Editor's Choice

Bernard Akili, Generasi Kedua Smailing Tour

Bernard Akili, Generasi Kedua Smailing Tour

Smailing Tour

Bernard Akili (tengah)

Sosok yang masih muda ini kini menjadi salah satu orang penting pada bisnis grup agen perjalanan yang telah berumur hampir 40 tahun. Sejak tiga tahun lalu, lelaki berusia 30 tahun ini bergabung dengan kakak-kakaknya mengurusi bisnis ayahnya. Posisinya kini sebagai Chief Marketing Officer Smailing Tour Group.

Mengembangkan bisnis agen perjalanan yang sudah berpengalaman puluhan tahun tentu memiliki dinamika tersendiri. Namun, Bernard Akili sejauh ini nampaknya mampu menjalaninya dengan baik. Di sela-sela penganugrahan Word of Mouth Marketing Award yang diselenggarakan Majalah SWA beberapa waktu lalu, pemilik hobi beraktifitas di alam terbuka ini bercerita mengenai bagaimana ia melalui tiga tahun berkiprah di bisnis warisan orang tuanya. Berikut laporannya.

Bagaimana cerita awal Anda bekerja untuk Smailing Tour?

Smailing Tour sudah cukup lama. Di industri sudah hampir 40 tahun, dimulai oleh ayah saya. Sekarang saya dan kakak-kakak saya melanjutkan.

Sejak kapan Anda bersaudara bergabung di bisnis yang dirintis oleh ayah Anda?

Lain-lain. Ada yang sudah 10 tahun. Kalau saya sendiri terus terang baru tiga tahun. Tetapi seperti yang diketahui, tiga tahun ini perkembangan teknologi begitu pesat. Mungkin ini salah satu yang menjadikan Smailing Tour menang award dengan cara menggunakan teknologi dan media sosial.

Bisa diceritakan bagaimana tanggung jawab anda di Smailing Tour?

Saya lebih di bagian marketingnya. Dari campaign marketing-nya Smailing Grup dan anak-anak perusahaan.

Selama tiga tahun ini, menurut Anda, apa prestasi yang sudah dicapai?

Saya rasa prestasi bukan dari saya saja, tetapi juga dari tim saya. Prestasi Smailing Tour yang saya lihat mengadaptasi tren yang ada di Indonesia seperti apa. Teknologi memang sudah sangat berkembang, tetapi untuk memasukkan sesuatu perlu timing yang tepat. Dengan teknologi yang ada, tim yang ada, mungkin tiga tahun yang lalu, tidak terlalu susah untuk mencapai.

Tantangan yang dihadapi apa saja?

Saya kira di dalam bisnis pasti ada tantangan. Tetapi cara kita menghadapi tantangan itu yang membuat kita lebih dewasa dalam dunia bisnis. Jadi tiap hari tantangan pasti ada. Tetapi di balik tantangan pasti ada kesempatan. Kalau kita optimis, tantangan itu justru yang membuat kita lebih maju.

Bisa dicontohkan?

Mungkin yang bisa saya beri contoh di depan, tantangan ekonomi Indonesia sendiri. Tantangan ekonomi dunia pun beberapa tahun terakhir sudah bisa dirasakan efeknya. Kalau dari travel, kalau ekonomi tidak bagus, yang mungkin kena duluan ya travel. Kalau makanan atau rumah sakit, semua orang butuh. Dari tantangan ini saya melihat, bagaimana menjadikan ini sebagai opportunity.

Diperlukan masukan-masukan dari tim saya. Saya percaya team work dan masukan dari tim akan menghasilkan suatu jawaban untuk tantangan. Setiap orang memiliki kelebihan masing-masing. Balik lagi saya bilang, semua perlu timing yang tepat. Kalau timing bagus, barang oke akan jadi pembicaraan orang dan laku.

Menurut Anda, apa yang menjadi kunci kesuksesan Anda?

Menurut saya, segala sesuatu itu achievable. Saya berpedoman, never give up. Kalau sudah give up, pasti ide-ide dan sosok pemimpin sudah tidak ada. Mungkin dari percaya diri, optimis terhadap masalah dengan menjadikannya sebagai opportunity, menurut saya itu personality yang diperlukan sebagai pemimpin.

Target apa saja yang ingin dicapai?

Saya lebih melihat untuk maintain apa yang ada. Kalau sudah maintain, improve akan lebih gampang. Maintain dalam hal motivasi karyawan, kerja keras mereka, loyalitas. Itu menurut saya sangat penting. Kalau unsur tersebut sudah ada, untuk maju ke depan bisa. Ide itu pasti banyak. Kita tidak bisa maju sendiri, perlu yang lain juga.

Kalau Smailing Tour ini kan di bidang hospitality, banyak kesempatannya. Bukan hanya di travel. Tetapi bisa di hotel, transportasi dan industri lainnya. Saya harap ke depan Smailing Tour ini bisa berkembang ke industri lainnya yang masih dalam bidang hospitality. Intinya kami bekerja di bidang jasa. Jasa ini harus memiliki personality yang unik, tujuan kami untuk membuat orang senang.

Saya selalu ingin melakukan perjalanan lebih banyak. Meski saya kerja di agen perjalanan, tetapi kebetulan saya merasa kurang melakukan perjalanan. Perjalanan membuka pemikiran kita dengan ide-ide baru, kultur baru yang mungkin dengan timing yang tepat bisa diimplementasikan di Indonesia dan core bisnis saya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved