Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

Islamia Aprilia Waskito, Si Belia Pembesut Aprilia Collections

Islamia Aprilia Waskito

~~

Di usianya yang baru 21 tahun, lulusan Royal Melbourne Institute of Technology, Australia ini sudah memayungi 100-an karyawan. Lewat label Aprilia Collections, pemilik nama Islamia Aprilia Waskito ini membukukan omset sekitar Rp 500 juta per bulan. Rancangan Mia – begitu sapaan akrabnya – mulai dari dress, rok hingga blazer yang dibanderol Rp 215 ribu- 3,5 juta, dan Rp 7-25 juta untuk gaun pengantin. Produknya didistribusikan di lebih dari 20 tempat, antara lain di jaringan Metro Department Store dan Moshaict. “Dari sekitar 10 tempat kami bekerja sama, kami dapat Rp 1,3 miliar per 6 bulan. Jadi, bisa dikalikan karena kami ada di 20 tempat,” paparnya.

Sejak dilempar ke pasar pada 2011, rancangan khas lini busana muslim Aprilia Collections yang feminin, kalem, fleksibel, girly, elegan dan tidak mencolok ini mampu memikat kaum Hawa dari beragam kalangan. Bahkan, penyanyi belia Fatin Shidqia kerap membalut penampilannya dengan rancangan Aprilia sejak tampil di panggung X Factor Indonesia dan pada acara lainnya, seperti Indonesian Movie Awards. Sebagai busana muslim, Aprilia memang dikenal dengan gayanya yang girly, romantis dan vintage serta didominasi warna pastel.

Tak heran, beragam produknya, mulai dari dress, blouse, pant, skirt, veil, dan aksesori serta kerudung peafowl – menjadi trademark Aprilia – banyak digandrungi kawula muda, ibu-ibu muda yang ingin tampil modis, bahkan wanita yang sudah lanjut usia. “Ada seorang langganan kami yang sudah berusia 50 tahun tapi selalu update produk terbaru Aprilia Collections,” tutur kelahiran 6 April 1993 ini.

Di ranah industri busana muslim, sosok Mia tercatat sebagai desainer yang diperhitungkan. Menggebrak panggung busana muslim pada 2011, namanya langsung meroket. Beragam penghargaan berhasil disabetnya, antara lain masuk jajaran 15 desainer busana muslim ternama Indonesia dalam ajang Indonesia Islamic Fashion Fair 2013. Tahun sebelumnya, ia diganjar 2nd Best Tenant periode Januari-Juni 2012 di Moshaict, dan 2nd Best Tenant periode Juli-Desember 2012 di Moshaict.

Sejak kecil, Mia sudah menggandrungi dunia fashion. Anak ketiga dari 9 bersaudara ini terjun di kancah bisnis busana muslim karena mengikuti jejak sang ibu yang sudah berkiprah di dunia fashion sejak 20 tahun lalu dengan merek Lilicollections. Produk kaftan rancangan ibunya ini banyak digandrungi para ibu pejabat. “Awalnya, cita-cita saya ingin menggeluti dunia kuliner dengan membuka rumah makan,” tutur Mia yang mengambil jurusan Tata Boga di SMK.

Ketertarikannya pada bisnis fashion muncul saat ia membantu ibunya menjual produk Lilicollections secara online selulus SMK. “Awalnya iseng-iseng bantu jualan online produk Mama, malah jadi tertarik untuk menggeluti dunia bisnis. Padahal cita-cita awal ingin buka resto karena background saya tata boga,” ungkapnya. Keinginan untuk merambah bisnis fashion tersebut langsung disambut sang mama dengan mendukung modal awal termasuk tempat usaha. “Tahap awal terbantu oleh Mama dan masih gabung dengan butik Mama di Kebon Jeruk. Modal awal sekitar Rp 200 juta,” katanya.

Mia mengaku tak ada kendala berarti dalam menapaki bisnis fashion. “Dari kecil saya sudah dikenalkan oleh Mama dengan dunia fashion, mulai dari hal kecil seperti kancing, bahan, dan lainnya,” katanya. Saat memutuskan membesut merek sendiri memang agak mengalami kesulitan karena selama ini ia banyak membantu ibunya menjual produk yang menyasar pasar kaum ibu. “Kemudian berganti pasar anak muda dengan merek sendiri,” imbuhnya. Ia mengaku, untuk proses merancang desain ia kerap berkonsultasi dengan sang mama.

Untuk pemasaran, Aprilia memilih lewat online dan kerja sama dengan beberapa tenant serta ikut beberapa acara fashion. Diakuinya, strategi pemasaran dengan mengikuti event besar seperti Indonesia Fashion Week dan Indonesia Islamic Fashion Fair sangat membantunya dalam melakukan branding Aprilia. Sementara untuk memasarkan, selain menyasar pasar dalam negeri, ia juga merambah pasar mancanegara, antara lain Singapura, Brunei Darussalam dan Malaysia. Dalam waktu dekat, ia juga akan masuk ke pasar Australia. “Ada rencana tapi masih riset dulu,” imbuh Mia yang akan menetap di Australia usai dipinang oleh Dio Abdurrahman.

Selain memperluas pasar, ia juga tengah ancang-ancang untuk memperluas kategori merek Aprilia dengan Aprilia Bridal (busana pengantin), Aprilia Casual-ready to wear (busana sehari-hari), Aprilia Kidz dan Aprilia Men. Untuk quality control semua produknya, Mia menggunakan standar Singapura. Aprilia Collections, menurutnya, mengutamakan kualitas, cutting dan detail yang berkelas. “Karena sudah teruji. Kalau ada produk yang kurang sempurna bisa langsung di-reject,” ucapnya. Sementara untuk bahan baku, ia mengombinasikan bahan lokal dengan bahan dari Korea, Singapura dan Malaysia. “Saya hobi jalan-jalan. Jadi, kalau ada yang cocok, bisa sekalian beli,” ujar Mia yang merilis buku Moslema Style.

Bagaimana menghadapi persaingan? “Tidakmerasa ada persaingan, justru kami saling support. Dengan ada model terbaru yang dikeluarkan oleh teman-teman, malah jadi terpacu untuk terus berinovasi,” ungkap Mia.

Henni T. Soelaeman dan Indah Pertiwi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved