Listed Articles

Budi Setiadharma: Berbagi Adalah Hal Terindah

Budi Setiadharma: Berbagi Adalah Hal Terindah

Bisa jadi tidak banyak orang yang tahu bahwa Budi Setiadharma adalah sosoki filantropis. Preskom PT Astra International ini memiliki jiwa sosial tinggi sejak. Maklum, pengabdiannya kepada masyarakat jarang dilihat banyak orang apalagi dipublikasikan oleh media. Pria yang gemar bermain golf ini tak segan untuk terjun langsung melakukan aksi sosialnya, baik di bidang pendidikan atau kegiatan sosial lain.

Sejak duduk di bangku SMA, mantan Presiden Direktur Astra (2002-2005) itu sudah aktif sebagai penggiat sosial. Saat menjadi siswa Loyala High School, Semarang (1963), hasratnya untuk berbagi terhadap sesama mulai muncul. Dan berlanjut manakala dia sudah kuliah di Univeristas Parahyangan, Bandung.

Sarjana Hukum tahun 1970 ini awalnya sering aktif mengikuti acara-acara sosial di kampusnya. Dari sekadar ikut membantu kegiatan sosial kampus, lalu Budi pun mulai banyak memberikan masukan berupa program-program. “Ini soal panggilan hati. Tuhan menciptakan kita untuk saling berbagi tanpa memandang banyak latarbelakang,” ujar pria kelahiran Solo, 26 Februari 1944, itu.

Saat itu, Budi mengajak dan mendorong teman-teman mahasiswa untuk singgah di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) dan Rumah Tunanetra di daerah Cicendo, Bandung. Melihat kondisi tunanetra dan murid SLB, Budi makin mantap untuk menolong mereka. Mulai dari mengibur, hingga memberikan satu dua barang yang bisa bermanfaat bagi kebutuhan mereka sehari-hari.

Setamat kuliah, Budi masih aktif di berbagai kegiatan sosial. Melalui persatuan alumni Yayasan Unpar, dia semaksimal mungkin untuk selalu hadir dalam setiap kesempatan. Namun karena aktifitas dan pekerjaannya sangat menyita waktu, apalagi dia juga menjabat sebagai pejabat tinggi di beberapa perusahaan, dia memutuskan untuk berhenti ambil bagian di Yayasan Unpar.

Meski sudah keluar dari yayasan almamaternya, kecintaan Budi akan dunia sosial tak berhenti sampai di situ. Empat tahun lalu (2007), Budi masuk sebagai salah satu anggota di Yayasan Atmajaya. Sebuah Yayasan yang memiliki institusi pendidikan (Universitas Atmajaya) dan institusi kesehatan (RS Atmajaya). Di tahun pertama, Budi hanya menjabat sebagai anggota biasa. Masuk tahun kedua, Budi pun dipercaya menjadi Wakil Ketua Yayasan.

Sewaktu menjabat Presdir Astra, Budi juga kerap tampil dalam acara-acara sosial, tepatnya dalam kegiatan corporate social responsibility (CSR) Astra. Saat bencana tsunami Aceh tahun 2004, Astra menyumbang dana sekitar Rp 47 miliar, alat berat, dan barang kebutuhan lainnya.

Selain aktif kegiatan CSR Astra, Budi juga giat di Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Yayasan ini sudah berdiri sejak tahun 60an. Visi dan misi dibentuknya YDBA adalah menjadi institusi yang terbaik di bidang pembinaan dan pengembangan UMKM di Indonesia, sebagai value chain bisnis Grup Astra dengan penekanan pada perkuatan UMKM dan masyarakat, membina dan mengembangkan UMKM yang terkait dan tidak terkait dengan bisnis Grup Astra, membina dan memberdayakan usaha ekonomi masyarakat di sekitar lokasi network Grup Astra, mengembangkan potensi kewirausahaan dan meningkatkan keterampilan masyarakat.

Di YDBA, Budi selalu menyempatkan diri untuk memberi masukan kepada pihak yayasan agar pengelolahan dan pembinaan kepada UMKM yang dituju tepat sasaran. Dia tak segan berbagi ilmunya kepada UMKM.

Meski getol mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, namun Budi sering menyayangkan banyaknya pihak yang “setengah hati” melakukan aksi sosial untuk masyarakat. Kadang, ada beberapa korporat yang “naik turun” mengadakan aksi sosial. Belum lagi urusan donatur yang masih sangat sulit didapatkan.

Salah satu bentuk keseriusan Yayasan Atmajaya untuk membantu masyarakat, contohnya mendirikan RS Atmajaya Pluit. RS Atmajaya tersebut RS pendidikan, sehingga masyarakat dari kalangan manapun bisa mendapatkan layanan di RS itu. Tak mengherankan bila RS itu selalu defisit Rp 7-8 miliar setiap tahun. Lantas, apakah ditutup? “Tidak. Kami tidak akan menutup rumah sakit tersebut. Masyarakat di sana butuh pengobatan. Kami ingin RS Atmajaya Pluit menjadi perpanjangan tangan dan media kami untuk berdedikasi kepada warga setempat,” jelas Budi menegaskan.

Pengalaman yang paling berkesan dari bapak dua putra ini adalah ketika ia menyikuti pelatihan Asia Works enam tahun silam. Bersama 20 rekannya, Budi mengusulkan untuk membantu melakukan renovasi di sebuah SD di Bekasi.

Dari banyak pengalaman itulah, Budi tetap berkomitmen untuk selalu semaksimal mungkin memberikan sumbangsih kepada masyarakat. “Kapan pun, dimana pun, dan apa pun bentuknya”. Itulah prinsipnya dalam membantu orang.

Bapak dari Arya Pradana (27 tahun) dan Ardi Dwinanta (27 tahun) ini ke depannya berharap untuk bisa terus aktif dalam kegiatan sosial. Dia pun tak segan untuk mengajak keluarganya ambil bagian. Sekecil apa pun aktifitasnya. “Kita harus sadar bahwa berbagi adalah hal terindah,” tutur eksekutif yang bijak ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved