Resto Korea yang berlokasi di gedung perkantoran kawasan Sudirman, Jakarta ini sangat berbeda konsepnya dari resto Korea yang bertebaran di Ibu Kota. Strategi deferensiasi disesuaikan dengan segmen pasar di gedung itu yang kebanyakan para karyawan. ?Harga murah, semua rasa disesuaikan dengan lidah orang Indonesia tanpa menghilangkan rasa aslinya, disajikan secara cepat dan praktis,? katanya berpromosi.

Tampaknya Christine serius mengelola bisnisnya. Ia rela nongkrong sampai malam di restonya, sampai ia tak punya waktu lagi untuk menikmati hobi travelling, memasak dan mencicipi berbagai makanan. Toh, hasilnya: Seoul 46 mendapat respons bagus. ?Lumayanlah meski ada juga orang yang baru mencoba masakan Korea dan merasa aneh dengan rasanya,? cerita Christine. Untuk mengantisipasinya, sejak awal ia menyebut restonya sebagai Korean Fusion dengan menyisipkan masakan Jepang, seperti chicken teriyaki, fish teriyaki dan tempura. Ia optimistis, dalam setahun sudah bisa break even point dan bisa membuka satu cabang. ?Prinsip saya dalam bisnis, kita mulai jangan terlalu besar dulu. Semua dimulai dari bawah, yang penting dalam perkembangannya, bisnis ini meningkat terus,? paparnya.