Editor's Choice Entrepreneur

Rosada Mengeruk Pundi-Pundi dari Rumah Boneka

Rosada Mengeruk Pundi-Pundi dari Rumah Boneka

Sulitnya mendapatkan mainan kayu yang bisa dimainkan anak-anak, membuat Rosada Talip membuat kerajaan mainan kayu untuk anak-anaknya sendiri. Di tahun 2005, Rosada membuat Rosada Dollhouse. “ Yang tersedia di pasar adalah mainan-mainan kayu yang setiap hari anak-anak sudah lihat di sekolahnya seperti blok, puzzle dan educative toys lainnya sehingga jika orang tua membelikan mainan seperti itu cendrung anak-anak sudah bosan hal ini saya alami sendiri dengan anak saya dan juga mainan mainan di pasaran didominasi oleh mainan plastik,” ujar Rosada.

Berbekal sisa potongan triplek dari bisnis interior manufaktur miliknya, Rosada dan suaminya mulai merancang limbah kayu tersebut menjadi mainan-mainan kayu. Pilihan pertama jatuh kepada rumah boneka. Ia dan suami mulai merancang model rumah boneka dan kastil untuk anak-anak. “Kami mulai mulai mencari literatur di internet dan majalah majalah tentang mainan kayu, ternyata banyak sekali mainan yang menurut kami luar biasa,” jelasnya.

Rosada Dollhouse

Rosada Dollhouse

Awalnya mainan tersebut Rosada bawa ke bazar-bazar sekolah di Bali, dan pameran-pameran lokal, ternyata respon para orang tua dan anak-anak cukup antusias. Selain membeli konsumen juga memberikan masukan masukan kepadanya mengenai mainan mainan yang ia produksi, dan banyak di antara konsumen yang mendorong supaya Rosada buka toko agar mudah jika konsumen ingin mengunjungi atau merekomendasikan kerabat.

Dari sanalah cikal bakal bisnis ini mulai menghasilkan sampai akhirnya Rosada memutuskan untuk membuat toko khusus untuk menjual produknya yang diberi nama Rosada Dollhouse yang beralamat di Jalan Raya Kerobokan, Banjar Taman No. 78, Kerobokan, Bali

Rosada mulai lebih serius menata bisnis ini semenjak tokonya dibuka, mulai dari packaging, knock down sistem dan lain-lain. Tokonya banyak dikunjungi turis asing yang membeli untuk dibawa pulang ke negaranya, dan beberapa dari mereka ada yang akhirnya membeli untuk dijual kembali di negaranya. Sehingga selain menjual ritel, Rosada juga menerima pesanan.

Tantangan utama dalam bisnis ini adalah bahan baku, dikarenakan sekarang pihaknya tidak bisa hanya mengandalkan bahan sisa produksi. Selain itu, sistem produksi juga menjadi tantangan karena rumah boneka Rosada mulai diekspor yang ada standard children safety sendiri yang berlaku di negara tujuan ekpor. Contoh, soal aturan pemilihan cat yang berbahan dasar air yang tidak beracun, perhatian terhadap sudut-sudut tajam dan bagian kecil agar tidak membahayakan anak-anak.

Rumah boneka buatannya sudah diekspor ke Australia dan Belanda. Kini, sedang penjajakan untuk kirim ke Malaysia dan negara –negara di Afrika. Sedangkan untuk pembeli langsung berasal dari seluruh dunia dikarenakan lokasi showroom yang ada di Bali. Wor-of-mouth marketing menjadi kiat Rosada dalam menembus pasar ekspor. “Klien atau turis yang membeli di toko kami menceritakan ke kerabatnya yang akhirnya memutuskan untuk untuk menjual di negaranya,” kata Rosada.

Selain itu, ia juga bergabung dengan beberapa organisasi seperti AMKRI (Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia) dan BEDO (Business and Export Development Organization) yang membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) untuk menembus pasar ekspor melalui pameran berskala intersasional. Rosada mengatakan, ekspor berkontribusi 35 % dari penjualan retail.

Rosada menjual rumah bonekanya dengan kisaran Rp 1 – 10 juta, perabotan untuk rumah boneka berkisar Rp 30 – 300 ribu, dan mainan kayu berkisar Rp 100 ribu – 1 juta. Kejujuran, komitmen dan inovasi menjadi kiat Rosada dalam mengembangkan bisnisnya. “Dalam bisnis kami selalu mengedepankan kejujuran dan menjaga komitmen klien, prioritas kami di kualitas dan children safety,” ungkap wanita berdarah Jerman itu.

Ke depannya, Rosada akan tetap fokus kepada inovasi produk dan lebih banyak mencari pasar ekspor. Ia berharap agar pemerintah memfasilitasi UKM untuk memberikan pelatihan di bidang pemasaran produk dan pelatihan produksi. “Untuk omset kami tidak bisa bilang dulu,” ujarnya menutup pembicaraan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved