Tahun 2010 PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) berhasil membukukan nilai transaksi kartu kreditnya sekitar Rp 20 triliun. Jumlah itu mencakup transaksi yang dilakukan oleh 2,2 juta pemegang kartu kredit BCA. “Untuk tahun 2011 kami targetkan peningkatan transaksi naik 30-35%,” ujar GM Kartu Kredit BCA Santoso usai menandatangani MOU kerja sama dengan Kompas Gramedia di Jakarta.

Santoso optimitis target itu tercapai karena tahun ini perekonomian Indonesia diprediksikan lebih baik dibandingkan pencapaian 2010. Apalagi, pendapatan per kapita penduduk Indonesia disebut naik menjadi US$ 3.500. Alhasil, daya beli masyarakat juga meningkat dan industri pun terus menggeliat.

Berbeda dengan target transaksi kartu kredit yang dipatok 30-35%, untuk jumlah pemegang kartu kredit dibidik lebih sedikit, yaitu naik 10-15% pada 2011. Sekadar informasi, tahun lalu BCA mengantongi 2,2 juta kartu kredit, termasuk sekitar 1 juta kartu yang terintegrasi langsung dengan Flazz BCA. Nah, tahun 2011 BCA menargetkan kenaikan jumlah kartu yang diterbitkan menjadi 2,4 – 2,5 juta kartu kredit.

“Kalau untuk jumlah pemegang kartu Flazz saja sekitar 2,5 juta kartu. Itu pun hanya di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung,” jelasnya.

Tahun ini tren bisnis kartu kredit masih diwarnai nuansa tahun 2010. Artinya, penggunaan kartu kredit masih untuk memenuhi kebutuhan mendasar seperti penggunaan di supermarket, grosir, transportasi dan restoran. Tren penggunaan kartu kredit di kebutuhan mendasar masih akan tinggi. Namun, pertumbuhan yang signifikan juga datang dari penggunaan kartu kredit untuk fashion, gadget atau barang-barang elektronik.

Sejauh ini tingkat kredit macet kartu kredit BCA diklaim Santoso masih terkendali. “Net Performing Loan (NPL) kita di bawah 3,5%,” ucapnya seraya menambahkan bahwa pertumbuhan kartu kreditnya didukung oleh banyaknya jaringan merchant, sekitar 120 ribu merchant.