Listed Articles

Akhir Tahun 2011 Pegadaian Incar Pendapatan Remitansi Rp 10 Miliar

Akhir Tahun 2011 Pegadaian Incar Pendapatan Remitansi Rp 10 Miliar

Ekspansi Western Union (WU) ke Indonesia makin kencang. Selain menggandeng sejumlah bank, minimarket, pos, juga melirik Perum Pegadaian untuk bisnis jasa pengiriman uang dari dan ke luar negeri. Kolaborasi WU – Pegadaian terjalin sejak tahun 2008. “Meski baru dua tahun kami kerja sama dengan Western Union, tapi pertumbuhannya sudah luar biasa,” kata M. Edy Prayitno, Direktur Operasional Perum Pegadaian.

Dijelaskannya, tahun 2010, berdasarkan data Pegadaian, pengiriman duit ke luar negeri mencapai transaksi dari 3.605 orang dengan nilai Rp 12, 6 miliar. Sementara itu, pengiriman uang ke dalam negeri mencapai 198.760 transaksi senilai Rp 546 miliar. Coba bandingkan dengan tahun 2009 pengiriman ke luar negerinya hanya dilakukan 980 orang dengan nilai transaksi Rp 2,7 miliar . Tahun 2009, untuk pengiriman uang ke dalam negerinya hanya 55.428 orang dengan nilai transaksi Rp 165,7 miliar.

Bagaimana ceritanya bisa digaet WU? “Wsetern Union melihat kekuatan Pegadaian mempunyai 5.500 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia,” tegasnya. Sebenarnya, Pegadaian juga telah memiliki bisnis pengiriman uang, tapi untuk domestik yang diinamakan KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan, Cepat dan Aman). “Mereka ingin agar Pegadaian jangan hanya menggarap pasar dalam negeri tetapi juga luar negeri. Karena itulah bergabunglah Kucica dengan WU,” dia menjelaskan.

Edy mengklaim, pihaknya berada di urutan ke-6 atau 15% market share Wstern Union di Indonesia untuk kinerja bisnis remittance. Indonesia sendiri merupakan urutan ke 14 di dunia untuk penerima remitansi.

Kebanyakan yang memakai jasa pengiriman uang lewat Pegadaian adalah para TKI di luar negeri. Edy mengatakan bahwa orang desa lebih mengenal Pegadaian daripada perbankan. Jadi, ketika WU menyebarkan promosi kepada TKI di luar negeri, jumlah konsumen Pegadaian dalam remittance dapat naik dengan cepat. Kebanyakan pengiriman datang dari Hong Kong, Arab, dan negara sentra TKI lainnya. Lalu selanjutnya adalah dari pelajar.

Strategi promosi ke masyarakat pada awalnya sudah secara otomatis karena masyarakat sudah mengenal Pegadaian sejak lama. Walaupun dulu masyarakat hanya kenal Pegadaian hanya untuk gadai barang, pembiayaan dan lain-lain (fee based), tapi kini berkembang ke jasa pengiriman uang dari dan ke luar negeri. Jadi, sekarang Pegadaian bukan hanya One Stop Money Solution tetapi One Stop Business Solution.

Pegadaian pantas optimis akan kinerja pengiriman uang karena outletnya yang mencapai desa tidak seperti perbankan ataupun minimarket yang sekarang juga ikut masuk ke dalam bisnis pengiriman uang. “Bahkan orang desa tahu slogan Pegadaian, mengatasi masalah tanpa masalah. Orang desa jadi mengenal. Mereka tidak bisa tanda tangan, cap jempol saja jadi,” katanya.

Karena itu, salah satu keunggulan Pegadaian adalah kecepatannya. Penerima uang dapat secara langsung seketika itu dapat langsung menerima uangnya. Aturannya tidak berbelit-, tinggal mencocokan nomor PIN yang diberikan oleh pengirim dan penerima. “Maka seketika itu juga dapat langsung mengambil uangnya.

Kecepatan ini, menurut Edy karena simpanan uang Pegadaian sendiri yang mampu menunjang bisnis remitansi. Uang yang dimiliki oleh Pegadaian ini yang kemudian digabungkan dengan WU. Karena itu persediaan uang di Pegadaian selalu ada kapan saja.

Walaupun WU juga bekerja sama dengan banyak pihak, tetapi Edy mengatakan bahwa itu bukan kompetitor. Tetapi dirinya juga tidak menampik bahwa ada persaingan namun peluangnya masih banyak dan besar, lantaran kue pasarnya diperkirakan Rp 100 triliun. “Dengan banyak pemain remitansi, justru masyarakat yang diuntungkan,” tandasnya.

Pada tahun pertama bekerja sama, Pegadaian berhasil membukukan pendapatan bersih Rp 525 juta, tahun kedua Rp 1,9 miliar, tahun ketiga Rp 4 miliar. Untuk target hingga kahir tahun 2011 sebesar Rp 8-10 miliar.

Bagaimana pola pembagian keuntungan dengan WU? Menurt Edy, Pegadaian mendapat 12% dari biaya pengiriman. Besarnya biaya pengiriman yang diberlakukan di Pegadaian sama dengan perusahaan lain yang menjadi mitra WU.

Dari 5.500 outlet yang dimiliki Pegadaian, sekarang sudah sekitar 3.600 outlet yang sudah memiliki layanan pengiriman uang bersama WU. Edy berharap dalam waktu dekat seluruh outlet Pegadaian dapat memiliki jaringan WU. Alasan bekerjasama dengan WU juga karena Pegadaian tidak perlu lagi membangun jaringan di luar negeri. “Istilahnya, WU yang cari ikannnya untuk digiring masuk Indonesia. Begitu masuk Indonesia, Pegadaian yang akan tangkap,” jelasnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved