Profile Company Editor's Choice Corporate Action

Sukamart, Bisnis Ritel Online Sumitomo

Sukamart, Bisnis Ritel Online Sumitomo

Taketo Kokubo dan Christopher Campbell

Taketo Kokubo dan Christopher Campbell

Sukses Sumitomo membesut ritel online Soukai Drug di Jepang dan Shanghai, China akan diteruskan ke Indonesia. Lewat Sukamart.com, grosir online ini menggebrak pasar dengan menjajakan produk kebutuhan sehari-hari.

Sukamart resmi diluncurkan awal Januari tahun ini. Sebenarnya penggodokannya sudah sejak tahun lalu, tetapi menunggu momen yang tepat. “Kami menyuntikkan modal awal sebesar US$ 5 juta. 60% datang dari Sumitomo pusat di Tokyo, 40% dari PT Sumitomo Indonesia,” ujar Taketo Kokubo, CEO PT Sumisho E-Commerce Indonesia, pengelola Sukamart.com yang menguasai 100% kepemilikan saham.

Less Traffic Jam, More Quality Time, begitulah moto layanan Sukamart. Dengan menyediakan pemesanan online yang mudah dan cepat dalam layanan pengirimannya, toko online ini menjawab kebutuhan mereka yang tak punya waktu belanja.

Target pasar Sukamart sebenarnya tidak berbeda dari ritel modern, yaitu konsumen rumah tangga yang suka berbelanja di supermarket atau hypermarket. Namun secara spesifik, Sukamart mengincar konsumen kelas menengah yang sibuk bekerja, seperti wanita karier, konsumen dengan anak masih kecil yang tidak punya cukup waktu dan kendaraan untuk mengunjungi supermarket.

Taketo mengakui, salah satu tantangan Sukarmart adalah masyarakat belum terbiasa membeli produk grosir secara online. Maka, langkah pertama yang dilakukannya membangun pengalaman berbelanja grosir secara online. Setelah konsumen mulai terbiasa belanja konsumsi sehari-hari secara online, barulah pihaknya mengatur strategi berekspansi. “Saat ini kami belum melakukan aktivitas pemasaran yang masif. Kami masih merumuskan formula untuk memperkenalkan Sukamart kepada konsumen Indonesia, pengecekan berkala pada situs kami, survei tentang harga, dan memastikan alur pengiriman dari pemasok ke gudang, kemudian dari gudang ke konsumen berjalan dengan baik,” paparnya.

Sebagai langkah awal, Sukamart menjual produk rumah tangga yang sudah populer atau tak asing di telinga masyarakat. “Menjual merek lokal populer yang mudah ditemui di supermarket di sini adalah fokus utama kami saat ini,” kata Christopher Campbell, Manajer Pemasaran Sukamart. Selanjutnya pihaknya akan membawa produk impor dan produk unik sebagai bagian dari strategi diferensiasinya.

Saat ini, gudang penyimpanan barang Sukamart berada di Jakarta Pusat. Hal ini untuk memudahkan pemasok mengirimkan barangnya dan memudahkan Sukamart mengirimkan barang ke konsumen. Dengan menggunakan sistem manajemen warehouse, gudang dapat mengontrol pergerakan stok produk sehingga informasi stok gudang dapat selaras dengan informasi di website Sukamart. Apabila produk tersedia di gudang, status produk yang ditampilkan di website menjadi available. Sebaliknya bila stok kosong, status produknya unavailable. Dengan cara ini, pelanggan dapat memeriksa stok produk secara real time. “Kami bekerja sama dengan JNE untuk mengantarkan barang dari gudang kami ke konsumen,” ucap Christopher.

Sekarang, koleksi produk di situs Sukamart berjumlah 1.300 item. “Target kami pada akhir tahun ini, kami sudah memiliki 15 ribu item rumah tangga. Jika kami sudah mencapai angka tersebut, konsumen tidak akan bisa membedakan ritel online dan supermarket biasa dalam konteks variasi produk,” ujarnya. Adapun omsetnya ditargetkan mencapai Rp 100 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

Sumardy, pengamat pemasaran menilai, peluang Sukarmart untuk bisa tumbuh di negeri ini cukup besar. Pasalnya saat ini, pelaku e-commerce di Indonesia lebih banyak bergerak di sektor gadget, fashion, travelling dan lainnya. Untuk pelaku e-commerce grosir saat ini kondisi persaingannya lebih cepat, karena awareness konsumen akan meningkat. Kemudian jika konsumen sudah terbiasa, pelaku bisnisnya akan menjadi top of mind.

“Tantangan bagi Sukamart lebih pada membangun mereknya menjadi top of mind terutama bagi wanita atau istri yang sibuk,” ujarnya. Sukamart dapat memanfaatkan konsumen untuk mereferensikannya melalui word of mouth dan media sosial. Misalnya, jika konsumen langganannya bisa menarik teman atau kerabatnya di Sukamart, si konsumen akan diberikan poin, bonus, atau insentif lainnya. “Jadi pemberian insentif dapat meningkatkan partisipasi konsumen untuk mereferensikan Sukamart,” katanya menegaskan.

Selain itu, Sukamart juga dapat mengelompokkan karakteristik dan perilaku konsumennya, yang kemudian dilakukan customized offer. Biasanya dalam e-commerce, penawaran dilakukan dengan mengirimkan newsletter kepada konsumen via e-mail. Jadi Sukamart mengetahui produk yang sering dibeli oleh seorang konsumen dan memberikan penawaran khusus yang sesuai dengan karakter dan perilaku konsumen.

Sukamart juga bisa mendata konsumennya lewat lokasi transaksi, kemudian dibuat penawaran khusus kepadanya. Dengan demikian, program loyalitas bisa dibuat lebih personal karena bisa mengetahui kapan waktu belanja pelanggan loyalnya, serta lokasi dan preferensi mereka. Di sinilah kunci kekuatan pemasaran e-commerce Sukamart yang tidak mengandalkan aktivitas pemasaran komunitas, melainkan dengan mengedepankan program retensi.

Dede Suryadi dan Rangga Wiraspati

Riset: Armiadi Murdiansah

Lampiran

Wawancara Rangga Wiraspati dari SWA dengan para perwakilan Sukamart: Taketo Kokubo, CEO PT Sumisho E-Commerce Indonesia (sukamart.com), dan Christopher Campbell, Marketing Manager PT Sumisho E-Commerce Indonesia (sukamart.com)

Seperti apa gambaran ritel Sumitomo online?

Taketo: Secara global, Sumitomo memiliki sektor bisnis media, jaringan, gaya hidup dan ritel. Sebagian besar operasi bisnis Sumitomo berada di Jepang. Pada unit bisnis media, jaringan, gaya hidup dan ritel, kami memiliki operator tv kabel, supermarket, toko obat, e-commerce, dan tv shopping. Ekspansi bisnis kami mencakup wilayah ASEAN dan wilayah Asia lainnya. Pada cabang e-commerce, Sumitomo sudah mempersiapkannya sejak 10 tahun yang lalu. Di Jepang, Sumitomo memiliki ritel online Soukai Drug, yang sudah berjalan sekitar 10 tahun. Soukai Drug berspresialisasi pada grosir produk kebutuhan sehari-hari. Saat ini Soukai Drug adalah market leader dalam pasar grosir e-commerce di Jepang. Ekspansi pertama untuk unit bisnis e-commerce Sumitomo adalah ke China, pada bulan November 2011 Sumitomo membuka kantor cabang e-commerce di Shanghai dengan nama Sumisho E-Commerce Shanghai Ltd., kemudian di bulan April 2012 ritel online Pindian resmi diluncurkan. Ekspansi kedua tentu saja ritel online Sukamart di Indonesia yang penggodokannya sudah kami lakukan sejak Agustus 2012, kemudian resmi diluncurkan pada awal Januari tahun ini.

Seperti apa keberhasilannya di luar negeri?

Taketo: E-commerce Sumitomo mulai berekspansi keluar Jepang sejak dua tahun terakhir. Pindian saat ini memiliki 4.000 item produk rumah tangga, yang terdiri dari berbagai kategori seperti kosmetik, deterjen, popok, dan minuman. Sekitar 30% dari produk yang dibuat di Jepang atau diproduksi di China oleh perusahaan Jepang. Pindian juga menyediakan impor dari negara lain, serta produk-produk berkualitas pilihan buatan China. Banyak orang berpikir target pasar utama Pindian adalah ekspatriat Jepang di Cina, padahal menurut info yang kami dapat sekitar 90% dari pelanggan saat ini adalah penduduk Cina. Dengan transfer ilmu dari Soukai Drug, Pindian semakin mengakar di masyarakat Cina.

Sementara itu, Soukai Drug terus memperbesar penjualan online dengan tingkat kenaikan penjualan tahunan mendekati 40 persen, melebihi rata-rata penjualan bisnis e-commerce di Jepang, yaitu sebersar 10-20 persen. Lebih dari 80.000 item produk rumah tangga di berbagai kategori mulai air mineral, makanan kesehatan, deterjen pencuci pakaian dan alat makan, pelembut kain, produk perawatan hewan peliharaan, dan sebagainya. Omset ritel online Soukai Drug kurang lebih sebesar 12 miliar yen di tahun lalu. Tahun lalu Soukai Drug memenangkan penghargaan “Rakuten Ichiba Shop of the Year” yang diselenggarakan oleh operator platform e-commerce terbesar di Jepang, yang berarti kami sudah memenanginya tiga tahun berturut-turut.

Chistopher: Tahun ini Soukai Drug menargetkan omset sebesar US$ 150 juta. Jadi, dalam tataran global, bisnis e-commerce Sumitomo sangat baik.

Bagaimana ritel online ini melihat pasar e-commerce Indonesia?

Taketo: Saat ini bisnis e-commerce di Indonesia masih dalam tahap permulaan. Namun sejak setahun lalu banyak pemain yang ingin menangkap peluang bisnis e-commerce di Indonesia. Sumitomo pun melihat situasi bisnis e-commerce Indonesia yang masih dalam tahap awal sebagai peluang untuk memperoleh market share tertentu dalam besaran ceruk bisnis e-commerce di Indonesia. Menjadi salah satu pemain e-commerce terbesar di Indonesia adalah misi utama kami, terutama pada sektor grosir. Meskipun kami baru memasuki pasar e-commerce China pada tahun lalu, namun pasar e-commerce China sudah lebih matang dibandingkan Indonesia. Namun, hal itu juga disebabkan oleh besarnya market size di China. Saat ini market size e-commerce Indonesia, terutama untuk sektor grosir, masih sangat kecil.

Apakah Sumitomo masuk ke Indonesia dengan mitra lokal? Berapa besar investasinya?

Taketo: Secara kepemilikan modal tidak, Sukamart 100% milik Sumitomo Corp. Kami menyuntikkan modal awal sebesar US$ 5 juta. 60 % datang dari Sumitomo pusat di Tokyo, 40% berasal dari PT Sumitomo Indonesia.

Apa kelebihan Sukamart dibandingkan dengan ritel online lain?

Taketo: Pada sektor grosir e-commerce Indonesia, saat ini hampir tak ada pemain besar. Maka cukup sulit untuk melihat diferensiasinya. Namun, jika mengambil contoh Carrefour yang membuat sejenis ritel online bernama Carrefour Click & Drive, meski konsumen dapat memilih barang yang akan dibeli secara online tetapi konsumen tetap harus mengambil barang belanjaannya di tokonya. Sementara, kami memberlakukan sistem layanan antar, sehingga model pelayanan kami sangat berbeda dengan Carrefour. Dari sudut pandang konsumen, keunggulan kami terletak pada beragam produk dengan kualitas nomor satu, situs yang user-friendly, packaging pesanan yang nyaman, dan pengiriman pesanan tepat waktu.

Chistopher: Kami menyadari bahwa cepat atau lambat pemain lain akan turut meramaikan pasar, maka strategi diferensiasi kami saat ini adalah kualitas antar pesanan yang tepat waktu dan juga variasi produk yang tersedia pada situs.

Bagaimana menjalin kerjasama dengan para supplier?

Taketo: Saat ini impresi para supplier terhadap Sukamart bagus. Kami menyadari beberapa supplier mengalami kesulitan dalam logistik berbisnis dengan ritel tradisional, karena mereka harus mengirimkan barangnya ke banyak titik dan barang mereka hanya menempati tempat terbatas pada gudang ritel tradisional. Menurut saya, e-commerce merupakan opsi bagus bagi mereka, karena kami menyediakan satu pusat penyimpanan barang sehingga mereka mudah dalam mengantarkan barang setelah kami memberikan purchase order (PO). Dalam menjaga kualitas produk dan layanan, Sukamart warehouse menerapkan Warehouse Management System (WMS), serta memiliki ruangan khusus dengan pengukur suhu.

Bentuk kerjasama dengan supplier beragam, tergantung pada jenis barangnya. Untuk beberapa produk dengan harga yang mahal, sistem kerjasama dilakukan dengan konsinyasi. Untuk fast selling items tentunya direct purchase.

Christopher: Gudang penyimpanan barang kami berada di Jakarta Pusat, yang memudahkan supplier untuk mengirimkan barangnya kepada kami dan juga memudahkan kami dalam pengiriman barang kepada konsumen. Dengan WMS, gudang kami dapat mengontrol pergerakan stock inventories sehingga informasi stock warehouse dapat selaras dengan informasi di website Sukamart. Apabila produk tersedia di warehouse, maka status produk yang ditampilkan di website menjadi available. Sebaliknya bila stok kosong, maka status produk menjadi unavailable. Dengan cara ini, pelanggan dapat memeriksa stok produk secara real-time. Kami bekerjasama dengan JNE untuk mengantarkan barang dari gudang kami kepada konsumen.

Siapa target pasarnya?

Christopher: Sebenarnya target pasar kami tidak berbeda dengan ritel modern, yaitu konsumen rumah tangga yang suka berbelanja di supermarket atau hypermarket. Namun, secara spesifik kami mengincar konsumen kelas menengah yang sibuk bekerja, seperti wanita karier, konsumen dengan anak yang masih kecil yang tidak punya cukup waktu dan kendaraan untuk mengunjungi supermarket.

Bagaimana strategi pemasarannya?

Taketo: Saat ini kami fokus untuk menggarap para istri yang sibuk bekerja di daerah Jabodetabek. Kami akan lebih intensif dalam melakukan aktivitas pemasaran setelah grand opening pada bulan Maret tahun ini. Saat situasinya sangat sulit bagi pemain ritel online manapun pada sektor grosir di Indonesia karena masyarakat belum terbiasa untuk membeli produk-produk grosir secara online. Maka langkah pertama yang kami lakukan adalah membangun pengalaman berbelanja grosir secara online untuk konsumen, setelah konsumen mulai terbiasa untuk berbelanja barang konsumsi sehari-hari secara online, baru kami akan mengatur strategi untuk berekspansi. Untuk menyasar para pengguna mobile phone dan tablet, kami akan mendesain situs kami agar lebih ramah bagi para pengguna mobile phone dan tablet yang berbasis browser. Saat ini kami belum melakukan aktivitas pemasaran yang masif, kami masih merumuskan formula untuk memperkenalkan Sukamart kepada konsumen Indonesia, pengecekan berkala pada situs kami, survei tentang harga, dan memastikan alur pengiriman dari supplier ke gudang, kemudian dari gudang ke konsumen berjalan dengan baik.

Chistopher: Untuk masyarakat Indonesia, strategi awal kami adalah menjual produk-produk rumah tangga yang sudah populer atau tak asing di telinga masyarakat. Menjual brand-brand lokal populer yang mudah ditemui di supermarket di sini adalah fokus utama kami saat ini. Selanjutnya kami akan membawa produk impor dan produk unik sebagai bagian dari strategi diferensiasi kami, tetapi saat ini kami ingin konsumen menemukan brand-brand yang sudah akrab bagi mereka di situs kami. Karena pelayanan kami berbasis internet, tentu kami akan memaksimalkan promosi melalui iklan di internet dan juga media sosial. Namun, jika sudah berkembang lebih jauh kami pasti akan beriklan secara tradisional pula. Kami pun akan mempertimbangkan untuk membuat aplikasi untuk pengguna mobile phone dan tablet, namun rencana itu masih jauh. Saat ini kunjungan pelanggan dan pembelian ke situs kami via mobile phone dan tablet pun sudah tinggi. Maka, kami belum menginvestasikan banyak uang untuk aktivitas pemasaran dan promosi saat ini. Alat promosi paling efektif bagi kami saat ini masih word of mouth.

Bagaimana kinerja bisnis Sukamart saat ini?

Taketo: Seperti saya katakan sebelumnya, fokus kami masih banyak tercurahkan pada memastikan kestabilan workflow pada semua divisi. Saat ini belum terlalu banyak transaksi yang dilakukan. Saat ini koleksi produk di situs Sukamart berjumlah 1.300 item, kami berencana untuk mencapai 2.000 item pada akhir Januari atau awal Februari.

Christopher: Saat ini produk-produk yang laku pada situs Sukamart didominasi makanan dan minuman, kemudian produk personal care seperti sabun dan sejenisnya, produk anak, popok bayi adalah salah satu top selling products, peralatan rumah dan dapur, deterjen, dan sabun cuci piring. Bestseller kami adalah produk susu, baik susu kaleng maupun susu bubuk. Target kami pada akhir tahun ini, kami sudah memiliki 15.000 jenis item rumah tangga. Jika kami sudah mencapai angka tersebut, saya pikir konsumen tidak akan bisa membedakan ritel online dan supermarket biasa dalam konteks variasi produk.

Berapa target jumlah dan nilai transaksi?

Taketo: Kami masih berusaha memahami pasar e-commerce di Indonesia, maka kami belum bisa menyebutkan besaran jumlah transaksi yang kami inginkan. Kami menargetkan omset Rp 100 miliar dalam beberapa tahun ke depan.

Christoper: Kami menetapkan target Rp 100 miliar sebagai batu loncatan kami.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved