Penurunan laba tersebut disebabkan antara lain oleh turunnya marjin kredit akibat persaingan pasar yang semakin intensif selama empat kuartal sejak Maret 2006. Ketatnya persaingan dan turunnya marjin kredit serta persaingan dalam memperoleh dana pihak ketiga yang dibarengi dengan pergeseran simpanan dari tabungan dan giro ke deposito selama tahun 2006 merupakan penyebab utama turunnya marjin bunga.

Pendapatan bunga bersih (NII) turun sebesar 8% pada Maret 2007 menjadi Rp620 miliar. NPL selama tahun 2006 meningkat sehingga berdampak pada perolehan pendapatan bunga bersih selama tahun 2006. BII juga menyisihkan pajak sebesar Rp54 miliar pada kuartal pertama 2007 untuk memenuhi kewajiban pajak selama 2007.

Namun demikian pertumbuhan kredit BII pada kuartal I/2007 naik 14% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total kredit tumbuh dari Rp 23,190 triliun pada kuartal pertama 2006 menjadi Rp 26,49 triliun pada bulan Maret 2007. Pertumbuhan kredit ini terutama berasal dari sektor UKM/Komersial yang tumbuh sebesar 33%. Total simpanan nasabah naik 4% dari Rp 35,100 triliun tahun lalu menjadi Rp 36,36 triliun bulan Maret 2007

Total aktiva tumbuh 12% menjadi Rp 54,60 triliun dari Rp 48,80 triliun terutama didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 14%. Pada kuartal pertama 2007, komposisi kredit BII terdiri dari Konsumer 33%, UKM/Komersial 39% dan Korporasi 28%. LDR naik dari 57,49% tahun lalu menjadi 58,44% pada Maret 2007. Komposisi dana pihak ketiga BII pada Maret 2007 adalah 59% deposito dan 41% non-deposito.

“Meskipun persaingan meningkat, bisnis kami tetap bertahan khususnya setelah melewati tahun 2006 yang sulit. Sumber pertumbuhan pendapatan, berbagai program dan inisiatif penting yang telah diimplementasikan mulai memperlihatkan hasil dan kami mengharapkan peningkatan kinerja yang signifikan hingga akhir tahun 2007.” ujar Henry Ho, Presdir BII.