Editor's Choice

Tahun 2016 Gen Y Akan Mendominasi Bank Indonesia

Tahun 2016 Gen Y Akan Mendominasi Bank Indonesia

Bank Indonesia (BI) dikenal sebagi institusi yang menjadi idaman banyak orang untuk bekerja dan mengembangkan karier. Maklum, selain mendapatkan gaji dan fasilitas yang kompetitif, BI juga dikenal rajin menyekolahkan para pegawinya ke jenjang S-2 dan S-3 di luar negeri. Tak ayal banyak orang yang masuk BI untuk mengincar beasiswa S-2 maupun S-3.

Hal ini juga diakui Dyah N.K. Makhijani, Direktur Eksekutif Human Resources BI, image yang sudah terbentuk ini akan terus dipertahankan oleh BI. Berikut penuturan Dyah kepada Nimas Novi Dwi Arini:

Dyah BI(utama)

Sekarang ini berapa jumlah gen Y yang bekerja di BI?

Kami di BI, gen Y mulai masuk work stream tahun 2005, kalau sekarang gen Y kita 29%. Kami memperkirakan tiga tahun ke depan akan 50% gen Y menguasai BI. Kalau sekarang gen X yang paling banyak di sini ada 44%. Jadi masih dikuasia gen X tapi kira-kira tiga tahun lagi gen X juga akan 50% karena kita kan sekarang baby boomers menurun sementara gen Y meningkat.

Tapi gen X kan secara proposional akan meningkat karena baby boomers sudah menghilang. Tapi dari kami memperkirakan memang 50% gen Y tiga tahun ke depan, kira-kira dalam 20 tahun lagi gen Y akan meneruskan gen Z.

Dengan sifat khas, tipikal gen Y itu apa?

Memang ya gen Y itu sifatnya lebih suka untuk bertanya secara kritis, lalu juga melek teknologi sci-fi, jadi memang ini kan sifat mereka. Gen Y memang kritis sekali, kedua mereka ini suka sekolah. Kalau sekarang ya coba diperhatikan saja normanya gen Y itu sekolah S2, benar kan? Sedangkan untuk baby boomers dan gen X normanya ya hanya S1.

Banyak gen Y yang sudah pindah ke Phd mungkin ini salah satu alasan kenapa BI itu menarik bagi generasi ini. Sebagian besar mungkin melihat BI itu terkenal training program-nya bagus. Edukasi di kami memang sudah terkenal, bahkan dulu kami sudah dikenal dengan image katanya orang di BI itu pintar-pintar, selalu open minded, siap berdebat, tidak takut dalam tataran keilmuana. Saya rasa kami cukup terkenal dengan image seperti ini di tataran institusi. Rasanya kalau hal ini sudah jadi branding BI sudah dari lama sekali ya. Branding ini semakin dikenal pada 1990-an. Kalau di tahun 1980-an rasanya bukan karena hal itu ya. Pada masa itu hanya pada lembaga yang bagus saja.Kita punya niatan untuk mempertahankan hal itu.

Dengan cara bagaimana mempertahankan branding tadi?

Ya dengan membuktikan bahwa kita memang mendorong para pegawai untuk going ahead in education. Kami ini tiap tahun rata-rata pegawai kita yang sekolah tugas belajar S2 dan S3 itu setiap gelombang ada 70-80 orang. Jadi, kan mereka ini pulang lalu ada yang pergi lalu begitu saja siklusnya di sini. Kami kalau dilihat dari prosentase dari populasi S2 di BI tiap tahun meningkat. Kita dulu pernah punya target by the year 2012 atau 2013 kita mencapai 15% dari populasi S2 tapi ternyata kita sekarang kalau tidak salah sudah 30%.

Kami di dalam terus mendorong karyawan-karyawan ini untuk meng-encourage tapi ini semua kembali ke pribadi masing-masing ya apakah karyawan ini meng-encourage dirinya juga. Kami membuka diri sehingga karyawan ini terus menerus belajar. Tentu ini bukan teori saja.

Apa ada kerja sama dengan pihak universitas ketika perekrutan?

Kalau mau mulai dari recruitment kami sama lah dengan perusahaan-perusahaan besar lainnya yang menerepkan mekanisme yang sangat stringent untuk mencari lulusan terbaik. Kami kerjasama tidak sama universitas? Kita baru mulai lagi tahun ini, sebelumnya memang pernah kerjasama dengan universitas ya tapi kira-kira sudah 10 tahun lebih kami tidak melakukan. Jadi kami ada dua gelombang ya yang pertama dari universitas dan satu lagi yang umum.

Kenapa sempat menghilang?

Ya mungkin ini karena kami melihat dari umum saja dapatnya juga sudha bagus-bagus. Tapi kami hidupkan lagi tahun 2013, nah gelombang pertama ini sudah berjalan. Kalau tidak salah sudah sampai tahap wawancara dan sebentar lagi pengumuman. Kalau untuk yang umum saat ini sudah masuk tahap kesehatan. Persyaratan tetap sama saja dan kami memang memiliki persyaratan yang tinggi ya.

BI sudah terkenal dengan program yang baik untuk edukasi, apa boleh dijelaskan?

Kami memang dikenal dengan edukasi seperti yang tadi saya sampaikan. Bagi kami karyawan kami yang tugas belajar itu merupakan investasi dan ini sangat mahal, bisa saja Rp 10 miliar kami habiskan untuk satu orang. Kami tidak ingin mereka-mereka yang kami kirim ini gagal, makanya sebelum mereka akhirnya diputuskan untuk tugas belajar kami benar-benar menyeleksi secara ketat dan memberikan kelas-kelas tertentu jika memang dirasa dibutuhkan.

Jadi empoyer branding kita ini memang learing organization, kedua mem-branding diri kita dengan BI itu diisi oleh orang-orang yang pintar dan profesional, ketiga kami memang di dalam training dan developing-nya kita lakukan sesuai dengan apa yang kita ciptakan.

Apa saja paket remunerasi yang ditawarkan?

Kalau bicara soal remunerasi di sini memang tidak bisa menutup diri yang namanya orang mencari kerja pasti ada sesuatu atau cita-cita yang diinginkan kan pasti salah satunya cita-cita mendapatkan hidup yang lebih layak. Sehingga kami Alhamdulillah bisa memberikan paket remunerasi yang cukup baik. Saya tidak mengatakan the higest in this industry ya, karena ini tidak mungkin juga kita lakukan. Tapi kita cukup untuk kehidupan layak yang membuat orang itu nyaman bekerja. Kalau mau bicara soal ini berarti kan dari mulai gaji, fasilitas, kemudian fasilitas kesehatan baik untuk diri sendiri sampai anak-anak.

Ada tidak perbedaan remunerasi yang ditawarkan dari BI yang bisa dibilang berbeda dengan yang lain?

Oh, saya tidak bisa bilang begitu. Tapi kami ini ada di percentile mana ini yang lebih make sense. Kalau perusaha-perusahan lain sama juga dengan kami ya, kami juga mengecek seberapa kompetitif sih kami terhadap market. Kalau kami sekarang ini berada di sekitar 70 precentile, ini berbeda-beda ya, k arena ada beberapa jabtan yang membutuhkan lebih dari angka itu atau dibawah itu. Tapi kami yang jelas setiap saat memantau dan berusaha untuk menyesuaikanya walaupun ini tidak segampang perusahaan swasta Kami yang jelas menjaga ini untuk memastikan kami kompetitif.

Kenapa Anda memadang menjaga nilai kompetitif ini penting?

Saya ya melihat hal ini bisa dijawab sama gen Y, ini karena tuntutan apalagi sejak zaman reformasi yang dirasakan gen Y ini kan lebih kepada transparasi, bagi gen Y accountability itu penting. Dua hal ini saja kalau lembaga yang mengeluarkan regulasi yang diinginkan adalah regulasi itu well accepted dan efektif. Kalau tidak ada ini buat apa regulasi? Tapi ada masa-masa ini tidak well accepted. Sekarang sudah berbeda dengan zaman dulu ya, di sinilah kenapa regulator harus pintar. Untuk dapat orang pintar tidak bisa bayar murah tentunya. Bukan hanya pintar tapi di sini juga dibutuhkan kematangan.

Selain remunerasi yang tadi sudah dibicarakan, apa yang BI tawarkan untuk kenyamanan gen Y bekerja?

Kami di sini berusaha untuk menciptakan lingkungan bekerja yang menyenangkan. Tapi tidak bisa diharapkan lembaga BI menjadi tipikal masnusianya seperti advertisement agency, ini memang tidak bisa. Pejabat negara memang sengaja dibentuk bawaanya sendiri dan ini memang begitu walaupun gen Y.

Kalau dipandang kenyaman itu kan ada beberapa , ada kenyaman fisik, kalau mengenai hal ini mudah-mudahan makin lama makin baik. Kesehatan dan keselamatn kerja diperhatikan, kedua tentu saja kenyamanan yang sifatnya environment yang sifatnya teman sekerja, hubungan atasan bawahan ini yang memang tergantung kepada pimpinanya mau tidak mau. Yang kita upayakan dari sisi HR adalah men-training pimpinan-pimpinan ini tapi ini tidak mudah juga ya. Lalu kami juga membangun e-learning lalu memasang wi-fi untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan menyenangkan.

Apa ada perbedaan dalam treatment kepada gen Y?

Secara sadar ya kami baru memulai, jujur ya sebelumnya kami memang seperti ingin menyamakan walaupun ada upaya-upaya dari sisi manajemen SDM yang dibikin untuk lebih meng-capture tipikal gen Y. Jadi contohnya ya kalau tipikal gen Y itu kan orang yang membutuhkan advancement itu cepat. Pasti tidak mau menunggu empat tahun untuk promosi. Nah, kami membuat sistem ini dengan membuat aturan yang memungkinkan orang yang sangat berprestasi apakah dalam dua tahun bisa promosi. Ketentuan ini sudah ada. Tapi ketentuan ini tidak dengan sangat sadar dilakukan karena adanya gen Y ya.

Jadi memang baru disadari sekarang?

Ya itu tadi kita memang sudah membuat tapi betul-betul kami menyadari bahwa ini loh generasi yang ada sekarang ini belum tapi kami tetap bikin. Apa yang sudah ada beberapa memang sudah meng-capture si gen Y ini tapi saat ini kami membuatnya lebih sistematis. Jadi sekarang ini kami juga sudah memulai program-program mentoring, coaching.

BI-Dyah

Apa treatment yang dilakukan agar gen Y bisa masuk ke dalam pool talent?

Sebenarnya kalau mengenai hal ini semua akan berjalan natural saja ya karena ketika misalnya seprti saya dari generasi baby boomers hilang kan otomatis gen X yang menggantikan. Kami memang sudah memilih karyawan dengan kriteria yang sangat ketat dan sesuai dengan standar yang kami punya. Tapi memang untuk hal ini semua butuh waktu karena kami melihat sisi kedewasaan karyawan untuk menempati posisi-posisi yang lebih atas karena sekali lagi kami ini kan regulator.

Berapa persen turn over untuk gen Y saat ini?

Mereka mulai masuk ke BI kan tahun 2005 kalau bisa dibilang hampir 0% ya tingkat turn over-nya, hanya nol koma sekian lah di sini. Dengan angka ini kami senang tapi juga concern karena darah baru mulai masuk ke level-level tertentu sehingga ini harus kita pantau juga. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved