Listed Articles

Bisnis Desain Interior Mengandalkan 'Nama Baik'

Bisnis Desain Interior Mengandalkan 'Nama Baik'

Sebagai pendiri sekaligus Direktur Operasional PT Caturgriya Naradipa (CGN), perusahaan desain interior yang telah ‘malang-melintang’ selama 22 tahun, Basuki Yapriadi mengaku kesuksesan berbisnis dalam menggaet klien bukanlah pada kecerdikan bercuap-cuap (promosi). Yang paling penting, perusahaan harus mampu mempertahankan nama baik.

Menurut Basuki, produk yang dijual dalam dunia interior adalah perangkat finishing karena semua mata melihat detil ‘sang hasil’. “Artinya nama baik itu di atas segala-galanya karena dengan menghasilkan nama baik, reputasi atau produk yang baik, maka hal itu merupakan suatu iklan yang ampuh sekali. Tidak usah bercuap-cuap, orang sudah melihat hasil karya kita, sudah percaya. Uang, sebagai pengusaha, kita harus cari, tapi menurut saya nama baik di atas itu. Intinya adalah menjaga nama baik melalui kualitas dan karya yang baik,” tegas Basuki

Selain itu, ia juga menekankan pada timnya mengenai tanggung jawab. “Kalau memang salah, akui bahwa itu salah. Tidak usah ngeyel dan cari-cari alasan yang tidak perlu. Itu yang coba kita tularkan di semua pegawai sehingga dengan begitu klien pun mengapresiasi kinerja kami,” kata Basuki lagi.

Untuk saat ini, Basuki melihat masih banyak pasar desain interior yang belum tergarap. Ia mengatakan hanya sedikit kota-kota di Indonesia yang sudah tersentuh dunia interior, yaitu Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung. “Banyak sekali kota-kota di Indonesia ini yang belum tersentuh desain interior. Apalagi Kalimantan. Padahal di situ beredar uang banyak,” paparnya. Ia berusaha meraup pasar yang belum tersentuh ini dengan membuat diversifikasi usaha. Ia berencana membuat suatu produksi masal untuk penetrasi ke daerah-daerah yang belum tersentuh duinia interior.

“Saya rasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai diversifikasi. Produksi massal berarti membuat produk jadi yang berkaitan dengan konsep desain interior. Misalnya buat produk furniture dan sebagainya. Saya merasa perlu untuk melakukan edukasi ke daerah-daerah untuk suatu selera interior yang baik,” ujar Basuki. Mesikipun, rencana diversifikasi usahanya itu tetap menyasar pasar kelas menengah ke atas yang selama ini menjadi fokus pasarnya.

Sebagai pelaku bisnis yang dapat dikatakan senior, ia menyarankan pada para entrepreneur muda untuk selalu ulet dan pantang menyerah selain kecerdasan. Baginya, kegagalan adalah hal biasa dan merupakan salah satu titik masuk untuk mengoreksi diri. Selain itu terdapat kritik yang menjadi titik masuk lain agar kita dapat mengoreksi diri. Ia mengakui, di CGN sendiri, saling kritik merupakan hal biasa dilakukan sebagai cara mengingatkan agar jangan terlena dengan apa yang sudah didapat. “Saya rasa dasarnya itu. Artinya semua orang berusaha dengan kiat masing-masing, tapi dasarnya dia harus ulet, pantang menyerah, dan selalu mengoreksi diri,” sarannya.

Sampai saat ini, CGN telah melayani puluhan klien, baik perusahaan dalam negeri maupun perusahaan multinasional di Indonesia. Beberapa perusahaan nasional antara lain Trakindo Group, Sampoerna Group, Garuda Indonesia Airlines, Pertamina, Bank Mandiri, Metro Tv Studio 2, dan lainnya. Sedangkan beberapa perusahaan multinasional yang pernah dilayani CGN antara lain Total Indonesia, Exxon Mobile Oil Indonesia, Barclays Bank, dan lainnya. Sedangkan untuk proyek-proyek di luar negeri, di antaranya Hotel Horison Hanoi, sekolah perhotelan di Swiss, dan restoran di Bangkok-Singapura-Kuala Lumpur.(Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved