Listed Articles

CEO Marvell: 'Maniak Teknologi' yang Cinta Indonesia

CEO Marvell: 'Maniak Teknologi' yang Cinta Indonesia

Dunia teknologi sempat ‘gempar’ dengan kabar akuisisi salah satu anak perusahaan Intel oleh perusahaan ‘muda’ bernama Marvell pada 2006. Dalam kurun 16 tahun, perusahaan ini berhasil berada di posisi ketiga terbesar dunia sebagai perusahaan semikondukter modern. Siapa sangka, pendiri sekaligus CEO Marvell Technology Group Ltd merupakan ‘anak negeri’.

Dr. Sehat Sutardja merupakan salah satu pioner semikonduktor modern. Pria asal Jakarta ini menggebrak dunia teknologi dengan desain semikonduktor mutakhir untuk berbagai industri seperti data storage, komputasi seluler dan telepon. Yang menarik, ia berhasil mengumpulkan 260 paten dan pada 2006, dinobatkan sebagai Inventor of the Year oleh Silicon Valley Intellectual Property Law Association.

“Dunia telah berubah. Teknologi sudah berkembang sangat pesat. Kita tidak lagi mengenal batas waktu dan tempat. Halangan jenis apapun bisa diselesaikan berkat bantuan teknologi. Teknologi mampu mengurangi biaya dan berdampak besar bagi kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujar Sehat Sutardja.

Saat ditemui di SMP Kanisius, Jakarta, pria kelahiran 1961 tampak sangat ramah dan bersahaja. Ia tidak sungkan berbincang dan bersenda gurau dengan sahabatnya sewaktu SMP. Memiliki orangtua yang berkecimpung di bisnis perangkat mobil Mercedes-Benz, kehidupan masa kecil Sehat Sutardja tidaklah bergelimang harta.

“Saya bangun pukul lima pagi dan berangkat sekolah pukul setengah enam pagi. Saya harus menempuh jarak yang cukup jauh dari rumah ke sekolah dengan dua kali angkutan umum. Saya sangat mencintai dunia pendidikan dan perangkat elektronik,” kata Sehat Sutardja mengenang masa kecilnya. Bahkan, ia mengaku beberapa kali diomeli orangtua karena membongkar perangkat elektronik keluarga. “Saya sering membongkar radio atau chip-chip yang bisa ditemui di rumah. Saya sangat mencintai dunia ini.”

Setelah lulus SMA, Sutardja pindah ke Amerika Serikat dan mengejar gelar S1 di bidang electrical engineering di Iowa State University dan melanjutkan S2 di UC Berkeley. Di Berkeley inilah, Sehat Sutardja bertemu dan menikah dengan Weili Dai, mahasiswa asal Shanghai. Lalu pada 1988, Sehat Sutardja meraih gelar PhD dari UC Berkeley.

Pada 1995, bersama dengan istrinya dan saudara laki-lakinya, Pantas, pada 1995, Sehat membangun Marvell Technology Group Ltd yang fokus kepada penciptaan chip yang mampu membuat disk drives lebih kecil, lebih dingin dan mampu bejerja sangat cepat. Salah satu kesuksesan Marvell adalah melakukan akuisisi bisnis chip mobile Intel pada 2006. Yang menarik, pada Maret 2009, UC Berkeley membangun Sutardja Dai Hall setelah para pendiri Marvell ini mendonasikan US$ 20 juta unutk laboratorium nano-fabrication di universitas tersebut.

“Saya sangat menikmati keadaan saat saya menyusun dan membongkar alat elektronik. Ada perasaan bahagia tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tidak pernah terpikir oleh saya bahwa ini semua menajdi bisnis yang berkembang dengan sangat menakjubkan. Satu yang saya sadari adalah betapa saya sangat menikmati semua proses yang dijalani,” ujar pria yang mendapatkan IPK 3,96 saat meraih gelar strata pertama ini.

Tapi, awal mula perkembangan perusahaan tidaklah berjalan mulus. Mereka sempat ditolak beberapa kali oleh perusahaan rekanan. Selain itu, Sehat dan istrinya terpaksa kerja sambilan untuk menghidupi keluarga sekaligus mempertahankan perusahaan. “Kami membangun perusahaan pertama kali dengan modal US$18 juta. Jumlah yang tidak terlalu besar dibandingkan saat ini di mana suatu perusahaan setidaknya harus memiliki modal US$200 juta. Tahun pertama dan kedua tidak memiliki keuntungan. Tahun ketiga baru dapat US$ 20 juta, tahun keempat US$ 80 juta, bahkan mencapai US$ 100 juta. Pelajaran yang bisa dipetik adalah masuk ke dunia bisnis haruslah siap dengan semua tantangan.”

Setiap tahun, kata Sehat, perusahaan berambisi menciptakan chip yang memiliki ukuran setengah dari ukuran sebelumnya. Meskipun bertubuh mungil, chip itu harus memiliki kekuatan lebih besar serta mengurangi biaya produksi. Kami juga ingin sebuah chip mampu menyimpan beberapa prosesor sehingga mampu menciptakan kecepatan luar biasa.

Meskipun telah menjadi warga negara Amerika Serikat, Sehat Sutardja mengaku sangat mencintai Indonesia dan berniat untuk membangun desain center di tempat kelahirannya ini. Meskipun Sehat akui, masih banyak yang harus dibenahi oleh pemerintah.

“Kemungkinan untuk membangun desain center di Indonesia tentu ada. Marvell memiliki desain center yang sama di berbagai kawasan seperti Singapura, Cina, Amerika Serikat dan beberapa wilayah Eropa. Namun, sebagai pebisnis, tidak mudah untuk langsung menentukan lokasi pabrik. Kami harus mempertimbangkan infrastruktur, transportasi dan telekomunikasi suatu kawasan. Jangan sampai, proses produksi terhambat hal-hal teknis.”

Secara tersirat, Sehat mempermasalahkan kemacetan dan sarana transportasi di Indonesia. “Bagaimana kami bisa membangun sesuatu jika infrastruktur tidak memadai? Biaya membengkak karena transportasi tentu tidak kita inginkan.” Meskipun begitu, Sehat menegaskan untuk berpartisipasi dalam perkembangan teknologi di Indonesia. “Kemungkinan besar untuk membangun itu tentu ada. Diharapkan tidak sampai satu atau dua generasi mendatang. Satu generasi berkisar 1 sampai dua tahun. Perkembangan teknologi di dunia sangatlah cepat. Kita tidak perlu menunggu lama.”

Saat ditanya tentang tips sukses, Sehat hanya menjawab sederhana. “Anda tidak harus melakukan semua hal. Anda bisa memilih salah satu. Tapi, Anda harus benar-benar menyukainya dan mewujudkan semua mimpi yang Anda ‘tanam’ di satu hal itu.”


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved