Editor's Choice Entrepreneur

Sugiarto-Diana Alim, Dibimbing Langsung Sang Ayah

Sugiarto-Diana Alim, Dibimbing Langsung Sang Ayah

Sugiarto dan Diana Alim, putra-putri bos Maspion Group, Alim Markus, punya caranya sendiri mengasah kemampuan berbisnis. Jiwa bisnis, warisan sayang Ayah, memang mengalir deras dalam darah mereka. Namun, mereka tak ingin terus berada di bawah bayang-bayang sukses besar orang tuanya. Bagaimana cara? Keduanya membangun bisnis sendiri, namun tentu saja masih di bawah pengawasan Alim Markus.

“Kami masuk kesini tidak dalam posisi pengambil keputusan sendiri. Saya di posisi asisten President Director, masih banyak mendengarkan dan belajar. Bagaimana cara papa menanangani masalah, bagaimana menyelesaikan, dan bagaimana papa mengambil keputusan,” kata Diana.

Sugiarto pun demikian. Masuk di Maspion Group sejak 2006, ia mendapat amanah di bidang Pengembangan Bisnis. Dia mengaku masih lebih banyak mendengar dan belajar dari sang Ayah. Untuk hal-hal yang mereka berdua bisa mengambil keputusan sendiri, Alim Markus memberi mereka kewenangan di bisnis pribadinya.

“Bisnis pribadi papa di hotel dan restoran. Di hotel, papa punya Quest Hotel di Jl Ronggolawe Surabaya. Kami menggunakan bendera PT Marindo Surya dan menanam investasi senilai Rp 70 miliar untuk membangun hotel berbintang 3,” kata Sugiarto.

Diana (kiri) dan Sugiarto Alim

Diana (kiri) dan Sugiarto Alim

Dia menjelaskan, mereka berdua siap melakukan ekspansi dengan membangun Edition Hotel di Bali. Alim Markus memang tengah membangun bisnis hotel bintang lima di kawasan Pantai Balangan, Jimbaran, Bali, dengan bendera PT Marindo Gemilang. Nilai investasinya sebesar US$ 150 juta atau Rp 1,76 triliun.

Sugiarto menjabat sebagai Direktur Utama Marindo Gemilang. Rencananya, hotel ini akan mulai melakukan konstruksi pada kuartal III/2015 dan penyelesaian akhir tahun 2018. Dikelola oleh Luxury Hotels International Management Company dengan brand Edition Hotel and Residences, hotel ini menempati lahan seluas 4,1 ha.

“Idenya mendirikan Quest Hotel lahir dari anak-anak papa. Papa inginnya kita tidak hanya mendengarkan dan belajar. Tapi harus mencoba. Kalau dikontrol terus sama papa, kita tidak bisa mandiri. Papa masih ngontrol terutama di bidang keuangan,” kata Diana yang lulusan arsitek dari Iowa State University tahun 2012 ini.

Selain hotel, bisnis pribadi Alim Markus yang lain adalah bisnis restoran, PT Reins Marindo Indonesia, patungan dengan perusahaan asal Jepang, Reins. Di sini, Diana menjabat sebagai salah satu direkturnya. Mereka baru saja membuka satu restoran daging panggang di AEON Mall BSD City, yakni Gyu-Kaku.

“Kami menawarkan Onyasai dan Shabu-Shabu. Selanjutnya kami juga akan buka di Lippo Puri Mall Puri Indah Jakarta Barat, sekitar bulan Juli. Targetnya, dalam 5 tahun bisa buka 50 resto di seluruh kota besar Indonesia. Passion saya memang condong ke resto,” ujar Diana.

Untuk Maspion Group sendiri, menurut Sugiarto, kini tengah mengembangkan bisnis pelabuhan. Mereka telah membangun pelabuhan di Manyar, Gresik, seluas 58 hektar. Kini, mereka tengah menyiapkan fasilitas pendukung pelabuhan seperti kawasan pergudangan, jalan yang memadai, rumah makan, dan lainnya.

“Ke dapan Papa juga ingin membangun pelabuhan-pelabuhan di tempat lain selain Gresik,” katanya. (Reportase: Suhariyanto)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved