Editor's Choice Corporate Action

Mainan Baru Reino Barack

Mainan Baru Reino Barack

Besarnya pengakses Internet di Indonesia menarik minat Rakuten – salah satu online marketplace terbesar di dunia – berekspansi ke Indonesia. Yang sukses menangkap peluang itu adalah Reino Ramaputra Barack, putra Preskom MNC Group, Rosano Barack. “Prosesnya sangat singkat, 4-5 bulan saja. Saya meminta advise Pak Harry Tanoe, setelah itu diadakan rapat BoD. Mereka pun langsung menyetujui ide pendirian bisnis ini,” tutur Reino kepada SWA di ruang kerjanya, MNC Tower lantai 28, Jakarta.

Reino Barack, Direktur Pemasaran Rakuten Belanja Online

Maka, sejak Juni 2011, Rakuten resmi masuk Indonesia dengan nama Rakuten Belanja Online (RBO) – patungan antara Rakuten (51% saham) dan PT Global Mediacom Tbk. (anak usaha MNC Group, 49%). Usaha patungan dengan alamat dunia maya http://www.rakuten.co.id ini menelan investasi US$ 6 juta. “Awalnya mereka datang ke Indonesia untuk menemui Grup Djarum dan Telkom. Mungkin karena tak ada titik temu, akhirnya mereka merapat ke kami dan bermaksud meminta data tentang Okezone. Saat itu juga saya tawarkan untuk bekerja sama. Setelah itu, kami mengobrol santai dan langsung ada chemistry,” ungkap Reino yang piawai melobi sekaligus fasih berbahasa Jepang.

Hiroshi Mikitani, Chairman dan CEO Rakuten, seperti dikutip Antara, mengakui, pihaknya tertarik membuka RBO karena Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia (240 juta lebih), dan pengguna Internet terbesar (sekitar 33 juta) di Asia Tenggara. Karena itulah, Rakuten yang sudah beroperasi di Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Prancis dan Jepang tertarik menyambangi Indonesia. “Indonesia memiliki potensi pertumbuhan e-commerce yang sangat besar,” kata Hiroshi saat jumpa pers menjelang peluncuran RBO pada Rabu 1 Juni 2011, di Jakarta.

Dalam kerja sama ini, Reino lantas didapuk sebagai Direktur Pemasaran RBO. Berbekal kemampuan akademis di bidang ekonomi dan keuangan, dalam 10 bulan, ia berhasil meningkatkan kinerja RBO. Pertama, meningkatkan pendapatan (revenue) RBO rata-rata 33% per bulan. Kedua, produk yang dijual sudah mencapai 300 ribu produk dari 250 merchant. Ketiga, kenaikan jumlah transaksi menjadi 200-300 per hari. “Padahal awalnya kami berpikir, running aja dulu, berpikir belakangan. Tapi tanpa disangka, RBO begitu kencang pertumbuhannya,” ujar penyandang gelar MBA dari American University, Paris itu.

RBO menawarkan ratusan ribu jenis produk dalam berbagai kategori, termasuk gadget, perangkat keras dan perangkat lunak komputer, pakaian dan aksesori, tas, parfum, bunga, perlengkapan di dalam dan luar rumah, perlengkapan bayi, perhiasan, sepatu, hingga makanan ringan. Kontribusi penjualan terbesar berasal dari gadget yang mencapai 80%, disusul perlengkapan fashion. Untuk permintaan, 70% diserap Jakarta, sisanya kota-kota besar di Pulau Jawa dan Sumatera, mayoritas pembeli berusia sekitar 25 tahun.

Model bisnis RBO adalah business to business to consumer (B2B2C). RBO diilustrasikan sebagai sebuah mal virtual yang menyediakan tempat bagi pedagang menjual produk ke pembeli. “Di Indonesia, model bisnis ini jarang dilakoni. Mungkin ada satu-dua pemain, seperti Blibli.com,” Reino menyebutkan salah satu pemain kakapnya.

Untuk meningkatkan jumlah merchant dan penjualan, pria yang pernah bekerja di Merrill Lynch Tokyo ini melancarkan empat strategi. Pertama, RBO menawarkan jaminan keamanan pembayaran yang diadaptasi dari Rakuten pusat. Kedua, RBO menyediakan layanan e-commerce consultant kepada merchant, dengan mendatangkan konsultan dari Rakuten pusat Jepang. Ketiga, pemanfaatan jaringan media yang luas yang dimiliki grup perusahaan – media cetak, online, televisi hingga radio. Keempat, kemudahan proses bagi pedagang yang ingin bergabung.

Untuk menggaet pembeli, RBO menggandeng merek terkenal seperti LV, Hermes, Chanel, Bvlgari, Emporio Armani, Panasonic, Mustika Ratu, Optik Melawai, Electronic City dsb. Dari total merchant yang bergabung, 40%-nya merupakan merchant besar, sisanya pedagang UKM atau reseller. Jurus selanjutnya adalah menawarkan produk yang beragam, mulai elektronik, aksesori hingga wine. “Jika Blibli.com adalah Grand Indonesia, RBO adalah Mal Taman Anggrek. Artinya, kami membidik konsumen yang luas dan menyediakan banyak produk, dari yang paling murah hingga yang mahal,” ujar pria menjelang 28 tahun yang juga fasih berbahasa Inggris dan Prancis ini. Guna menjaga kepercayaan konsumen, perusahaan berawak 24 orang ini menggandeng perusahaan kurir ternama seperti JNE dan Tiki.

Untuk meningkatkan awareness, RBO menggelar kerja sama dengan JKT48, sister group Indonesia dari idol group asal Jepang AKB48 dengan mendukung lomba Bussiness Plan Competition dalam ajang Artistic Tecnopreneur. Kompetisi ini melombakan 40 grup pelajar yang masing-masing terdiri dari tiga orang untuk mempersentasikan rencana bisnis online mereka di hadapan para juri. Kampanye tersebut diklaim Reino mampu meningkatkan trafik ke situs RBO sebesar 40%.

Shinta W. Dhanuwardoyo, pendiri merangkap Chairwoman PT Bubu Kreasi Perdana, mengapresiasi sukses awal RBO. “Sejauh yang saya tahu, lebih dari 50 ribu produk dan sekitar 100 toko online yang tersedia menjadikan Rakuten sebagai salah satu pemain e-commerce terbesar di Indonesia,” kata Shinta yang menilai Reino mampu memberikan kelebihan tersendiri atas eksistensi bisnis ini. Reino juga dinilainya sukses melakukan branding dan membangun kesadaran merek RBO di Indonesia.

Reino mengaku, “Dari grup, tidak ada target khusus yang dibebankan kepada saya. Mereka cukup senang atas kinerja RBO sejauh ini, begitu pun Rakuten.” Reino juga enggan menyebut kapan target balik modalnya. Namun, ia berencana meningkatkan jumlah klien menjadi 500 merchant dan berambisi menjual 70 juta produk seperti yang dilakukan Rakuten di Jepang selama 15 tahun beroperasi.

Ario Fajar/Eddy Dwinanto Iskandar

Riset: Adinda Khalil


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved