Editor's Choice Technology

Biznet Membangun 11.000 Km Jaringan Serat Optik

 Biznet Membangun 11.000 Km Jaringan Serat Optik

Biznet sudah hadir sejak tahun 2000 di Indonesia. Untuk industri jaringan internet yang menggunakan serat optik secara nasional, Biznet merupakan pemain swasta satu-satunya. Menurut Adi Kusuma, Presiden Direktur Biznet, hal tersebut merupakan masalah komitmen untuk bisa melakukan ekspansi ke daerah. Meskipun di daerah itu uangnya jauh lebih kecil daripada di Jakarta, Biznet melihat kebutuhan untuk internet itu seperti apa, di mana yang membutuhkan, dan bagaimana Biznet bisa merebut pasar.

Adi Kusuma, Presiden Direktur Biznet

Adi Kusuma, Presiden Direktur Biznet

Adi berpendapat, untuk membangun infrastruktur itu seperti telor atau ayam. “Kalau tidak ada yang membangun jalan, maka tidak akan ada yang tinggal di daerah itu,” ujar Adi kepada Dadi A. Salim dari SWA Online. Hal tersebutlah yang sedang dikerjakan oleh Biznet di Indonesia. “Kalau ada yang bisa disisihkan dari Jakarta, kami tentu akan bangun di daerah lain. Memang ada di dalam rencana misi kami, inginnya Indonesia itu tidak memiliki kesenjangan digital,” tambah Adi.

Bagaimana rencana di 2015 untuk memperluas jaringan broadband seperti apa?

Kami sekarang sedang membangun yang namanya Biznet Nusantara. Kami sedang membangun di pulau Jawa, Sumatra, dan Bali. Samapai sekarang ada 35 kota dan untuk tahun depan mungkin akan menambah sekitar 30 kota, jadi per tahun depan akan menjadi sekitar 75 kota.

Akan buka di kota mana saja? Akan dibangun jaringan kabel serat optik sepanjang berapa kilometer pada tahun 2015? Dan ini menjangkau wilayah mana saja?

Sampai sekarang sudah ke Semarang, Januari itu sudah sampai Yogyakarta dan bulan Maret sudah sampai Bali. Untuk tahun depan akan bangun lagi jaringannya yang lebih luas. Kami fokus di Jawa dan Bali juga sudah mencapai Sumatera. Saat ini daerah timur memang baru sampai Bali, tapi kami sedang eksplorasi untuk sampai Makassar, Balikpapan, dan Samarinda.

Biznet-Adi2

Berapa investasi yang dibutuhkan untuk ini semua?

Kalau untuk tahun ini total sampai US$ 70 juta. Kalau untuk tahun depan ya mungkin di sekitar angka yang sama. Cuma kalau kondisi ekonomi agak sedikit turun ya mungkin akan kami kurangi, tapi rencananya akan kami coba bangun yang sama dengan tahun ini.

Sekarang ini, sudah seperti seperti apa posisi biznet? Sudah berapa kota yang dapat dilayani Biznet dengan kabel serat optik?

Kami memang fokus untuk korporat, tapi kami sekarang sudah ada yang retail. Seperti sekarang di daerah Pekalongan, Semarang, Bali, Surabaya, Malang itu sudah ada produknya yang berupa TV kabel. Jadi sekarang sudah ada produk untuk yang masuk rumah, tapi sekarang sedang mempersiapkan satu produk lagi untuk konsumer juga.

Kami ini kan masuk ke kota-kota yang jaringannya belum siap, yang ada hanya Telkom yang melakukan jaringan serat optik ini. Itu juga Telkom merupakan BUMN, bukan swasta. Untuk cakupan nasional kami bisa dibilang satu-satunya pemain swasta yang menyediakan jaringan fiber optik.

Sudah berapa kilometer jaringan kabel serat optik yang dibangun? Itu mencakup wilayah mana saja?

Untuk sampai hari ini sudah ada 11 ribu kilometer. Untuk ke depannya ya tergantung dolar juga. Jadi karena investasi kami itu harganya dolar dan revenue kami dalam bentuk rupiah. Jadi kalau dolar bisa membaik ya tentu bisa bangun lebih banyak, tapi kalau sebaliknya ya akan kami sesuaikan. Seperti halnya tahun ini kami sudah bangun 4 ribu kilometer. Kalau misalnya bisa kaya tahun ini ya mungkin sekitar 4 ribu juga. Memang target untuk pertahun itu 4 ribu kilometer, tapi tergantung situasinya juga.

Maunya sih ya semua daerah bisa kami hubungkan, tapi lihat-lihat juga daerah mana yang bisa siap kebutuhannya dan secara teknis juga feseable. Jadi ini kami namakan programnya Nusantara, untuk menghubungkan daerah-daerah yang ada di Indonesia.

Apa lagi rencana ke depannya?

Kami memprediksi nanti sekitar tahun 2020 akan ada sekitar 200 juta smartphone dan tablet. Hal tersebut tidak bisa dibendung, mau bagaimana juga alatnya akan tetap datang dan tetap dibeli oleh pasar dan dipakai juga. Alat-alat ini kan membutuhkan koneksi internet, ini yang ingin kami coba mengambil pangsa pasar di situ. Sekarang kami sedang memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengambil pasar di para pengguna gadget ini.

Kalau untuk daerah rumahan, kami sudah menyediakan untuk TV kabelnya. Jadi, bisa dibilang produknya sudah cukup komplet, ada yang rumahan, korporat, dan untuk yang retail ini sedang dalam proses.

Apa produk/jasa utama yang diharapkan jadi andalan Biznet?

Produk yang kami utamakan tentu yang pasti untuk korporat, karena mereka kan untuk kepentingan bisnis. Tapi kami melihat bahwa peluang di masa depan itu seperti yang saya bilang tadi, ada di 200 juta smartphone dan tablet. Sekarang caranya sedang kami siapkan, nantinya memang akan ada satu produk baru. Tapi untuk sekarang saya belum bisa bicara banyak tentang produk baru ini.

Kenapa begitu optimistik dengan bisnis di jaringan internet ini? Seperti apa gambaran potensinya?

Kami sangat optimis karena melihat pangsa pasar di korporat juga cukup lumayan. Jadi yang sekarang sedang dipikirkan itu PR kami untuk bagaimana Biznet bisa masuk ke konsumen retail. Yang namanya internet itu destruktifnya kan banyak sekali. Seperti contohnya komputer, orang mau main game sekarang bisa pakai tablet, untuk nonton TV sudah ga usah pakai TV tapi lewat tablet juga bisa. Jadi bisa dibilang hasilnya mirip walaupun tidak sama persis, bisa melakukan hal yang sama. Yang menggantikan teknologi ini banyak dan menghasilkan hasil yang serupa.

Biznet masuk sampai ke kota-kota kecil meskipun jumlah korporat banyak berkumpul di kota besar, tapi di sana pun ada perusahaan seperti perbankan yang membutuhkan jaringan internet. Jadi kalau saya mau jualan ya pasti di hadirkan ke semua area. Makanya kami di Biznet melihat bahwa untuk masuk satu kota, selain untuk pasar korporat, kami juga coba masuk pasar retainya. Jadi sekali dayung, dua sampai tiga pulau bisa terlewati. Jadi seperti yang tadi saya bilang, untuk tahun depan itu selain B2B, bagaimana caranya juga untuk bisa B2C. Karena jumlah pasar penduduk Indonesia itu luar biasa besar.

Sampai akhir tahun ini, sudah berapa pelanggan korporat dan retail? Sudah berapa gedung yang bekerja sama dengan Biznet?

Kalau di Biznet pelanggan korporat kurang lebih sekitar 70 ribuan. Kalau untuk yang retail ini mungkin hanya baru sekitar 10 ribuan. Kami juga ada bentuk kerja sama dengan beberapa shoping mall untuk menyediakan akses jaringan internet untuk mereka. Seperti yang sudah dijalankan ada di Baywalk dan beberapa lainnya, tapi memang masih dalam cakupan Jabodetabek.

Kebijakan-kebijakan apa yang diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan terhadap bisnis mereka?

Kalau bagi Biznet, yang namanya infrastruktur itu tidak bisa nunggu. Bagaimana pun kalau untuk ekonomi berkembang harus ada transportasi fisik dan transportasi virtual. Virtual ini kan bentuknya data, bagaimana pun juga ini memerlukan jaringan fiber optik. Kalau untuk saat ini kebijakan di pemerintah yang baru ini, untuk industri seperti kami terus terang saya belum lihat. Tapi kalau dilihat kemarin itu ada national broadband plan, dari blueprint-nya sudah ada tinggal siapa nih yang menjalankannya.

Apa harapannya kepada pemerintahan baru sekarang?

Yang jelas penduduk Indonesia itu semakin pintar. Boleh dibilang internet itu sekarang adalah perpustakaan dunia. Mau nyari apa saja juga ada, mau nyari gosip juga gampang, media juga jadi bisa lebih cepat.

Bagaimana pula mereka mempersiapkan diri menghadapi MEA? Apa saja yang mereka lakukan?

Kalau dari sisi infrastruktur yang tadi saya bilang, kalau transportasi datanya bagus ada kemungkinan daerah yang bersangkutan akan berkembang. Kalau misalnya perusahaan dari Malaysia mau masuk Indonesia bikin pabrik, tentu butuh informasi data dari kantor pusatnya. Ini bisa dalam bentuk konfrensi video, maupun data bisnisnya, tentu perlu koneksi internet. Internet ini kan sebenarnya lucu, barangnya tidak keliatan tapi perlu. Kalau dilihat secara market-nya itu sudah ada, tapi ini bukan hanya untuk komunikasi saja. Sekarang internet dipakai untuk bisa eksis. Seperti halnya sosial media, orang bisa update sesuatu dan seluruh dunia bisa tahu. Sekarang orang mau ke toilet aja bikin status.

Seperti apa target-target bisnisnya? Pendapatan ditargetkan tumbuh berapa persen? Berapa persen pula target pertumbuhan labanya?

Kalau secara konsisten kami bisa tumbuh sekitar 30% sampai 40%. Targetnya ke depan kalau bisa ya sama segitu juga. Menurut saya kalau mau bikin target itu harus sesuatu yang bisa dijangkau, jangan kalau orang bilang itu mimpi. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved