Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

Hulaa.com, Menyasar Traveller yang Sensitif Waktu

Hulaa.com, Menyasar Traveller yang Sensitif Waktu

Jumlah penumpang perjalanan udara di Indonesia yang mencapai puluhan juta rupanya menarik minat dua anak muda membesut Hulaa.com, agen perjalanan online untuk memesan tiket pesawat dan hotel. Dengan diferensiasi yang kuat, Maria Suzanna Roesli (34 tahun) dan Budiyono Salim (31 tahun) yakin bisnis mereka yang belum genap dua tahun itu berpeluang untuk bersaing dengan pemimpin pasar.

Maria Suzanna Roesli

Maria Suzanna Roesli

Hulaa semakin digdaya lantaran berhasil menarik Bayu Buana Travel (BBT), agen perjalanan kawakan, sebagai salah satu investornya. Alhasil, tak hanya modal Hulaa yang menebal, jaringan bisnis BBT pun turut memperkuat startup yang dirintis pada pertengahan 2014 itu. Kini, belasan maskapai di Indonesia serta puluhan ribu hotel di seantero Indonesia dan Asia Pasifik sukses digandeng Hulaa.

Kepada SWA di kantornya, DBS Tower Lantai 9, Kuningan, Jakarta Selatan, Maria menuturkan, dia dan rekannya membesut Hulaa di bawah bendera PT Hulaa Travel Indonesia. Perempuan kelahiran Jakarta 1981 itu bukan sosok baru di ranah startup Indonesia. Alumni Jurusan Nutrition Biochemistry UC Davis, Kalifornia, AS, itu sebelumnya menjabat sebagai VP Penjualan Groupon Indonesia selama dua tahun.

Obrolan santai antara Maria dan Budiyono Salim, seorang programmer muda yang tengah mencari bidang bisnis baru, membawa mereka menggeluti bisnis online travel agent (OTA). “Pak Budi dulu bekerja sebagai programmer di Singapura, lalu pulang juga ke Indonesia. Saat kumpul dengan teman-teman, kemudian kami berkenalan. Lama-lama kami membicarakan mengenai visi dan ternyata ada kecocokan sehingga kami membangun Hulaa,” Maria mengenang.

Maria melihat, pasar perjalanan udara di Indonesia sangat besar. “Sekarang saya rasa kebutuhan travel di Indonesia sangat besar, ditambah minimal setahun sekali masyarakat berpergian seperti mudik,” tuturnya. Maria benar. Badan Pusat Statistik merilis data bahwa jumlah penumpang angkutan udara di Indonesia tahun 2014 mencapai 72,6 juta orang, naik 5,6% dari 2013 yang sebanyak 68,5 juta orang. Terlebih, International Air Transport Association menyebut pada 2034, Indonesia diprediksi menjadi pasar travel penerbangan terbesar ke-6 di dunia dengan 270 juta penumpang diperkirakan terbang ke, dari dan melalui Indonesia.

Maria dan Budi tak gentar menghadapi sejumlah pemain OTA kawakan seperti Traveloka dan Tiket.com. Pasalnya, mereka melihat masih ada peluang besar bagi situs sejenis yang memiliki daya saing yang kuat. Ketika melakukan riset dengan menjajal produk pesaing, mereka menemukan, rata-rata dibutuhkan waktu 32,6 menit untuk melakukan pemesanan. Karena itu, mereka sepakat meluncurkan layanan OTA yang menawarkan kecepatan serta kemudahan dalam melakukan pemesanan tiket pesawat dan hotel. Salah satu caranya, memodifikasi kolom pemesanan tiket sesuai dengan persyaratan khusus tiap-tiap maskapai. Pasalnya, ada sejumlah maskapai seperti Batik Air yang tidak memerlukan pengisian kolom tempat dan tanggal lahir. Ini berbeda dengan Air Asia yang mensyaratkan pengisian kolom tersebut. Selain itu, sistem Hulaa juga diklaim Maria bisa membantu mengisikan nama penumpang karena mampu mempelajari perilaku penggunanya.

Kenyamanan pengguna, imbuh Maria, semakin dimanjakan dengan keberadaan petugas layanan pelanggan 24 jam yang bisa dijangkau melalui telepon, SMS, surat elektronik hingga WhatsApp. Dengan konsep itu, diharapkan pelanggan Hulaa bisa cepat mendapat respons atas kebutuhan perjalanan udara dan penginapannya.

Aspek kenyamanan memang sejak awal menjadi salah satu fokus Hulaa. Bahkan, desain nama dan logo Hulaa pun dirancang bernuansa kasual demi mengingatkan orang pada suasana Hawaii yang ceria. “Kami ingin agar kesannya teringat Hawaii, yang fun, nyaman, santai, berbunga-bunga. Selain itu, kami ingin memberi nama yang langsung mengingatkan orang pada pengalaman dan destinasi travel,” paparnya.

Usai merampungkan konsep produknya, promosi pun digelar di kanal digital. Facebook, Twitter, Instagram dan blog menjadi andalan utama Hulaa untuk mempromosikan layanannya. Berbagai kontes digelar Hulaa demi meningkatkan popularitasnya. Salah satunya, pada Lebaran yang lalu, Hulaa meluncurkan lomba ngeblog bertema pengalaman mudik dengan hadiah paket wisata ke Phuket Thailand beserta akomodasinya. Pada Juni-Agustus lalu, Hulaa juga sempat berpromosi menawarkan diskon vocer hotel di Groupon Indonesia.

Dengan strategi yang matang, respons pengunjung cukup positif. Bahkan, Maria mengklaim, sejak meluncur secara resmi pada Maret 2015, hingga kini transaksinya terus meningkat dengan rata-rata kenaikan 110% per bulan. “Activeuser sebanyak 20 ribu ngecekin halaman kami dan yang melakukan transaksi 70%-nya sehari,” Maria menjelaskan.

Setelah berjalan beberapa bulan, kini Maria dan tim bisa memetakan profil pengguna Hulaa. “Pelanggan kami kebanyakan business traveller. Mereka lebih time sensitive dibandingkan cost sensitive, terpacu oleh waktu yang maunya cepat. Jadi, lebih ke market yang memang membutuhkan kecepatan dan kenyamanan,” ujarnya.

Seiring dengan meningkatnya jumlah transaksi, Hulaa pun menambah krunya. Dari awalnya hanya Maria dan Budi yang sepenuhnya menangani seluruh urusan bisnis hingga operasional, kini Hulaa diperkuat oleh 15 karyawan. Mereka terbagi ke dalam divisi pengembangan produk, layanan pelanggan serta keuangan. Selain itu, jaringan maskapai dan hotel mereka juga kian luas. Saat ini, Hulaa bekerja sama dengan 13 maskapai di Indonesia dan 27 ribu hotel di Indonesia dan Asia Pasifik. “Sebenarnya kami sudah ada data untuk hotel di Amerika dan Eropa, namun baru Januari 2015 kami akan buka 10 ribu lagi. Kami juga dibantu oleh Bayu Buana Travel yang memperkenalkan kami ke hotel-hotel dan maskapainya,” ungkap Maria.

Ke depan, Hulaa berencana melengkapi layanannya dengan paket wisata domestik dan pemesanan tiket kereta api. “Nanti turnya akan lebih dimodifikasi buat orang yang sibuk yang hanya punya waktu tiga hari. Kami juga ingin bisa melayani pembelian tiket kereta karena itu juga permintaannya banyak.”

Rina Astuti (25 tahun) yang sudah dua kali menggunakan layanan Hulaa mengaku cukup puas. Karyawati bagian pemasaran di Maspion itu ketika hendak mengubah pesanannya pernah dibantu hingga tuntas oleh petugas layanan pelanggan Hulaa. “Jadi, pernah saya mau reschedule saat saya mau pergi ke Bali, akhirnya saya dibantuin sama CS-nya Hulaa sampai tuntas,” tutur Rina yang menggunakan Hulaa saat pergi ke Bali dan Lombok.

Rina memberi saran agar Hulaa memperluas layanannya. “Berhubung saya suka berpergian dengan teman-teman menggunakan bus atau kereta api, jadi kalau bisa, kedua tiket transportasi tersebut juga bisa dibeli di Hulaa agar lebih memudahkan pelanggannya juga,” kata Rina penuh harap.(*)

Eddy Dwinanto Iskandar

Reportase: Sri Niken Handayani


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved