Editor's Choice Corporate Action

Nissan Gusur Honda dari Posisi Lima Besar

Oleh Admin
Nissan Gusur Honda dari Posisi Lima Besar

Ibarat di arena balap mobil, Nissan kini berlari kencang, dan telah mendahului berbagai merek mobil lain yang awalnya berada di depannya.Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tahun 2010 Nissan berada di posisi ke-6, tetapi sejak 2011 hingga 2012 ia sudah bertengger di posisi kelima. Nissan mengeser Honda, yang pada 2010 berada di posisi kelima. Adapun posisi empat besar dikuasai berturut-turut oleh Toyota, Daihtasu, Mitsubishi dan Suzuki.

Tahun 2011, penjualan Nissan tercatat 56.137 unit, sedangkan Honda 45.416 unit. Lalu, Januari hingga Maret 2012, mobil Nissan terjual 17.367 unit dan Honda 8.143. Saat ini Honda masih mengalami masalah dari segi produksi di Jepang akibat Tsunami dan di Thailand karena banjir besar. Bahkan pada Januari dan Februari 2012, Honda berada di peringkat ke-8 di bawah Isuzu.

Pemasaran Nissan di Indonesia di bawah pengelolaan PT Indomobil Wahana Trada (IWT), yang mana 99% sahamnya dimiliki oleh PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (ISI), dan PT IMG Sejahtera Langgeng 1%. Menurut Jusak Kertowidjojo, Presdir ISI sekaligus Komut IWT, kunci keberhasilan Nissan adalah mengeluarkan produk yang sesuai dengan selera konsumen, perluasan jaringan yang cepat, yang didukung SDM yang well-trained.

Bahkan, lebih rinci Gunadi Shinduwinata, Komisaris ISI, menjelaskan, kunci keberhasilan Nissan: pertama, model yang sesuai dengan selera konsumen otomotif Indonesia dan harganya pun masih terjangkau. Kedua, “Kami punya konsep pemasaran yang jelas dan sasaran pasar yang fokus,” ujarnya. Ketiga, Nissan memiliki penyediaan financingdan kesiapan layanan sales, service & sparepart (3S) yang baik.

Gunadi Shinduwinata, Komisaris PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Saat ini, Nissan memiliki produk unggulan jenis multipurpose vehicle (MPV), crossover, hatchback, sport utility vehicle (SUV) dan D-Cab. Adapun kontributor terbesar penjualan Nissan adalah Grand Livina (MPV) yang mencapai 50% dari total penjualan Nissan. Terbukti, sejak kelahiran Grand Livina, penghasilan bersih perusahaan naik 53% dari angka Rp 4,28 triliun pada 2009 menjadi Rp 6,54 triliun pada 2010. Dan, hal ini masih berlanjut hingga 2011 sebesar 52%, sehingga penghasilan bersih Nissan tahun lalu tercatat Rp 9,95 triliun. Menurut Jusak, minat orang Indonesia secara umum adalah MPV dengan penguasaan 60% dari total pasar passenger car. “Separuhnya kami kuasai lewat Grand Livina dan bulan Juni kami luncurkan Evalia (seperti Avanza), karena mobil yang muatannya banyak masih tinggi demand-nya,” tutur Jusak.

Alhasil, pangsa pasar Nissan terus melaju dari angka 6,1% (2007) menjadi 9,6% (2011) dengan volume penjualan mencapai 60 ribu unit. Sementara itu, di kuartal pertama tahun ini Nissan masih menguasai pangsa pasar 9,6%. “Pasar Indonesia terus meningkat. Dari persentase harusnya tahun ini bisa lebih tinggi,” Gunadi menambahkan. Karena penjualan yang ciamik itu, laba bersih IWT pun mengalami peningkatan yang mencolok. Tahun 2011, perusahaan ini mencatat laba bersih Rp 310 miliar, melonjak 102% dibanding laba 2010 senilai Rp 153 miliar.

Untuk memperluas jaringannya, tahun 2011 IWT mengalokasikan belanja modal Rp 214 miliar. Tahun 2010, perusahaan ini memiliki 46 dealer Nissan, dan tahun 2011 bertambah menjadi 64 gerai dealer. Tahun ini Nissan akan menggenapi jumlahnya menjadi 85 gerai dealer, dan bakal terus naik hingga 155 gerai di tahun 2016. Kapasitas produksi pun akan bertambah. Jika tahun 2012 ini mencapai 100 ribu unit, tahun 2015 Nissan menargetkan produksi hingga 250 ribu unit. Menurut Gunadi, prinsipal akan melakukan investasi lanjutan untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas kandungan lokal.

Lalu bagaimana Honda melihat keberhasilan Nissan? Menurut Jonfis Fandi, Direktur Penjualan dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor, karena Tsunami, Honda banyak rugi dan pasarnya hilang dalam setahun belakangan. “Tidak masalah karena saat ini kami bangkit lagi,” ujarnya. Ia mengungkapkan, tahun 2012 Honda menargetkan dapat memproduksi 70 ribu unit. Honda Freed akan dipacu penjualannya karena hasil survei menunjukkan minat pasar yang baik terhadap produk ini. Sepanjang Januari-April 2012, ekspor Freed ke negara-negara di ASEAN mencapai 5.828 unit, sedangkan tahun lalu hanya 721 unit. Jonfis menambahkan, ekspor terbanyak adalah ke Thailand dan Malaysia, yang pada kuartal pertama 2012 sudah menembus angka 3 ribu unit.

Yuyun Manopol & Darandono


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved