Setelah sukses mengantongi laba Rp 418,52 miliar untuk tahun buku 2010, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan laba bersih pada 2011 naik menjadi Rp 525 miliar. “Kami harapkan pertumbuhan laba tahun ini bisa 25 persen. Rata-rata pertumbuhan kami pert tahun segitu,” jelas Yuslam Fauzi, Direktur Utama Bank Syariah Mandiri.

Diungkapkan Fauzi, kenaikan laba 2010 sebesar 43,85 persen, yaitu dari Rp 290,94 miliar tahun 2009 menjadi Rp 418,52 miliar pada 2010. Pendapatan dari penyaluran dana pada 2010 mencapai Rp 3,45 triliun, naik 38,55 persen dibanding posisi Desember 2009 sebesar Rp 2,49 triliun.

Untuk total pembiayaan yang disalurkan pada Desember 2010 sebesar Rp 23,97 triliun, atau naik 49,21 persen dari Rp 16,06 triliun pada 2009. Pembiayaan itu disalurkan kepada usaha mikro, kecil dan menengah dengan porsi 66,36 persen dan sisanya adalah pinjaman kepada korporasi. Porsi UMKM akan terus dinaikan, karena misi BSM adalah menjadikan UMKM 100 persen untuk tujuan penyaluran kredit.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan selama 2010 meningkat sekitar 49,96 persen dari Rp 19,34 triliun menjadi Rp 29 triliun pada akhir 2010. Peningkatan DPK itu menopang pertumbuhan aset yang mencapai Rp 32,48 triliun, naik 47,40 persen dari 2009 sebesar Rp 22,04 triliun.

Selama 2010, modal BSM meningkat sekitar 26,25 persen dari semula Rp 1,6 triliun menjadi Rp 2,02 triliun. Peningkatan modal terjadi karena adanya peningkatan modal disetor dan laba perusahaan.

Hingga akhir 2010 rasio kecukupan modal BSM mencapai 10,60 persen. Jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan pencapaian tahun 2009 sebesar 12,39 persen. Meski demikian, PT Bank Mandiri Tbk sebagai induk perusahaan, telah menyuntikkan modal Rp 200 miliar pada 19 Maret 2011 sehingga meningkatkan rasio kecukupan modal menjadi hampir 12 persen.

Sampai medio April tahun ini outlet BSM mencapai 520 outlet yang terdiri dari 120 kantor cabang, 264 kantor cabang pembantu, 31 kantor kas, 51 konter layanan syariah dan 54 payment point.