Editor's Choice Entrepreneur

Brodo: Bisnis Sepatu dengan Modal Rp7 juta

Brodo: Bisnis Sepatu dengan Modal Rp7 juta

Dua anak muda tamatan ITB, Muhammad Yukka Harlanda dan Putera Dwi Karunia menjajal bisnis sepatu dengan merek Brodo pada 2010, dan sukses besar. Semula, mereka hanya melayani penjualan secara online, kemudian berkembang dengan mendirikan toko sepatu sendiri. Pertumbuhan bisnisnya setiap tahun mencapai 400% selama periode 2010 – 2013. Apa rahasia sukses bisnisnya? Muhammad Yukka Harlanda memaparkannya kepada Dadi A. Salim:

M.Yukka

M.Yukka Harlanda

Motivasi untuk memulai bisnis ini dari mana?

Awal kami membuat footwear itu sebenarnya dari saya dan teman saya namanya Putra. Kami awalnya memang teman akrab dan sepakat untuk bikin bisnis, Cuma tidak tahu bisnisnya apa. Di masa pencarian ide ini kebetulan saya lagi tugas akhir dan perlu pake sepatu formal. Ketika saya cari untuk sepatu ukuran saya yang 46 itu tidak ada, sekalinya ada mahal dan modelnya tidak bagus. Jadi saya ajak teman saya untuk bikin sepatu. Awalnya saya banyak baca buku sama belajar di Youtube untuk mulai usaha ini.

Bagaimana awal menjalankan bisnis footwear ini?

Untuk modal awal saya masih inget dulu sekitar Rp7 juta. Jadi Rp3,5 juta dari Putra dan setengahnya lagi dari saya. Tapi sepanjang perjalanan sih ada minjem ke teman, orang tua, dan sempat juga meminjam ke bank.

Waktu dulu tahap awal sih karena kami masih mahasiswa dan memang dananya tidak ada, jadi kami menyewa tenaga kerja paruh waktu dan itu juga teman-teman kami sendiri di kampus. Selanjutnya ke sini sih sudah ada yang full time, dan sekarang tinggal bagaimana mengurus recruitment training yang benar. Jadi kami juga masih belajar, yang penting karyawan itu dilihat apakah sesuai tidak dengan perusahaan ini dan karakternya bagaimana?

Untuk sekarang menjalankan bisnis ini masih berdua. Kami bagi tim kayak tim sepak bola, offense sama defend. Yang jadi defend-nya teman saya Putra di Bandung, semua produksi, warehouse, pengiriman, dan customer service. Kalau untuk offense-nya saya, untuk mengurus website dan marketing.

Brodo-Yuka2

Target pasarnya siapa saja?

Target pasar kami anak muda umur 19 sampai 35 tahun. Soalnya semua marketing-nya fokus di digital, jadi umur segitu itu umur yang fasih banget sama internet. Tapi ke depan akan ada banyak pengembangan dan mengikuti tren juga. Cuma untuk saat ini masih fokus dengan apa yang kita punya saat ini.

Kami menyediakan hanya untuk versi cowok semua. Kalau untuk versi ceweknya kami belum. Kami masih fokus aja di konsumen kami yang sekarang.

Kisaran harga untuk produknya berapa?

Untuk kisaran harga kami untuk sepatu paling murah itu ada yang Rp250 ribu dan yang paling mahal ada yang sekitar Rp700 ribu.

Bagaimana dapat menarik perhatian konsumen?

Untuk dapat menarik perhatian anak muda kami ada tiga hal. Satu dari sisi desain, kami selalu berusaha deasinnya itu timeless. Maksudnya timeless itu, jadi kalau dipakai sekarang sampai sepuluh tahun ke depan masih masuk, bisa dipakai dan masih bisa dibilang bagus. Kami bersama dengan tim desain selalu membuat desainnya harus tak lekang oleh waktu. Selanjutnya dari sisi servis, kami selalu dengerin feedback konsumen setiap hari, dan selalu investasi di layanan costumer. Jadi konsumen juga merasa uang yang mereka keluarkan tidak hanya produk, tapi dapat servisnya juga. Untuk yang paling baru contonya kami rekrut lagi pegawai biar bisa terima telepon 24 jam dan bisa melayani pembelian 24 jam. Kami juga beli software, siapkan sistem dan segala macamnya. Jadi konsumen bisa kaya ke bank, setiap mereka telepon kami Tanya ID-nya apa, kami punya data history jadi bisa macem-macem dengan data itu.

Persaingan dengan pelaku bisnis yang lainnya bagaimana?

Kami cukup tahu saja soal persaingan, Cuma tidak sampai membuat keputusan untuk membuat persaingan dengan yang lain. Kami tahu ada saingan, ya selanjutnya fokus ke konsumen saja. Dengan fokus ke konsumen, kami selalu mendengarkan feedback dari mereka. Kami mendapat feedback itu harian, dari sosial media, telepon, dan dari e-mail setiap hari saya dapat. Itu saya dengerin semua, terus kami rapatkan per minggu. Perbaikan dari segi layanan, desain, dan segala macamnya saya perhatikan sampai kotak sepatunya.

Penjualannya sudah samapai mana saja?

Untuk penjualannya kami masih fokus di dalam negeri. Masih banyak potensi yang bisa diraih, jadi belum mau ke luar negeri dulu. Untuk penjualan di dalam negeri kami dari Sabang sampai Merauke sudah dicapai. Untuk paling banyak sih masih di Jakarta, Bandung, dan Jabodetabek, berikutnya ada Medan dan Surabaya. Kami ada store dua, satu di Kemang, Jakarta, dan satu lagi di Bandung di Gudang Utara yang sekaligus warehouse kami. Sisanya sih penjualan di online semua. Untuk sekarang penjualan offline ini menyumbang sekitar 30% sampai 40%, padahal baru di Jakarta dan Bandung saja.

Peningkatan bisnisnya berapa?

Untuk peningkatan usaha kami punya target. Kalau target di internal sih sebesar-besarnya, cuma kemaren dari awal berdiri 2010 sampai 2013 sih konsisten sekitar 400% tiap tahunnya. Cuma dari tahun 2013 ke tahun 2014 ini, berhubung degan volume yang banyak target 400% itu terlalu tinggi. Jadi kami untuk tahun ini targetnya sekitar 200% sampai 300%. Untuk bisa sampai 200% saja bagi kami sudah sangat luar biasa. Jadi, banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk mencapai target sebesar itu.

Rencana ke depan untuk pengembangan bisnis bagaimana?

Kalau bicara tentang pengembangan sih tidak terbatas, soalnya potensinya banyak sekali. Bagi saya sebagai yang mimpin sekarang mau tetap fokus dan mulai belajar tidak untuk peluang itu. Kami ingin tetap fokus di range konsumen yang ada sekarang dan juga lewat online.

Kalau untuk rencana ke depan pengembangan bisnisnya kami sekarang sedang ada penjajakan penambahan store. Untuk store yang paling potensial itu tidak jauh dari Medan atau Surabaya. Untuk konsep store-nya ini mau dibuat unik dan belum pernah ada di Indonesia, jadi tunggu saja berita dari kami. Untuk yang sekarang konsep store-nya bisa saja, jadi tidak besar dan di bawahnya itu kantor kami. Sebenarnya tempat ini untuk kantor, cuma karena ada space kosong jadi kami ubah jadi store. Ternyata setelah jadi store diterrima dengan baik oleh masyarakat. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved