Editor's Choice Youngster Inc. StartUp

Sewa Kantor ala Comma

Sewa Kantor ala Comma

Peluang bisnis akan selalu ada manakala pelaku jeli melihat potensi pasar. Lihatlah apa yang dilakukan Comma Indonesia, pemain baru di bidang sewa ruang kerja bersama (co-working space). Bisnis ini tercipta karena para pendirinya cerdik membaca semakin dibutuhkannya ruang kerja bersama oleh para profesional dan entrepreneur muda di Jakarta. Apa yang mereka lihat?

Ario Pratomo & Michael R. Tampi

Ario Pratomo & Michael R. Tampi

Menurut mereka, kerja bersama di kafe yang kini menjamur di kota-kota besar tidak selalu kondusif. Selain sering terlalu gaduh, kafe lebih cocok untuk kongko, bukan kerja. Karena itulah, Comma yang dihadirkan pendirinya pada 1 Desember 2012 menggelar bisnis penyewaan ruang kerja bersama di One Walter Place Lantai 3, Jl. Wolter Monginsidi 63B, Jakarta Selatan.

Ini bisnis co-working space pertama di Jakarta,” Ario Pratomo, salah seorang pendirinya, mengklaim. Comma didirikan secara “berjamaah”. Selain Ario, ada Michael R. Tampi (Mike), Rene Suhardono, Yoris Sebastian, Dondi Hananto, dan Dodong Cahyono. Bisnis ini dimulai dari kebutuhan berdasarkan pengalaman para pendirinya. “Sebelum mengenal istilah co-working, saya, Mike, dan kawan-kawan sering bekerja bersama di kafe. Kami buka laptop, ngobrol, makan dan rapat. Tetapi, teryata kafe hanya memberikan setengah dari konsep co-working. Di kafe sering ada banyak gangguan. Misalnya, pekerjaan terbengkalai karena tidak sengaja bertemu teman lalu mengobrol. Ini beda dengan Comma yang memang khusus sebagai tempat yang disewakan untuk bekerja bersama,” Ario menambahkan.

Mike menjabarkan, kepanjangan Comma adalah collaboration matters. Penyewa (tenant) yang awalnya tidak saling kenal bisa datang ke Comma, mengerjakan pekerjaan masing-masing, dengan akses komunikasi dan kolaborasi satu sama lain yang sangat terbuka. Karena itulah, Comma menyediakan meja besar untuk para penyewa. “Comma memberi suasana produktif bagi pekerja. Lengkap dengan stop kontak dan perpanjangan kabel di mana-mana,” lanjut Mike. Fasilitas standar seperti koneksi Internet nirkabel, fotokopi, printer dan pemindai juga disediakan.

Ario Pratomo & Michael R. Tampi

Ario Pratomo & Michael R. Tampi

Baik Ario maupun Mike tak menampik, di luar negeri model bisnis sewa ruang kerja bersama seperti ini sudah berkembang. Misalnya, di Singapura ada The Hub. “Saya dan kawan-kawan melakukan survei enam bulan sebelum membentuk Comma. Kami berkumpul setiap Jumat, mencari informasi, intens bekerja bersama di kafe, sambil mendatangi sekitar lima co-working space di Singapura, salah satunya The Hub,” ungkap Ario.

Mike menimpali, Comma menyasar wirausaha Jakarta, start-up worker, freelancer yang tidak berkantor, self-employee, pekerja kantoran yang bosan dengan suasana kantornya, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. “Para penyewa Comma ini kami sebut Commaners,” kata Ario. Commaners dapat menyewa selama dua jam saja atau selama sebulan secara langsung, bahkan sampai setahun. Bagi yang ingin memanfaatkan fasilitas di Comma, cukup membayar Rp 50.000/2 jam, dan bila ingin seharian, perlu merogoh Rp 200 ribu.

Setelah diujicoba akhir 2012, kini jumlah rata-rata pengunjung mencapai 20-an setiap hari, 40%-50% dari kapasitas maksimum (40 orang). Untuk working space yang ideal, jumlah pengunjung tidak melebihi 30 orang pada waktu yang sama. Sejauh ini Comma sudah mempunyai 11 penyewa bulanan dan lima penyewa tahunan. “Para penyewa justru bukan teman-teman saya. Mereka tahu tentang Comma dari Twitter dan situs. Di antaranya para aktivis NGO dan entrepreneur muda,” ujar Ario.

Yang menarik, Comma juga menyewakan tempat kerja bersama yang bisa dipakai untuk menyelenggarakan acara seperti gathering atau talk show seperti #PEMILGO: The Untold Story (12 Desember 2012). “Bahkan, Comma bisa menjadi kantor virtual bagi wirausaha yang tidak memperoleh izin usaha di tempat tinggal. Mereka bisa mengakses jasa notaris, paten, akuntan, legal officer, pengacara paruh waktu. Comma yang akan mengurus,” ujar Mike.

Saat ini Comma aktif mengedukasi pelanggan Jakarta, khususnya melalui media sosial seperti Twitter. Selain itu, juga mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dari orang yang pernah ke Comma. Para pendiri bisnis ini yakin ke depannya usaha sewa ruang kerja bersama ini akan semakin populer dan pelanggan akan berdatangan. “Comma ini pilot project. Namun, big picture-nya ke depan, Comma akan hadir di berbagai tempat,” kata Mike bersemangat.

Semangat ini tentu patut diapresiasi. Namun, Ario dkk. pastinya akan terus mendapat tantangan berat bila ingin berekspansi ke tempat lain. Maklum, entry barrier bisnis ini tidak terlalu sulit. Terbukti, sekarang pun pemain di kota lain juga sudah bermunculan seperti Hackerspace di Bandung dan Hubud di Bali. Belum lagi tawaran virtual office yang juga menjamur. Well, that’s the beauty of business!(*)

Sudarmadi dan Rosa Sekar Mangalandum


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved