acset Indonusa Tbk pada kuartal pertama tahun 2015 dan berencana melanjutkan akuisisi 10,1 % saham.

Di divisi infrastruktur juga turut menyusut laba bersihnya sebesar 59 %, menurut Prijono, hal ini disebabkan karena kerugian awal yang timbul dari pengoperasian seksi 1 jalan tol Kertosono – Mojokerto dan berkaitan dengan amortisasi konsesi. Jalan tol Kertosono _ Mojokerto sepanjang 14,7 km masih akan terus berlanjut. “Seksi 1 sudah mulai operasi sejak Oktober 2014, dan tahap berikutnya diharapkan bisa beroperasi pada tahun 2015,” ujar Prijono. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved