Editor's Choice

Farah Quinn: Profesi Chef di Indonesia Sangat Menjanjikan

Farah Quinn: Profesi Chef di Indonesia Sangat Menjanjikan

Farah Quinn tak ubahnya seorang selebritis berkat acara masak-memasak yang pernah diasuhnya di sebuah televisi swasta. Parasnya yang cantik dan body-nya yang seksi membuat para pemirsa langsung jatuh hati. Wanita berwajah eksotik ini pun langsung tenar. Tawaran menjadi bintang iklan berbagai produk pun mengalir. Bagaimana Farah mengawali kariernya di dunia kuliner? Ibu dari seorang putra inimemaparkannya kepada Rangga Wiraspati berikut ini:

FarahQuinn2

Mengapa tertarik menekuni profesi chef?

Dari kecil kira-kira umur 5 tahun saya sudah hobi membantu ibu saya dalam memasak. Ketika saya semakin besar, ibu saya beberapa kali mengambil kursus membuat kue dan saya ikut di bawa. Saat ibu kursus, saya memperhatikan. Jadi sejak saat itulah kecintaan saya terhadap dunia masak-memasak terus tumbuh. Namun, keinginan saya untuk menjadi chef belum ada. Saya pernah ikut pertukaran pelajar ke Amerika Serikat ketika saya masih sekolah, waktu itu pun keinginan menjadi chef belum tumbuh.

Apa background pendidikan Anda?

Saya mengambil jurusan Ilmu Keuangan di Indiana University of Pennsylvania. Sewaktu kuliah saya suka memasak makanan dan kue-kuean untuk sesama housemate, waktu itu kita tinggal berlima dan semuanya wanita. Salah satu housemate saya bilang bahwa saya sangat pintar memasak. Ia bilang bahwa ada temannya yang bekerja sebagai pastry chef, sehingga menurutnya saya seharusnya bisa jadi chef. Saya cukup terkejut bahwa ada profesi bernama pastry chef. Dari situlah saya mulai terpikir akan profesi chef dan mengerti tentang passion/gairah terhadap dunia kuliner. Saya pikir hidup terlalu pendek jika kita menghabiskan waktu untuk bekerja saja tanpa mengikuti sesuatu yang bisa membuat kita benar-benar bahagia. Sejak itu saya terpikir untuk mengambil kelas dan kuliah memasak. Kebetulan di masa saya akhir kuliah, tahun 1997/1998, Indonesia mengalami krisis moneter.

Orang tua saya tidak bisa membiayai kuliah dan hidup saya di AS, sehingga mereka berkata jika saya ingin terus hidup di AS, saya harus membiayai sendiri hidup saya. Saya pikir jika saya harus membiayai kuliah saya sendiri, maka seharusnya saya mengambil jurusan yang saya suka. Kemudian, saya mendaftar jurusan pastry arts di Pennsylvania Culinary Institute. Saya kuliah di sana selama dua tahun, dari 1999 sampai 2001. Saya pikir meskipun belum tentu terpakai di dunia profesional, ilmu pastry arts saya bisa tetap terpakai dalam hidup. Sambil kuliah pastry arts full time, saya juga bekerja full time di restoran setempat sebagai pelayan, pembersih meja, dan buzzer, untuk membiayai kuliah. Selain di restoran setempat, saya juga sempat magang di dapur kue sebuah restoran bernama Lidia’s Pittsburgh.

Farahquinn

Bagaimana perjalanan kariernya di profesi itu?

Pada akhir 2001, saya ikut internship (magang) di hotel Arizona Biltmore. Saya bekerja sebagai staf dapur. Untuk mencapai posisi chef diperlukan waktu yang panjang, karena jabatan chef satu level dengan manajer. Kita harus memulai dari posisi koki (cook). Dari posisi koki di pastry kitchen, perlahan-lahan posisiku naik ke pastry assistant. Selain di Arizona Biltmore, saya juga bekerja di restoran Jepang bernama Zen 32. Di tahun 2005, saya bersama beberapa teman mendirikan sebuah restoran bernama Camus, di Phoenix, Arizona. Pada saat itulah saya menempati posisi pastry chef.

Bagaimana Anda memoles dirinya hingga menjadi the best di bidang itu?

Untuk mengasah skill dan knowledge tentunya kita harus banyak latihan. Saya banyak belajar selama saya bernaung di bawah para pastry chef di restoran tempat saya bekerja. Semua chef dari tempat saya kuliah sampai tempat saya bekerja merupakan mentor saya, merekalah yang memberi saya keahlian memasak pastry. Tetapi, skill yang didapat dari tempat kuliah dan tempat bekerja benar-benar berbeda.

Selain itu, di AS banyak sekali kesempatan bagi kita untuk menambah pengetahuan lewat kelas-kelas dan kursus singkat. Biasanya banyak chef terkenal yang tur ke kota-kota di AS dan membuka kelas. Saya sendiri pernah belajar dengan salah satu chef terkenal bernama Chef Ewald Notter tentang coklat dan gula. Sama seperti profesi dokter, kita sebagai chef harus sering mengikuti seminar, kelas, atau acara-acara yang menunjukkan teknik-teknik memasak yang baru. Permasalahannya sekarang, saya sudah lima tahun berprofesi sebagai chef di televisi nasional, sehingga ilmu-ilmu yang saya tunjukkan di televisi adalah ilmu yang saya terima sejak kuliah dulu. Saat ini belum ada kesempatan bagi saya untuk mempelajari trik memasak baru, padahal belajar trik baru ada di to-do-list saya. Makanya, saat ini saya sedang cari-cari kesempatan untuk cuti kerja selama tiga bulan, misalnya, untuk mengambil kursus-kursus memasak singkat bagi para profesional, mungkin di Eropa atau AS.

Seberapa menarik profesi chef dari sisi finansial?

Di Indonesia profesi chef terus berkembang. Perkembangan industri kuliner di Indonesia sangat bagus. Dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat pertumbuhan pesat bisnis restoran di kota-kota besar Indonesia, acara-acara memasak di televisi juga sudah menjamur. Buat saya, kesempatan berkarier di dunia kuliner Indonesia sangat besar. Kalau soal uang, menurut saya jika Anda memutuskan terjun di industri kuliner maka Anda harus benar-benar mencintai dan menjiwainya. Jika Anda terjun di dunia kuliner hanya untuk mencari uang, mungkin Anda harus mencari pekerjaan lain. Terkadang Anda harus bisa menerima kenyataan bahwa bayaran Anda tidak sesuai dengan jerih payah yang Anda berikan.

Farah (utama)

Jika Anda bisa mengelola bisnis kuliner Anda dengan pintar dan cermat, peluang Anda besar untuk meraih pendapatan dalam jumlah besar. Oleh karena itu Anda harus turun langsung dalam bisnis kuliner Anda. Tetapi jangan berpikir jika Anda akan meraih pendapatan yang besar ketika Anda sudah selesai belajar di kuliah kuliner. Saya pun memulai semuanya dari posisi paling bawah. Untuk menjadi chef yang sukses Anda perlu mengetahui jenis kuliner yang benar-benar Anda cintai, karena banyak sekali jenis kuliner yang bisa Anda eksplorasi. Untuk chef biasa saja, banyak sekali jenis spesialisasinya, mulai dari traditional food sampai fine dining.

Jika Anda sudah berpengalaman sebagai chef, menurut saya Anda perlu membuka restoran sendiri atau bekerja di restoran yang sudah terkenal. Bagi saya memiliki restoran sendiri adalah impian setiap chef. Tapi harus diingat, dari pengamatan saya, hanya satu dari 10 restoran yang baru dibuka yang bisa bertahan. Jadi jangan dikira bisnis kuliner adalah bisnis mudah. Ia berisiko tinggi, memakan banyak waktu, dan menyita hampir seluruh perhatian kita. Jika Anda tidak punya passion di kuliner, kemungkinan besar Anda akan gagal.

Apa ukuran keberhasilan seorang chef?

Bagi saya, seorang chef berhasil ketika ia sudah membuat namanya terkenal karena prestasi di bidang kulinernya. Tentunya seorang chef juga berhasil ketika ia sudah mapan secara finansial.

Bagaimana menurut Anda masa depan profesi yang digelutinya?

Profesi chef akan semakin menjanjikan. Orang tidak akan pernah berhenti makan, jadi peluang untuk profesi chef akan tetap ada, karena industri kuliner susah mati. Meskipun tren masakan akan selalu silih berganti, namun industri kuliner akan tetap ada sampai kapan pun.

Apakah ia akan tetap setia di jalur profesinya?

Tentu saja, profesi chef sudah ada di hati saya, tidak akan berpikir profesi lain lagi.

Apa suka dan dukanya?

Sukanya banyak sekali, karena saya sangat nyaman dengan profesi yang saya jalani, saya sangat suka berada di dapur. Saya juga berkesempatan menjadi chef di televisi nasional, yang membuka banyak pintu kesempatan untuk saya untuk travelling, bertemu banyak pelaku industri kuliner dan bisa mencoba beragam jenis makanan. Dukanya adalah industri kuliner merupakan industri yang berat untuk dijalani. Saya harus memulainya dengan kerja keras dari posisi terbawah. Bekerja di dapur profesional merupakan pekerjaan yang benar-benar menantang, sebab saya tidak boleh duduk selama satu shift, yang bisa merentang dari delapan sampai 15 jam. Anda harus benar-benar fokus dengan apa yang Anda kerjakan. Kita harus bekerja dengan cepat dan waktu istirahatnya sedikit. Jadi profesi koki dan chef sebenarnya bukan pekerjaan yang penuh glamor, belum lagi jika bayarannya tidak sesuai. Namun jika ingin sukses, semua itu harus dilalui. Anda tidak boleh kehilangan fokus. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved