Editor's Choice Entrepreneur

Dokter Lanny Juniarti, Mentransfer Passion Pribadi ke Korporasi

Dokter Lanny Juniarti, Mentransfer Passion Pribadi ke Korporasi

Membangun bisnis bisa dipengaruhi dari banyak alasan dan latarbelakang. Ada yang tergiur karena tingginya permintaan, peluang pasar yang masih terbuka, melakukan inovasi, hingga sekadar hanya ikut-ikutan tren yang sudah ada. Namun, kondisi itu tampaknya tidak berlaku bagi dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group.

Tepat 17 tahun lalu, wanita berambut pendek ini merintis bisnis kecantikan bernama Miracle Aesthetic Clinic. Ide membuat klinik kecantikan berawal dari pengalamannya yang memiliki masalah pada kulit wajah ketika duduk di bangku perguruan tinggi. Berangkat dari pengalaman pahit tersebut, lulusan kedokteran Universitas Gadjah Mada, ini akhirnya menggandeng kelima rekannya untuk membuka klinik pertama di Surabaya, Jawa Timur.

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group

“Miracle dibangun atas dasar passion. Saya mempunyai pengalaman di mana masalah kulit wajah bisa membuat seseorang tidak percaya diri. Untuk itu, saya ingin membuat semua orang percaya diri sehingga bisa meraih impian mereka dalam hal apapun,” kenang dr. Lanny.

Selama hampir dua dekade, Miracle telah membangun 18 cabang yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Di antaranya; Jakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Kuta, Balikpapan, Batam, Makassar, Medan, Manado, Mataram, Yogyakarta, dan Semarang. Dengan menggabungkan perawatan yang dilakukan oleh dokter dan beauty therapist, Miracle mengklaim, mampu memberikan perawatan terpadu untuk kulit dan tubuh.

“Dengan konsep beyond result, selain memberikan hasil perawatan yang prima, juga memberikan kenyamanan, keamanan dalam setiap perawatannya, keramahan, serta privasi bagi pelanggannya,” sambungnya.

Sebagai pendiri, dokter stylist ini patut berbangga. Pasalnya, selain kinerja Miracle yang semakin moncer, kredibilitas klinik berlambang wajah wanita itu juga semakin meroket dikalangan berduit tebal, baik lokal dan mancanegara. Meski sedang “naik daun”, bukan berarti pencapaian tersebut berhenti sampai di situ. Dalam beberapa tahun ke depan, dr. Lanny dkk siap melakukan ekspansi bisnis yang lebih agresif. Ia pun ingin memoles bisnis klinik kecantikan ini bukan hanya sekedar “jago kandang”, tetapi menjadi merek internasional. Berikut nukilan wawancara Reporter SWAOnline, Ario Fajar, dengan dr. Lanny.

Selama 17 tahun berdiri, seperti apa gambaran kinerja Miracle Clinic Group?

Kami berkembang sangat pesat. Saat ini kami memiliki 18 layanan klinik di Indonesia. Cabang ke-18 adalah berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Timur. Berkat passion, komitmen dan konsistensi para pendiri, Miracle yang bermula dari tahun 1996 ini semakin menunjukkan taringnya dibisnis klinik kecantikan. Pelanggan kami pun terus meningkat dari waktu ke waktu. Dalam satu klinik, angka kunjungan paling sedikit mencapai 30 orang, tergantung besar kecilnya klinik.

Itu berarti bisnis klinik kecantikan masih menggiurkan?

Benar sekali. Miracle pada dasarnya membantu orang untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Saya merasakan betul bagaimana ketidakpercayaan diri karena kondisi wajah atau tubuh yang membuat seseorang minder bahkan acap kali diasingkan. Nah, melalui bisnis ini saya ingin melakukan misi sosial yakni membantu orang agar tampil lebih percaya diri dan menarik.

Semenarik apa bisnis klinik kecantikan sekarang?

Target kami adalah ingin mengajak dan menarik orang Indonesia agar percaya terhadap klinik-klinik estetika di dalam negeri. Saat ini banyak orang Indonesia seperti di Surabaya, Bandung, dan Jakarta yang berkonsultasi ke Singapura, Malaysia dan Korea. Mereka masih belum percaya dengan klinik estetika di Indonesia. Kondisi itu bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Miracle untuk menarik orang-orang berduit ini agar hijrah ke Miracle.

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group saat peluncuran Buku Miracle

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group saat peluncuran Buku Miracle

Siapa target utama Miracle?

Miracle Aesthetic Clinic dikenal sebagai klinik eksklusif langganan para kalangan papan atas yang menggabungkan keahlian dan pelayanan ala hotel bintang lima. Rata-rata pelanggan kami adalah mereka yang berusia di atas 35 tahun.

Apakah klinik yang diberoperasi semuanya milik perusahaan atau bermitra?

Saat ini 70% klinik Miracle adalah milik perusahaan atau sendiri, dan sisanya dimiliki oleh mitra. Kami merancang skema bisnis dengan sistem lisensi.

Pelayanan apa saja yang ditawarkan?

Sangat beragam. Mulai dari masalah kulit wajah, pigmentasi, aesthetic surgery, hingga weight management program. Biaya yang ditawarkan mulai Rp 360.000 hingga jutaan tergantung layanan dan produk.

Kasus apa yang paling banyak ditangani?

Masalah kulit wajah. Aktifitas yang tinggi, cuaca dan udara yang tidak bersahabat menyebabkan masalah pada kulit wajah orang-orang zaman sekarang. Entah itu berjerawat hingga penuaan.

Apa kelebihan Miracle dibandingkan dengan klinik kecantikan lain?

Selain didukung oleh tim dokter dan beauty therapist berpengalaman, Miracle juga didukung oleh produk-produk ternama dari luar negeri yang tidak beredar bebas di pasaran (bukan termasuk kategori kosmetik dan pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter) dan telah teruji secara klinis.

Untuk memberikan hasil yang maksimal, Miracle juga menggunakan alat-alat modern dan canggih yang selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan teknologi.

Selain menjaga privasi pelanggan dengan menyediakan ruang-ruang perawatan yang terpisah dan nyaman, Miracle juga memprioritaskan kesehatan, memberikan perlindungan, serta rasa aman secara menyeluruh bagi pelanggan.

Apa buktinya?

Miracle Hygiene & Sterilization Program adalah bukti nyata Miracle yang menaruh perhatian besar pada higienitas dan sterilitas. Pemakaian alat bantu dan barang-barang penunjang yang sekali pakai (disposable) seperti alas, baju, dan spon untuk facial misalnya, adalah langkah preventif untuk menghindari kemungkinan tertular dari penyakit seperti Hepatitis dan HIV AIDS. Tak hanya itu, semua alat yang digunakan telah disterilkan dengan autoclave yang mengacu pada standardisasi internasional.

“Miracle”-nya di mana?

Keajaiban dimaknai oleh diri kita sendiri. Saya selalu men-challenge semua pekerja, dokter, dan terapis untuk bisa memberikan kualitas dan hasil yang maksimal. Bukan hanya terkait soal masalah yang dimiliki si pasien, tetapi juga soal keramahan layanan. Kalau mereka keluar dari klinik dengan senyum lebar, itu adalah sebuah keajaiban.

Adakah riset tentang seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan Miracle?

Kami sudah dua kali melakukan survei bersama dengan MarkPlus. Hasilnya, 85% pelanggan mengatakan puas. Kami juga mendapat penghargaan service excellent ditahun 2011-2012.

Bagaimana soal kualitas dokter, terapi dan perawatnya?

Kami memiliki filosofi bahwa pasien adalah mahakarya yang siap dibentuk,dirancang dan diperbaiki dan bukan sebuah objek. Untuk meningkatkan kualitas dokter dan tenaga lainnya, sejak tahun 2009 lalu, kami mendirikan Miracle Aesthetic Academy. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi dokter dan tenaga kecantikan lainnya.

Berapa banyak dokter yang bergabung dengan Miracle?

Kami memiliki 60 dokter yang terdiri dari dokter estetika, spesialis kulit dan bedah plastik.

Apa kunci sukses perusahaan sehingga bisa berkembang dan dipercaya dikalangan atas?

Kami lebih banyak mengandalkan word of mouth marketing. Saya sendiri percaya bahwa pengalaman pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu bisnis. Bisnis yang kami jalankan adalah bisnis estetika, hospitality, dan soal kepercayaan di mana targetnya adalah orang-orang berduit tebal dan berpendidikan, maka dari itu perlu ada perlakuan khusus ke pelanggan.

Rahasia kesuksesan Miracle terbesar adalah soal passion yang dibawa oleh para pendiri. Sejak awal, Miracle didirikan dengan passion. Dari passion pribadi lalu ditransfer ke passion korporasi. Itu sebabnya kami berkembang cukup pesat.

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group

dr. Lanny Juniarti, Presiden Direktur Miracle Clinic Group

Kalau soal branding?

Kami baru saya meluncurkan buku tentang perjalanan Miracle. Buku ini membahas detail bagaimana bisnis ini didirikan, misi dan visi ke depannya. Hasil penjualan buku ini akan disumbangkan ke sebuah yayasan anak.

Pernahkah mengalami jatuh bangun dalam bisnis?

Kami pernah dua kali mengalami masa kesulitan. Pertama, pada saat krisis 1998 di mana pada waktu itu bisnis Miracle terguncang. Lalu, kami segera mengambil tindakan yakni dengan menawarkan paket hemat ke pelanggan. Ternyata, penawaran itu cukup berhasil. Guncangan kedua terjadi pada tahun 2003. Untungnya, kami sudah memiliki pengalaman bagaimana memecahkan masalah-masalah seperti ini. Kondisi seperti itu akan membuat bisnis Miracle semakin matang ke depannya.

Saat ini banyak investor asing khususnya dari Korea yang mulai masuk ke Indonesia. Korea dikenal sebagai negara dengan layanan bedah plastik dan estetika yang cukup populer didunia. Mereka umumnya mengajak kerjasama dengan klinik lokal ataupun rumah sakit. Bagaimana dengan Miracle?

Beberapa kali kami ditawarkan untuk bekerjasama. Namun secara tegas saya menolak tawaran itu. Kami tidak ingin menjadi “makelar”. Mereka bahkan menawarkan fee yang cukup besar yakni 30% dengan syarat kami harus bisa mengirimkan pasien untuk melakukan layanan estetika atau bedah plastik di sana. Ini jelas bukan filosofi dan misi Miracle. I say “no” untuk kerjasama semacam ini.

Kerjasama seperti apa yang Anda inginkan?

Kerjasama yang kami inginkan adalah transfer knowledge untuk dokter-dokter Miracle. Sejak awal kami menargetkan untuk bisa menarik sebanyak mungkin orang Indonesia agar percaya dengan pelayanan dalam negeri. Bukan mengirimkan pasien ke luar negeri.

Apakah pelayanan estetika di Korea jauh lebih maju?

Saya belum lama ini mengunjungi Korea. Saya berani bilang, soal kualitas dokter, Indonesia tidak kalah. Soal teknologi, Indonesia sudah bisa menyamai Negeri Ginseng itu. Mereka hebat dari sisi pemasarannya saja. Mereka berani berinvestasi tinggi untuk bisnis ini.

Apa saja target tahun ini?

Kami menargetkan akan menambah beberapa klinik lagi di Bandung dan Jakarta sehingga jumlahnya menjadi 20 klinik. Beberapa waktu lalu kami juga telah meluncurkan second brand yaitu Emdee Clinic yang membidik kalangan anak muda. Klinik tersebut berbiaya kompetitif, efektif dan aman. Emdee akan buka segera di Jakarta.

Rencana untuk go internasional?

Saya rasa tahun 2015 kami bisa merambah pasar mancanegara. Kami sedang mempersiapkan rencana itu. Doakan saja. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved