Editor's Choice

Lena Thong, Ratu Service Office Indonesia

Lena Thong, Ratu Service Office Indonesia

Dengan modal awal Rp 3 miliar, Lena Thong memulai bisnis layanan jasa kantor siap pakai (service office) dengan brand Marquee. Dari yang awalnya hanya mengelola ruang kantor sebesar 900 m2, kini terus berkembang menjadi 1 hektar.

IMG_0179Model bisnis service office yang dijalankan Lena yaitu menyewa ruang/lantai di suatu gedung, kemudian didesain menjadi ruang-ruang kantor kecil untuk disewakan kembali. Selain fasilitas ruang kantor, segala urusan penyewa juga dilayani, mulai dari surat-menyurat, front office, internet hingga office boy.

“Bisnis service office selama ini dikuasai perusahaan-perusahaan raksasa asing. Saat saya memulai usaha, belum ada orang lokal yang berani terjun ke bisnis ini. Tapi saat ini Marquee berhasil mengelola ruang kantor sebesar 1 hektar, ini membuat kami tampil sebagai perusahaan yang punya market share terbesar di Indonesia,” tegas Lena Thong.

Keberhasilan Lena membesarkan Marquee berawal dari peristiwa krisis tahun 1998. Karena melihat pengalamannya di bidang properti, ada salah satu perusaaan service office asal Hong Kong memintanya untuk menjadi Centre Manager, Plaza Business Centre, Jakarta.

“Saat itu saya belajar banyak tentang service office, saya dipercaya untuk mengelola. Di saat saya masuk, ternyata banyak karyawan yang keluar. Saya tidak tahu kenapa? Mungkin karena saya orangnya perfeksionis, detail. Mungkin mental mereka belum siap,” kenangnya.

Menghadapi kendala tersebut, Lena kemudian belajar menenganai people management, bagaimana membangun team work dan leadership. “Berjalannya waktu saya merasa di sinilah passion saya. Karena suka manajemen, menjadi kebiasaan, kemudian menjadi passion.”

Saat mulai merasa nyaman di posisi tersebut, terjadi peristiwa besar yang membuat Lena memutuskan untuk hengkang dan memulai usaha sendiri. Di tahun 2006, perusahaan tempatnya bekerja diakuisisi oleh perusahaan raksasa.

“Selalu ada peluang di balik krisis. Waktu itu saya memulai bisnis yang dikelola hanya empat orang, termasuk saya. Saya pegang marketing, acounting, semuanya. Saat karyawan keluar, saya jadi keteteran. Padahal bisnis service harus terus memberikan servis yang terbaik,” ujar lulusan Science in Business Administration, York University , Toronto, Kanada tahun 1994 ini.

Kesulitan yang dihadapi perempuan kelahiran Jakarta, 20 Juli 1968 ini kemudian dikonsultasikan ke teman-temannya. Saat itu Lena mendapat masukan bahwa jika ingin maju, perusahaan harus punya value.

Setelah itu dia mulai membuat value fondation yang olehnya disingkat “EIFIT” alias Exelent, Inovasi, Flexible, Integrity dan Team Work. Sejak itu Marquee menjadi maju pesat.

Dari yang awalnya hanya punya service office di Mayapada Tower seluas 900 m2, sekarang sudah punya 1 hektar dan punya 90 karyawan. “Ini pasti terjadi bukan sekedar kerja keras saya, tapi kerja tim. Ini terjadi seperti mengedipkan mata, tiba-tiba kami sudah ada di delapan lokasi,” kata penggemar jalan-jalan dan belanja ini.

Delapan lokasi service office yang dimaksud Lena ada di Mayapada Tower, Menara Karya, Talavera Office Park, Cyber 2, Equity Tower SCBD, Souveregn Plaza dan Pondok Indah Office Tower, dan yang baru saja diresmikan yakni Alamanda Tower.

Dari modal awal Rp 3 miliar, kini Marquee memiliki lebih dari 2.000 klien yang membayar uang sewa Rp 1 juta hingga Rp 70 juta per bulan.

Ke depannya ibu dua anak ini akan terus membuat inovasi agar klien terus memakai jasa Marquee. Mulai dari inovasi servis hingga fasilitas.

“Hal yang membuat saya bangga di Marquee adalah, saya merupakan pioner untuk lokal company yang berani bergerak di bidang servis office provider, saya dikepung oleh perusahaan raksasa asing. Tapi saya bangga, kami punya 1 ha service office. Di sini saya belajar, Tuhan memampukan saya untuk mengembangkan bisnis. Kalau kita sukses harus kembalikan ke komunitas kita, saya aktif di Rotary Club Jakarta-Menteng, di sana saya bukan hanya belajar tentang kepemimpinan, tapi juga belajar menolong orang-orang yang kurang beruntung,” tutup finalist Ernst & Young Entrepreneurial Winning Women 2011 dan penerima Anugerah Perempuan Indonesia 2012 ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved