Marketing Editor's Choice Strategy

Polymindo Permata: Jagoan Ekspor Bambu Sintetis

Polymindo Permata: Jagoan Ekspor Bambu Sintetis

Saat ini Johan Yang menjabat sebagai Executive Vice President di PT Polymindo Permata. Johan membantu ayahnya, Junus Sumardi, yang mendirikan perusahaan sejak tahun 1985. Awalnya Polymindo memproduksi produk plastik seperti sedotan, dan parts untuk ballpoint yang juga terbuat dari plastik.

Polymindo (utama)

Namun, tahun 1998 terkena dampak krisis dan mengalami penurunan usaha sebesar 70%. Kemudian datang seorang klien dari Jerman meminta untuk dibuatkan bambu sintetis untuk keperluan pembuatan furnitur. Sejak saat itu Polymindo memproduksi bambu sintetis dari bahan plastik untuk pasar internasional dan lokal dengan merek Viro.

Nama Viro diambil dari kata Environment, karena sang ayah memang peduli akan lingkungan dan produknya yang ramah lingkungan dan tidak beracun. Bagaimana lika-liku pengembangan pasar ekspornya? Johan Yang memaparkannya kepadda Dadi A. Salim dari SWA Online berikut ini:

Bagaimana Anda mendapatkan buyer pertama? Siapa saja dan ke negara mana?

Awalnya setelah mengalami krisis pada tahun 1998, datang seorang klien dari Jerman meminta untuk dibuatkan bambu sintetis. Kemudian karena ayah saya selalu peduli akan lingkungan, maka kami mencoba membuat dari bahan yang tidak beracun (Plastik PE).

Seperti apa dinamika awal memulai ekspor? Apa kesulitannya dan bagaimana dapat terus berkembang?

Awalnya kami merasa yakin bisa membuat pesanan dari Jerman tadi, karena kami memang awalnya memproduksi produk plastik yang membutuhkan presisi tinggi. Namum ternyata klien kami itu balik lagi dan marah-marah karena produknya patah-patah.

Itu terjadi karena memang pada awalnya dia tidak bilang untuk apa, tapi setelah itu baru dai bilang dan akhirnya kami melakukan inovasi dan uji coba agar produk kami itu kuat dan tetap tidak beracun.

Kalau mau kuat bisa saja menggunakan bahan PVC, karena memang PVC itu kuat dan jauh lebih murah. Tapi kami ingin produk kami itu environment friendly, jadi kami menggunakan bahan PE yang tidak beracun.

Polymindo

Apa yang dilakukan untuk dapat terus meningkatkan ekspor? Apakah ada kiat-kiat tertentu?

Untuk meningkatkan ekspor kami tentu saja melakukan inovasi tadi yang saya sebutkan. Selain tidak beracun, produk kami juga fire resistant, tahan api. kami melakukan uji coba di Amerika untuk fire resistent ini dan hasilnya memuaskan. Setelah dilakukan tes, terlihat bahwa produk kami mampu menahan api dan tidak menjadi bahan bakar bagi api sehingga api tidak menyebar luas.

Selain itu, kami ada tes untuk toxin atau racun. Menurut hasil tes racun yang dihasilkan bahan PE jauh lebih rendah bila dibandingkan PVC, bahkan hampir tidak terdeteksi. Selain itu, juga asap yang dihasilnkan hampir tidak ada, sehingga aman bagi pernapasan. Karena tidak beracun, maka aman juga bila viro ini digunakan untuk dibuat kerajinan seperti piring atau tempat buah.

Tidak seperti pesaing kami di luar negeri, mereka menggunakan bahan PVC. Kami satu-satunya di Asia bahkan dunia yang menggunakan bahan PE. Meskipun harganya lebih mahal sampai tiga kali lipat bila dibandingkan dengan bambu asli, tapi memiliki kekuatan sampai 20 tahun, tidak beracun dan mudah dibersihkan.

Sejak awal melakukan ekspor, apakah mengalami kendala? Tolong ceritakan jatuh bangunnya dalam kewirausahaan dan menggarap pasar ekspor?

Kendala pada awal seperti yang tadi disebutkan. Setelah krisis 1998 kami fokus di produksi bambu sintetis untuk kebutuhan pembuatan furnitur. Kemudian pada tahun 2008 krisis global kembali melanda. Dari situ kami mencoba masuk ke building material dengan bentuk bambu sintetis.

Kami yang tadinya hanya memproduksi untuk bahan dijadikan kursi, meja, box, dan sebagainya, kamudian mencoba untuk membuat bahan bangunan seperti atap yang menyerupai atap daun rumbai. Bahkan Disneyland Amerika sudah menggunakan produk kami untuk atap dengan tema tropikal mereka.

Sekarang sudah banyak yang menggunakan produk kami seperti San Diego Animal Park untuk atap mereka. Untuk pasar lokal juga sudah banyak yang pakai, bahkan hampir 90% pasar lokal menggunakan produk kami. Seperti contohnya di Bali, banyak hotel dan resor menggunakan produk Viro untuk tema bangunan tropikal mereka.

Produk yang diekspor apa saja? Apa produk unggulannya?

Produk kami itu bambu sintetis yang bisa dibuat furnitur, kami juga memproduksi untuk bahan bangunan seperti atap yang terbuat dari bambu sintetis menyerupai daun rumbai. Keunggulan produk kami itu tidak beracun dan tahan lama hingga 20 tahun.

Selama 3 tahun terakhir bagaimana perkembangan ekspornya?

Perkembangan ekspor kami fluktuatif, tergantung dari pemesanan dari klien kami. Tapi tiap tahunnya mengalami peningkatan. Kalau untuk pasar internasional dan lokal kami masih seimbang sekitar 50% lokal dan 50% ekspor. Meskipun pasar ekspor besar, tapi pasar lokal juga penting, karena bagi kami tidak bisa mengabaikan pasar lokal yang juga besar. Tapi kadang-kadang ekspor sedikit lebih banyak tapi kami mencoba menjaga keseimbangan pasar ekspor dan domestik.

Sekarang sudah mengekspor ke negara mana saja dan untuk perusahaan apa (restoran atau toko-toko seperti supermarket)? Bila bisa disebutkan, berapa persen untuk pasar Eropa, Amerika, Asia, Australia dan lokal?

Sekarang sudah ke berbagai negara seperti Amerika, ke beberapa theme park dan kebun binatang di sana. Kalau di Eropa ada salah satunya Republik Chek ada yang menggunakan produk kami. Kalau di Timur Tengah ada di Khatar ada hotel di Doha namanya Anantara Island

Bagaimana cara memasarkan produknya?

Untuk memasarkan produk, kami ada beberapa cara. Jadi kami juga ada beberapa distributor yang di luar negeri untuk pasar luar. Kami juga punya showroom di Bali dan rencananya akan buka showroom lagi di beberapa kota di Indonesia. Kalau untuk pasar luar kami banyak dengan partner karena partner kami tidak hanya jual barang, tapi juga menyediakan jasa pemasangan. Untuk pasar lokal pun kami bisa menyediakan jasa pemasangana. Jadi kami tidak hanya jual barang tapi kami juga menyediakan semua sistemnya. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved