Editor's Choice Youngster Inc. Entrepreneur

Platform E-Commerce Besutan Jebolan Nanyang

Platform E-Commerce Besutan Jebolan Nanyang

Brian Marshal (CEO), Fajar Maulana Firdaus (CTO), Andre Ricardo Harianto

Andre Ricardo Harianto, Brian Marshal, Fajar Maulana Firdaus

Ketika karier mapan sebagai profesional teknologi informasi (TI) sudah di genggaman tangan, hati tiga sahabat ini malah tak karuan. Itulah yang dialami tiga sekawan Brian Marshal, Fajar Maulana Firdaus dan Andre Ricardo Harianto. Untungnya, kegelisahan itu berbuah kreativitas dengan melahirkan Sirclo, bisnis platform desain dan tools untuk website e-commerce di dunia maya. Meski baru setahun, bisnis mereka menunjukkan perkembangan bagus dengan menggaet ribuan pengguna jasa. Tak lama setelah meluncur, mereka pun sukses menarik perhatian pemodal ventura hingga mendapat suntikan dana untuk memperkuat bisnis mereka.

Awalnya, Sirclo didirikan lima orang, tetapi kini tinggal tersisa tiga orang yakni Brian (kelahiran 29 Maret 1989) sebagai chief executive officer (CEO), Fajar (kelahiran 17 Juli 1987) sebagai chief technical officer (CTO), dan Andre (kelahiran 2 Juni 1988) sebagai chief operating officer (COO). Kepada SWA di kantornya di Jalan Biak 19C, Cideng, Jakarta pusat, Brian menyebutkan, para pendiri Sirclo merupakan sahabat sejak SMA yang dipertemukan saat mengikuti Olimpiade Komputer. Persahabatan mereka kian erat ketika kembali bersua saat kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Nanyang Technological University, Singapura.

Setelah lulus dan menjadi profesional TI, mereka berhasrat membesut bisnis sendiri. Ditambah lagi, faktor usia membuat mereka bergairah untuk mengambil risiko. “Mumpung kami masih muda,” kata Brian.

Berbisnis jasa modul desain dan tools untuk website e-commerce dipilih karena salah satu pendiri Sirclo pernah berjualan pakaian di dunia maya. Dari situ mereka mendapati bahwa banyak pebisnis online yang kebingungan membesut sistem e-commerce berbasis web yang mumpuni. Tantangan lainnya adalah faktor harga yang harus dibuat terjangkau agar mampu disentuh para pebisnis online. Karena itu, diputuskanlah membuat website jual-beli yang bisa diduplikasi secara otomatis sehingga harganya lebih murah.

Salah satu pembeda Sirclo dari penyedia platform e-commerce lainnya adalah target pasarnya. Menurut Brian, Sirclo menargetkan pasar Asia Tenggara. Itu sebabnya, Sirclo pertama kali didirikan di Singapura dengan nama Sirclo Pte. Ltd. pada 2011 dengan modal patungan para pendirinya sebesar Rp 100 juta lebih. Namun, para pendiri sepakat mengawali bisnis di Indonesia karena pasarnya dinilai lebih seksi. Maka, didirikanlah PT Lingkar Niaga Solusindo sebagai badan hukum Sirclo di Indonesia pada September 2013, dan sejak itu mereka meluncurkan layanannya.

Dengan sasaran tersebut, strategi untuk memenangi pasar diadaptasi mengikuti area operasi. Para pendiri Sirclo tak menampik mereka bukan perintis di bidangnya, baik di dalam maupun luar negeri. Di luar negeri, jasa sejenis sudah lebih dulu dirintis, di antaranya oleh Squarespace, Strikingly dan Wix. Di Indonesia, penyedia jasa sejenis pun sudah banyak. Di antaranya, Kalakat, Jejualan, Solo Desain dan Shop737.

Meski demikian, salah satu pembeda Sirclo dari pemain asing adalah lokalitas yang diusungnya. Maka, Sirclo menyediakan fitur untuk pembayaran melalui ATM dan pengiriman barang tentu saja menggunakan kurir lokal. Terdapat pula fitur analisis pembelian, penghitungan biaya kirim, pemasaran, dll. Selain itu, sesuai dengan selera pasar Indonesia, desain Sirclo dirancang lebih ramai ketimbang situs dari luar negeri. Meskipun berani mengusung kualitas desain dan aneka fitur mumpuni, harga yang dipatok Sirclo cukup terjangkau, mulai dari Rp 99.000 hingga Rp 1.759.000 per bulan.

Untuk memasarkan produknya, Sirclo yang kini diawaki 18 karyawan memiliki tim penjualan khusus yang menyasar orang-orang yang jualan online melalui media sosial. Selain itu, berbagai event bazar disambangi untuk menjaring klien. Berkat agresivitasnya, pengguna free trial Sirclo kini sudah berada di angka ribuan. Sementara jumlah pengguna berbayarnya tahun lalu sekitar 200 pengguna. Meski demikian, Sirclo menargetkan tahun ini pengguna berbayar Sirclo menembus 1.000 pengguna.

Brian yakin, Sirclo mampu mencapai target tersebut, terlebih setelah pada pertengahan tahun lalu mendapat suntikan modal dari pemodal ventura East Venture yang berkantor di Jakarta, Singapura dan Tokyo. Sirclo berencana mempermudah teknologinya agar kian ramah bagi calon pengguna. Sirclo juga akan diintegrasikan dengan berbagai kanal penjualan besar seperti Lazada.

Salah satu pengguna Sirclo, Indah, pemilik situs web lolitattoo.com, menggunakan Sirclo sejak Juni tahun lalu dari sebuah brosur di pameran. Tak lama kemudian, Indah yang menjual tato temporer itu memutuskan menjajalnya. Keputusannya tak salah. Indah yang sebelumnya terbiasa berjualan melalui Whatsapp dan Line mengaku peningkatan penjualannya mencapai tiga kali lipat dari sebelumnya. “Ada fitur pengelolaan penjualan, dan pengirimannya. Jadi, memang sudah one stop solutionbanget kalau untuk website,” tutur Indah yang memberi masukan agar desain situs Sirclo bisa dimodifikasi sesuai dengan keinginan pengguna.(*)

B O K S

SIRCLO

Jenis usaha: platform website e-commerce

Meluncur: September 2013

Pendiri: Brian Marshal (CEO), Fajar Maulana Firdaus (CTO), Andre Ricardo Harianto (COO)

Pengguna: ribuan pengguna free trial dan ratusan pengguna berbayar

Pendanaan: internal dan East Venture

Destiwati Sitanggang dan Eddy Dwinanto Iskandar

Riset: Armiadi


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved