Editor's Choice Entrepreneur

Generasi Kelima Warung Tinggi Membawa Terbang Lebih Tinggi

Generasi Kelima Warung Tinggi Membawa Terbang Lebih Tinggi

Warung Tinggi pasti sudah tak asing lagi bagi pecinta kopi di Indonesia, keharuman kopinya yang khas dan rasanya yang tetap terjaga selama ratusan tahun agaknya menjadi kelebihannya. Di tangan generasi kelimanya, Angelica Widaja, Warung Tinggi mengawali babak baru. Tahun ini Angelica memberanikan diri untuk membuka sebuah kafe di Grand Indonesia.

Ia melihat potensi bisnis di coffee shop masih sangat bagus. Ia pun mengaku sebenanrya ayahnya juga memiliki ide untuk membuka kafe, hasil kolaborasi keduannya kini membuahkan tanggapan postif dari penikmatnya. Ketika tim SWA Online bertandang ke kafe Warung Tinggi yang belum berumur satu bulan terlihat banyak pengunjung yang silih berganti. Berikut wawancara reporter SWA Online Nimas Novi Dwi Arini dengan generasi kelima Warung Tinggi, Angelica Widjaja:

Anglelica

Perkembangan sebenarnya tidak signifikan ya masih tetap samalah dengan tahun lalu. Tapi target kami tahun ini ekspansi ke retail dan supermarket, ada rencana juga untuk ekpor ke pasar Amerika dan Cina. Perkembangan lainnya kami baru buka kafe tanggal 25 Januari 2014 bekerja sama dengan grup Opco.

Kenapa akhirnya membuat kafe? Apa ide pengembangan ini berasal dari Anda sendiri?

Warung Tinggi ini kan umurnya sudah ratusan tahun dan memang terkenal dengan kopi bubuknya ini merupakan kekuatan yang kami punya. Kami akhirnya berani untuk membuka kafe karena ada permintaan dari konsumen. Kalau bicara idenya dari mana sebenanrya ini ide kolaborasi saya dan ayah saya ya, kami riset lama juga sekitar 6-7 kali karena kami bukan expert di bidang ini. Jadi perlu mengetahui pasarnya seperti apa dan peluangnya seperti apa.

Memang ada permintaan dari konsumen atau seperti apa?

Kami membuka kafe ini karena memang ada permintaan dari konsumen yang sudah mulai banyak yang bertanya dan menantikann Warung Tinggi punya kafe. Selain itu, mungkin bisa dibilang sebagai tuntutan zaman juga ya. Kalau dilihat kan sekarang ini zamannya lifestyle terutama untuk anak-anak muda kami ingin mencari target pasar baru lewat kafe ini.

Apa dengan membuka kafe seperti ini juga ingin me-refresh branding?

Ya bisa dibilang begitu karena Warung Tinggi kan dikenal oleh orang yang lebih tua sedangkan anak-anak muda sekarang sudah mulai tahu rasa dan kualitas dari kopi. Kami dikenal dengan kopi yang kualitasnya baik dan ini kami jaga terus hingga saat ini, membuka kafe seperti ini juga akan memperkenalkan atau memberi edukasi ke anak muda mengenai jenis kopi yang baik seperti apa.

Apa sih perbedaan Warung Tinggi Kafe dengan coffee shop lain?

Yang jelas kopinya ya, kopi kami jelas beda dengan kopi-kopi yang ada di tempat lain. Mungkin kalau tempat lain menggunakan kopi dari luar negeri kalau kami menggunkan kopi lokal yang rasanya tidak kalah dengan kopi luar. Selain itu, untuk menjaga heritage di sini menu yang kami tawarkan ada yang tradisonal dan cita rasa mancanegara. Untuk kopinya yang favorit adalah kopi peranakan yang khas tradisonal, kami juga menjual jenis kue tradisional seperti kue cubit atau cake tradisonal seperti cake pandan. Jadi kalau untuk interior bisa dilihat memang gayanya agak sedikit modern tapi kalau soal menu kami tetap mempertahankan yang tradisional dan ada juga yang internasional.

Bagaimana tanggapannya saat ini?

Kafe ini kan belum ada sebulan jadi kalau untuk jumlah penggunjung saya belum hitung tapi kalau dilihat sih cukup bagus ya. Untuk jam-jam tertentu seperti waktu tea time jam 3 sore sudah ramai apalagi kalau weekend meja penuh semua. Ini mungkin karena memang orang-orang sudah menunggu Warung Tinggi buka kafe jadi responsnya seperti ini. Penggunjungnya juga beragam ya dari ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak mudanya juga sudah banyak yang mulai kongko di sini.

Angelica2

Anda kan kuliah dan sempat bekerja di bidang PR, apa tidak rindu pada pekerjaan itu?

Wah dulu sempat kangen ya untuk balik ke dunia PR tapi kan sebenanrya saya hanya kuliah dan sempat magang setahunan jadi ya sebentar lah. Ketika semakin serius meneruskan bisnis ini saya pikir di sini hampir sama dengan di PR karena kan dulu di kuliah juga saya belajar untuk membuat event, branding, marketing dan lainnya jadi ya sudah lah sama saja rasanya.

Ketika akhirnya diberikan tanggung jawab mengelola Warung Tinggi, apa yang pertama kali diajarkan oleh ayah?

Sebenarnya saya ini bisa dibilang anak kopi karena dari sewaktu saya kecil sudah biasa lari-lari di pabrik kopi, jadi memang dari kecil sudah diperlihatkan ini loh bisnis kita. Jadi saya juga belajar sedikit-sedikit sewaktu itu tapi jujur saya awalnya saya tidak begitu tertarik karena kan ada kakak saya yang paling besar. Tapi akhirnya diberikan ke saya karena kakak saya meninggal dalam kecelakan.

Sewaktu diberikan tanggung jawab untuk mengelola yang pertama kali ayah saya ajarkan adalah mengenai kopi, ada lah beberapa bulan saya ditempatkan di pabrik untuk mengetahui prosesnya dari awal dan tahu kopi seperti apa sih yang baik dan sesuai dengan standar Warung Tinggi.

Apa sih yang membuat Anda jatuh cinta dengan bisnis keluarga ini?

Di awal seperti yang saya bilang saya tidak begitu tertarik tapi memang sudah sedikit mengetahui mengenai kopi. Tapi setelah saya masuk dan pelajari ternyata banyak yang menarik juga, lama kelamaan bisnis ini ada seni juga karena ini kan bukan bisnis yang mudah. Saya harus menjaga kualitas ini yang utama karena ini bisnis keluarga yang turun temurun setidaknya saya bisa membawa Warung Tinggi di posisi yang sama, ya kalau posisinya lebih tinggi kan pasti lebih baik ya.

Kalau dilihat kan Anda generasi kelima dan Anda satu-satunya yang perempuan, apa waktu itu kaget ketika diberikan tanggung jawab ini?

Kaget sih enggak ya, ayah saya mengajarkan walaupun saya ini perempaun harus bisa semua karena bisnis kopi ini mungkin image-nya lebih ke laki-laki ya. Tapi saya didorong untuk tahu semuanya dan belajar semuanya, dia selalu bilang kalau belajar dengan baik dan sungguh-sungguh pasti semua bisa dan bakal dapat hasil yang baik.

Anda bercita-cita atau berangan-angan Warung Tinggi ini akan menjadi seperti apa sih di tangan Anda?

Visi dari ayah sih Warung Tinggi ini harus bisa ke pasar global dan saya juga inginnya seperti itu ya Warung Tinggi bisa dikenal oleh internasioanal baik lewat kopi yang kami ekspor ataupun cafenya, sekarang ini kami sudah mendapatkan penawaran untuk membuka kafe di Singapura tapi masih belum tahu ya bagaimana kelanjutannya.

Rencana ekspansi tahun ini untuk kafenya seperti apa?

Kalau untuk kafe ini kan mainan baru saya ya tentu akan konsentrasi ke sini walaupun di awal saya agak kurang konsentrasi karena saya ngurusin semuanya. Tapi rencananya kafe ini akan buka dua cabang di Solo dan Balikpapan, ini dari konsumen yang minta. Baru dua ini saja yang akan buka untuk tahun ini. Kami akan bertahan dengan konsep toko yang seperti di Grand Indonesia dan menu yang tradisonal dan internasional. Tapi mungkin tidak sebesar yang di sini ya, kalau untuk di Jakarta sendiri kami masih mencari lokasi yang tepat.

Apa masih optimis di bisnis ini?

Tentu masih optimis dong Warung Tinggi kan sudah ada ratusan tahun lebih ya. Apalagi di zaman sekarang di mana masyrakat sudah banyak yang sadar mengenai kualitas kopi. Terutama untuk kafenya. Kami tetap akan mempertahankan kualitas kopi yang sudah terjaga ratusan tahun lalu dan juga akan mencoba mengembangkan jenis kopi baru.

Apakah nantinya akan mewariskan bisnis keluarga ini ke anak Anda?

Wah kalau untuk ini masih jauh sekali ya,saya tidak tahu 20 tahun ke depan akan seperti apa. Saya kan juga banyak punya ponakan bisa jadi mereka yang menjalankan bukan anak saya. Kalau saya berpikir akan mewariskan ke orang yang benar-benar suka dan mengerti kopi, bukan hanya karena dia anak pertama lalu saya kasih ke dia. Lebih penting orang mengerti ini akan lebih bisa mengembangkan Warung Tinggi ke depannya. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved