Editor's Choice

Cara Donny Pramono Besarkan Sour Sally

Oleh Admin
Cara Donny Pramono Besarkan Sour Sally

Setiap orang punya caranya sendiri untuk merintis sebuah bisnis. Kadang bisa sekali mencoba langsung berhasil, ada juga yang harus menemui kegagalan beberapa kali sebelum berhasil, atau bahkan gagal sama sekali. Dan seorang Donny Pramono ternyata bisa memulai bisnis pertamanya dan mengembangkannya hingga saat ini.

Donny Pramono

Donny Pramono

Bisnis Donny adalah produk yogurt beku dengan merek Sour Sally. Jabatan dia adalah Presiden Direktur PT Berjaya Bersama Sally (Sour Sally). Gerai produknya itu bisa ditemui di sejumlah pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas, baik di Jakarta, maupun beberapa kota lain di Indonesia. Bahkan Sour Sally sudah bisa ditemukan di Singapura. Berikut ini petikan wawancara dengan Donny di sela-sela acara penandatanganan kerja sama dengan PT Kuliner Nusantara Sejahtera Indonesia (K-Food) untuk mewaralabakan Sour Sally Mini, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Apakah pernah mencoba bisnis yang lain sebelum Sour Sally?

Belum

Berarti sekali mencoba mendirikan suatu bisnis langsung berhasil?

Ya. Resminya bisnis Sour Sally berdiri di tahun 2008. Tapi, persiapan dilakukan sejak tahun 2007. Jadi, kurang lebih satu tahun. Ide bisnisnya berasal dari mama, Elien Limuwa, yang terinsipirasi setelah melihat langsung gerai penjualan produk yogurt beku di luar negeri. Saya sendiri suka makan yogurt. Akhirnya saya bertekad untuk punya bisnis sendiri.

Mengapa menggunakan nama brand Sour Sally?

Saya sendiri yang menciptakan merek Sour Sally. Itu disebutkan semacam karakter, seperti halnya Hello Kitty. Sengaja saya memilih karakter seorang perempuan karena target pasar produknya adalah para wanita. Selama ini karakter konsumen yang membeli adalah 70 persen wanita.

Lalu, sengaja menyasar masyarakat kelas menengah-atas?

Produk yogurt beku Sour Sally memang awalnya menyasar segmen premium. Memang settingan-nya level premium karena produk (bahan baku) yang digunakan juga setengah impor. Harganya jadi jauh lebih mahal.” Tapi sekarang, produk Sour Sally berusaha menjangkau masyarakat lebih luas dengan kehadiran gerai Sour Sally Mini dengan harga produk yang lebih terjangkau.

Bagaimana kendala-kendala bisnis yang dialami, khususnya di awal merintis?

Mengenai kendala di awal mendirikan bisnis, Donny mengaku tidak sedikit. Kendala itu seperti mendirikan toko, membentuk tim, hingga proses operasionalnya. Cara mengatasi kendala, ya trial dan error sama sering-sering belajar dari orang lain. Ya mentor langsung nggak ada, tapi saya sering membaca buku, browsing. Ya, belajar juga dari teman-teman sendiri, saling sharing.”

Bagaimana dengan kondisi persaingan?

Setelah berhasil merintis bisnis, produk serupa kian bermunculan. Tapi, persaingan masih sehat. Kami fokus sama produk sendiri saja.

Strategi memenangkan persaingan pasar bagaimana?

Kami selalu berinovasi. Terus kami banyak melakukan promosi karena target market banyak anak muda. Jadi, promosi biasanya lewat sosial media, seperti lewat Facebook, yang sekarang likesnya ada lebih dari 250 ribu. Varian produk pun diganti secara berkala. Rata-rata setiap enam bulan kami ada rasa baru, atau rasa lama kami munculkan kembali.

Rencana ekspansi?

Sour Sally akan merambah negara lain. Mudah-mudahan Malaysia. Saya lagi berbicara sama investor setempat. Mudah-mudahan (tahun ini). Kami lihat dulu Malaysia, setelah sukses ya mungkin negara-negara tetangga dulu, di Asia Tenggara. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved